- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pembunuhan Keluarga Champion, Motifnya Karena Iri Hati


TS
si.matamalaikat
Pembunuhan Keluarga Champion, Motifnya Karena Iri Hati
Quote:
911: Ada yang bisa kami bantu, Bu ?
Lisa: Keponakanku Ryan Champion datang ke rumah dan pergelangan tangannya diikat lakban. Aku tak tahu apa yang terjadi. Tampaknya dia tidak terluka. Tolong kirim ambulance.
911: Ok Bu, di mana saya harus mengirim ambulance ?
Lisa: Rumah yang ada di pinggir jalan, aku akan di sana bersama Ryan, ok ?
Itu adalah sekilas percakapan telepon antara operator 911 dan Lisa Champion pada Minggu, 26 Oktober 2014. Hari itu cuaca cukup cerah di kota Cadiz di Trigg County, Kentucky. Lisa Champion sedang bersantai di rumahnya dan mendengar suara ketukan di pintu. Ketika wanita itu membuka pintu, dia mendapati keponakannya Ryan Champion dengan pergelangan tangan terikat lakban. Sementara salah satu tangannya memegang pistol.
Ryan meminta Lisa untuk menghubungi polisi dan mengirim ambulance. Lisa kemudian menghubungi 911 sesuai permintaan Ryan. Dia kemudian menuju rumah orang tua Ryan yang tak jauh dari rumahnya. Saat sampai di rumah itu, Lisa terkejut karena seluruh anggota keluarga Champion yang terdiri dari Lindsey (62 tahun), istrinya Joy (60 tahun) dan putri mereka Emily (31 tahun) tewas tertembak. Ada satu orang lagi yang tewas tertembak, tapi Lisa tidak mengenalinya. Pria itu tergeletak di depan pintu rumah, sementara tiga anggota keluarga lainnya berada di berbagai ruangan di dalam rumah.
Lisa kemudian menghubungi lagi 911, dan menceritakan apa yang dilihatnya. Tak berselang lama, polisi dan ambulance datang ke lokasi kejadian. Ryan Champion, satu-satunya anggota keluarga yang selamat kemudian dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan, meski dia tidak alami luka serius.
Quote:
Beberapa hari kemudian polisi meminta keterangan Ryan atas pembunuhan terhadap orang tua dan adik perempuannya. Selama diinterogasi oleh polisi, Ryan mengatakan yang membunuh keluarganya adalah pria bernama Vito Riservato merupakan pelakunya. Menurut keterangan Ryan, semua dimulai sekitar jam 11 siang. Waktu itu dia dan Emily sedang bersantai di rumah.
Mereka mendengar suara ketukan pintu, Ryan mengira itu adalah orang tuanya yang pulang dari gereja. Setelah pintu dibuka, yang datang ternyata Vito Riservato, orang yang baru dikenal Ryan. Dia membawa pistol dan dua gulungan lakban. Vito kemudian mengancam Ryan dan Emily.
Pria itu kemudian mengikat Ryan dan Emily dengan lakban, setelah itu mengarahkan senjata ke mereka sembari menunggu Lindsey dan Joy pulang. Tak berselang lama terdengar suara ketukan pintu lagi. Vito membuka pintu, kemudian terdengar suara tembakan. Yang ditembak adalah Lindsey dan Joy yang baru pulang dari gereja. Selnjutnya Vito masuk ke rumah dan menembak Emily.
Ketika hendak menembak Ryan, pria itu keabisan peluru, kemudian mengisi ulang peluru di magazine piatolnya, kesempatan itu dimanfaatkan Ryan untuk balik melawan dan berhasil merebut pistol Vito. Ryan kemudian menembak Vito dan berlari ke rumah bibinya yang bernama Lisa untuk meminta bantuan.
Quote:
Menurut keterangan Ryan, dia mengenal Vito baru beberapa hari sebelum tragedi pembunuhan. Dia bertemu Vito pada 23 Oktober karena urusan pekerjaan. Vito yang sedang mencari pekerjaan, diperkenalkan dengan Ryan oleh seorang teman. Ryan yang bekerja di bidang konstruksi kemudian bersedia mengajak Vito bekerja.
Ryan kemudian mengajak Vito pergi ke rumahnya mengambil beberapa barang untuk pekerjaan konstruksi, di saat itulah Vito berkenalan dengan kedua orang tua Ryan serta adiknya Emily, yang sedang berkunjung. Menurut Ryan, Vito menaruh hati kepada Emily dan mencoba merayu adiknya. Mungkin karena respon Emily yang acuh membuat Vito marah, dan akhirnya berencana menghabisi seluruh anggota keluarga Champion.
Berdasarkan cerita Ryan, polisi kemudian mencari informasi tentang Vito Riservato. Berdasarkan penyelidikan, diketahui jika Vito yang berumur 22 tahun tinggal bersama anaknya yang masih bayi di sebuah apartemen. Vito belum lama bercerai dengan istrinya dan sedang mencari pekerjaan.
