Salah satu catatan manis dari cabang olahraga Tarung Derajat dibukukan oleh atlet asal Sumatera Utara Fadhel Tirta Yudha, yang baru berusia 14 tahun. Fadhel berhasil mencatat prestasi memukau di PON Bela Diri Kudus 2025.

Bertanding di nomor Seni Gerak Tunggal Putra, Fadhel sukses meraih medali perunggu, sekaligus menjadi petarung termuda yang menembus babak final dan meraih medali di ajang nasional tersebut.

“Bangga sih bang, tapi belum bisa kasih yang terbaik. Tapi aku senang banget bisa bawa pulang medali untuk Sumatera Utara. Nggak nyangka aku sih bang (masuk final dan meraih medali), karena baru pertama kali ini ikut event nasional,” ujar siswa SMPN 1 Berastagi itu dengan senyum malu-malu.

Dalam nomor seni gerak, Fadhel tampil percaya diri dan disiplin saat mempraktikkan rangkaian jurus dasar “Judas”, yang menilai kerapihan sikap, penghormatan, serta kombinasi gerakan tendangan, pukulan, dan kibasan—baik dalam posisi menyerang maupun bertahan. Ia mengaku sudah berlatih keras sejak lama.

“Persiapan sudah sangat lama bang, kalau pemusatan hanya seminggu. Tapi tetap latihannya serius,” kata Fadhel.

Pada sesi final, Fadhel sempat memukau penonton lewat demonstrasi “Sikap Perahu” aksi ketahanan tubuh di mana perutnya diinjak oleh seorang official tanpa menimbulkan rasa sakit. Aksi ini bahkan menarik perhatian pendiri Tarung Derajat, Sang Guru Achmad Dradjat, yang kemudian memintanya mengulang demonstrasi tersebut pada upacara penutupan (closing ceremony).

“Saya nggak sakit bang (perut diinjak), ini bukan trik, tapi daya tahan tubuh. Kalau di Tarung Derajat namanya sikap perahu. Latihannya ya banyak sit up aja, dan disiplin latihan, semangat pokoknya,” tambahnya dengan polos.

Pelatih Seni Gerak Tarung Derajat Sumatera Utara, Dina May Sarah, menyebutkan bahwa Fadhel memang menjadi andalan kontingen dan telah lama diprediksi bisa membawa pulang medali.

“Kita sudah yakin karena dia dari usia muda memang sudah ditempa, dan tekniknya sudah di atas rata-rata. Dia unggulan terbaik dari Sumut. Kebetulan baru kali ini bisa ikut karena usianya sudah pas. Kalau sebelumnya sudah memenuhi syarat usia, mungkin dia sudah turun di PON Aceh–Sumut tahun lalu,” jelas Dina.

Ia pun optimistis masa depan Fadhel sangat cerah. “Kalau menurut saya Fadhel hanya kalah di jam terbang. Saya yakin kalau dia diberi kesempatan berlaga lebih sering di event nasional, dia bisa melangkah sampai ke level yang lebih tinggi lagi,” tuturnya.

Kini, Fadhel Tirta Yudha tengah dipersiapkan untuk menghadapi kejuaraan daerah berikutnya, dengan tekad kuat mengejar medali emas di PON selanjutnya. Sebuah langkah awal yang menjanjikan dari seorang petarung muda asal Kabupaten Karo, yang mulai menorehkan namanya di kancah bela diri nasional.