Polisi kemudian meminta keterangan beberapa orang yang tinggal di apartemen yang sama dengan Vito. Salah satunya adalah Ariel Lower. Perempuan ini mengatakan, Vito bercerita bahwa ada seseorang memintanya untuk melakukan pembunuhan dengan imbalan yang sangat besar. Ariel kemudian memperingatkan Vito untuk tidak menerima tawaran tersebut, dan menyarankan mencari pekerjaan lain.
Pada saat tragedi pembunuhan keluarga Champion, Ariel menyebut Vito berpamitan untuk keluar sebentar. Dan akan segera kembali. Ariel sendiri meragukan jika Vito adalah pembunuh keluarga Champion. Wanita itu menyebut Vito tidak pernah punya pengalaman dengan senjata dan orang-orang yang mengenalnya menyebut pria itu takut dengan senjata.
Quote:
Kecurigaan polisi kemudian mengarah ke Ryan, satu-satunya anggota keluarga yang selamat. Mereka tak langsung menangkapnya sebelum menemukan bukti yang kuat. Pada 29 Oktober 2014, polisi mengajak Ryan ke rumah orang tuanya untuk rekonstruksi kejadian. Saat itu, Ryan memperagakan beberapa adegan, termasuk saat dia melawan balik Vito dan merebut senjatanya.
Selama proses rekonstruksi, semua sesuai dengan cerita Ryan, di mana Vito datang membawa senjata dan menghabisi adik dan kedua orang tuanya. Setelah rekonstruksi selesai, Ryan belum ditangkap. Namun, polisi segera mendapat petunjuk penting.
Tak lama setelah rekonstruksi, seorang pria yang mengenal keluarga Champion, mengaku melihat Ryan bersama Vito dan seorang wanita di kafe bernama Waffle House pada 21 Oktober 2014. Polisi datang ke kafe dan memeriksa rekaman kamera pengawas. Dan benar saja, Ryan bersama Vito dan seorang wanita makan bersama di Waffle House pada 21 Otktober.
Berdasarkan hasil penyelidikan, wanita yang makan bersama Ryan dan Vito diketahui bernama Ann Plotkin (41 tahun). Polisi kemudian memanggil wanita itu untuk diinterogasi. Menurut keterangan Ann, dia dan Ryan sudah lama saling mengenal dan kemudian berpacaran. Dia menyebut Ryan tidak bersalah atas pembunuhan keluarganya. Dalam postingan di Facebook tak lama setelah pembunuhan keluarga Champion, Ann memberi dukungan pada Ryan dengan menyebut pria itu tak tahu apa-apa.
Quote:
Saat interogasi, detektif polisi melihat Ann terus menatap layar ponselnya, detektif kemudian meminta Ann menyerahkan ponselnya, tapi wanita itu menolak dengan alasan privasi. Detektif yang curiga kemudian merampas paksa ponsel Ann. Setelah ponsel diperiksa, ternyata Ann mencoba menghapus pesan yang dikirim Vito dan Ryan.
Dari pesan itu diketahui jika Ann ikut membantu merencanakan pembunuhan keluarga Champion, selain itu Ann disini bertugas sebagai penghubung komunikasi antara Ryan dan Vito. Di mana Ryan menawarkan sejumlah uang kepada Vito jika dia barsedia membunuh keluarganya. Kedua pria ini jarang berkomunikasi langsung, dan lebih sering berkomunikasi dengan Ann.
Sekarang semuanya mulai menemui titik terang, polisi kemudian menahan Ryan dan Ann. Selain bukti pesan di ponsel Ann, polisi juga menemukan ketidakcocokan di cerita Ryan. Pria itu menyebut dia merampas pistol saat Voto hendak mengisi ulang peluru. Tapi, pistol Vito hanya berkapasitas 7 peluru.
Sementara ada 10 peluru yang masing-masing ditembakan ke kepala Lindsey sebanyak 4 peluru, di kepala Joy ada 2 peluru dan di kepala Emily 4 peluru. Jadi, tidak mungkin Vito berhenti sejenak untuk mengisi ulang peluru, dia pasti sudah mengisi ulang peluru sebelumnya. Ada juga keanehan di lakban Ryan, lakban di pergelangan tangannya lebih sedikit dibandingkan lakban pada Emily.
Quote:
Fakta jika Ryan adalah seorang pensiunan militer dan pernah berdinas selama 8 tahun, membuktikan jika dia adalah pelaku yang sesungguhnya. Di sisi lain, mustahil Vito yang tak berpengalaman dengan senjata mampu menembak secara presisi di bagian kepala. Kemampuan menembak seperti itu hanya dimiliki oleh personel militer terlatih.
Ryan membunuh Emily dan kedua orang tuanya, saat Vito datang, dia menghabisinya sekalian, agar tidak ada saksi tersisa. Kemungkinan Vito dibunuh agar Ryan tidak perlu membayarnya, karena Vito sebelumnya akan diberi uang jika mau membunuh keluarga Champion. Atau Vito dibunuh agar bisa disalahkan sebagai pelaku utama, dan Ryan terhindar dari hukuman.
Quote:
Pada Januari 2017, Ryan Champion dinyatakan bersalah atas empat tuduhan pembunuhan dan satu tuduhan penculikan. Tuduhan penculikan diberikan karena dia melakban tangan, kaki dan mulut adik perempuannya. Ryan kemudian mendapat hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan mendapat pembebasan bersyarat. Sementara Ann Plotkin, dijatuhi hukuman penjara 22 tahun karena ikut merencanakan pembunuhan; Ann kemudian meninggal pada Februari 2019 akibat sakit.
Meski sudah dipenjara, motif pembunuhan yang dilakukan Ryan masih belum jelas sampai sekarang. Selama persidangan, Ryan tidak menyebut alasan dia menghabisi seluruh keluarganya. Tapi, menurut pihak keluarga, diduga Ryan iri hati kepada Emily yang berhasil menjadi dokter hewan dan mendapat perhatian lebih. Ditambah, Ryan hanya anak adopsi, hal itu mungkin membuatnya berpikir berlebihan terhadap Emily dan kedua orang tuanya.
KehidupanLindsey dan Joy yang Nyaris Sempurna
Kisah cinta orang tua Ryan dan Emily bisa dibilang seperti cerita di novel atau film. Lindsey dan Joy saling kenal di sekolah menengah atas, mereka kemudian dekat dan saling berpacaran. Pada Juni 1972, keduanya memutuskan untuk menikah. Kemudian pindah ke rumah mereka sendiri, yang lokasinya tak jauh dari rumah orang tua Lindsey.
Lindsey waktu itu bekerja di kantor Layanan Kredit Pertanian setempat dan masih senang mengurus hewan di pertanian keluarganya, sekitar 360 km barat laut Nashville, Tennessee. Sementara istrinya, Joy, menghabiskan 30 tahun mengajar di sekolah menengah pertama Trigg County.
Setelah 6 tahun menikah, pasangan ini belum dikaruniai anak, pada 1978 mereka mengadopsi bayi laki-laki yang diberi nama Ryan Champion. Mereka menganggapnya seperti anak sendiri. Lima tahun kemudian, pada 23 April 1983, Joy melahirkan seorang putri, kemudian diberi nama Emily.
Maka lengkap sudah kebahagian keluarga Champion, mereka memiliki anak laki-laki dan perempuan, kehidupan mereka berjalan normal dan berkecukupan. Bisa dibilang ini merupakan potret keluarga idaman setiap orang.
Quote:
Ryan sendiri anak yang aktif dan cenderung susah diatur. Sementara Emily kebalikannya, dia sedikit pendiam tapi sangat disiplin. Menjelang usia 20-an, kedua anak ini menempuh jalan yang berbeda. Ryan memutuskan gabung militer pada usia 20 tahun, pilihan itu pun didukung oleh kedua orang tuanya. Setelah 8 tahun bertugas di militer, Ryan kemudian pindah ke Oak Grove, tak jauh dari rumah orang tuanya; dan bekerja di bidang konstruksi.
Sementara Emily memilih kuliah setelah lulus SMA pada 2001, dia lulus dari Universitas West Kentucky tahun 2004, dan lulus dari Universitas Auburn tahun 2008 dengan gelar Dokter Hewan. Wanita itu kemudian berpraktik di Klinik Hewan Baronne di Sunset, Louisiana. Emily sendiri sejak kecil menyukai hewan dan sering ikut membantu di peternakan yang dikelola sang ayah. Tak heran jika dia bercita-cita menjadi dokter hewan.
Lindsey dan Joy dikenal sangat taat beragama, dan sering pergi ke gereja saat hari Minggu. Pada 26 Oktober 2014 (tragedi pembunuhan), mereka baru saja pulang dari gereja. Sementara Emily beristirahat di rumah, setelah sehari sebelumnya mengikuti lomba lari maraton lokal pada Sabtu, 25 Oktober 2014.
Namun, di hari Minggu yang damai itu, Ryan justru membunuh ketiga orang ini. Motifnya belum jelas karena Ryan tak pernah mau mengungkapkannya. Selain iri dengan prestasi sang adik, Ryan diketahui juga alami masalah keuangan. Jadi, kemungkinan dia menghabisi seluruh keluarganya agar bisa mewarisi harta milik orang tuanya. Beberapa orang yang mengenalnya menyebut jika Ryan membenci keluarganya.
Quote:
Kehidupan Lindsey dan Joy nyaris sempurna, di hari tua mereka sibuk mengurus peternakan. Mungkin satu keiinginan mereka adalah melihat Ryan dan Emily masing-masing menemukan jodoh dan menikah, kemudian bisa segera menimang cucu.
Entah apa sebenarnya motif Ryan membunuh keluarganya sendiri ? Tapi, dia sebenarnya memiliki keluarga yang baik dan menganggapnya sebagai anak sendiri, meski dia sebenarnya anak adopsi. Namun, ketika iri hati dan kebencian menguasai, seseorang bisa nekat untuk menghabisi keluarganya sendiri.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kasus ini.
Referensi: WSPD Local 6| The Cinemaholic | People.com




kabayanpapua917 dan 69banditos memberi reputasi
2
228
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan