- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
7 Keadaan Di Mana Kita Harus Berobat ke Psikiater


TS
aurora..
7 Keadaan Di Mana Kita Harus Berobat ke Psikiater
Hai semuanya, Shalom Aleichem!

Selamat malam kalian semuanya!

Pada kesempatan yang sangat berharga ini, gue, Mbak Rora, akan membahas tentang 7 keadaan di mana kita harus berobat ke psikiater

Quote:
7 Keadaan Di Mana Kita Harus Berobat ke Psikiater
Psikiater adalah dokter umum yang mengambil spesialisasi di bidang kesehatan jiwa. Dokter psikiater memiliki kompetensi tidak hanya dalam ilmu konseling psikologis, tetapi juga dalam penggunaan obat-obatan untuk penyakit jiwa, diagnosis gangguan jiwa kompleks, serta intervensi klinis lainnya (seperti rawat inap jiwa, terapi setrum otak dalam kasus gangguan jiwa berat, dan sebagainya).
Ketika seseorang menghadapi gangguan jiwa yang ringan, mungkin cukup dengan konselor, psikolog, dukungan teman dan keluarga, atau terapi non medis. Namun, ada situasi-situasi tertentu di mana terapi psikiatri menjadi sangat penting. Dengan memilih waktu yang tepat untuk berobat ke psikiater, seseorang bisa mendapatkan diagnosis profesional, penanganan medis yang sesuai, dan pencegahan risiko yang lebih besar.
Berikut ini adalah tujuh gejala yang bisa dijadikan indikator bahwa sudah waktunya berobat ke psikiater.
1. Gangguan jiwa sudah berlangsung selama ≥ 2 minggu dan memengaruhi aktivitas sehari-hari
Seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, bisa saja merasa sedih, cemas, frustrasi, atau stres, itu hal yang sangat normal dalam hidup. Namun, ketika gejala-gejala tersebut menetap selama setidaknya dua minggu dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, misalnya kesulitan makan, tidur, atau menjaga kebersihan diri, itu merupakan peringatan penting untuk mencari bantuan profesional.
Panduan dari National Institute of Mental Health (NIMH) menyebutkan bahwa untuk mendiagnosis depresi, gejala harus muncul minimal sepanjang hari, hampir setiap hari, dan selama minimal 2 minggu, serta menimbulkan kendala dalam aktivitas sehari-hari. Demikian pula, organisasi Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA) menyatakan bahwa apabila seseorang mengalami perubahan pikiran, suasana hati, atau tubuh yang menyulitkan pekerjaan, pendidikan, atau hubungan pertemanan selama dua minggu atau lebih, maka itu adalah saatnya mencari bantuan dari fasilitas kesehatan jiwa.
Jadi, apabila Gan/Sist atau orang terdekat Gan/Sist mengalami gejala seperti tidak mau merawat diri, rasa putus asa, sulit tidur, tidak mau makan, atau gangguan konsentrasi selama lebih dari dua minggu, berobat ke psikiater adalah langkah yang bijak.
2. Halusinasi, delusi, tidak bisa membedakan mana khayalan dan mana kenyataan
Salah satu tanda paling serius yang menunjukkan perlunya penanganan psikiater adalah munculnya gejala psikosis. Gejala ini mencakup halusinasi (mendengar suara-suara yang tidak ada, melihat sesuatu yang tidak ada), atau delusi (keyakinan yang tidak rasional dan tidak berdasarkan kenyataan, dan tidak bisa diyakinkan oleh orang lain bahwa itu tidak sesuai kenyataan).
Jika seseorang mulai mengaku melihat bayangan yang tidak pernah ada, merasa dirinya menderita kanker padahal hasil pemeriksaan medis normal, atau percaya bahwa orang lain bersekongkol untuk mencelakainya tanpa alasan yang jelas, maka itu merupakan tanda-tanda bahaya yang memerlukan pertolongan psikiater. Karena kondisi seperti skizofrenia, gangguan delusi, dan beberapa bentuk gangguan bipolar dapat menunjukkan gejala berupa psikosis, pertolongan dokter diperlukan, bukan sekadar konseling psikolog biasa.
Dalam tata laksana kedokteran jiwa, pendekatan terhadap gejala psikosis harus hati-hati dan cepat, untuk mencegah komplikasi yang serius (misalnya menyakiti diri sendiri atau melakukan kekerasan pada orang lain).
3. Perubahan emosi ekstrem dan fluktuasi yang tajam
Beberapa orang mungkin mengalami perubahan emosi yang sangat ekstrem, dari rasa senang dan puas yang berlebihan, gairah berlebihan, kegigihan maksimal untuk mencapai suatu tujuan, sampai perasaan hampa atau putus asa dalam kurun waktu yang pendek. Jika perubahan ini sangat berpengaruh pada hubungan sosial, pekerjaan, atau kontrol emosi, konsultasi psikiater harus dilakukan.
Dalam artikel Cleveland Clinic, disebutkan bahwa gejala seperti ketidakmampuan mengendalikan emosi, ledakan kemarahan berlebihan, serta perubahan suasana hati yang drastis bisa menjadi indikator bahwa seseorang perlu bantuan psikiater.
Misalnya, seseorang yang dalam satu hari bisa merasa sangat bersemangat dan puas, lalu dalam waktu yang relatif singkat beralih ke rasa hampa dan putus asa yang berat, patut dicurigai sebagai gangguan bipolar atau gangguan suasana hati lainnya.
4. Pikiran atau rencana untuk bunuh diri, keinginan untuk melukai diri sendiri
Ini adalah salah satu kondisi paling gawat darurat yang tidak boleh diabaikan. Bila seseorang mulai memiliki pemikiran bunuh diri, rencana untuk melakukannya, atau bahkan melukai diri sendiri tanpa niat untuk bunuh diri tetapi sebagai pemuas emosional, orang itu harus segera mendapatkan penanganan profesional, termasuk oleh psikiater.
CDC, dalam artikelnya tentang depresi dan kecemasan, menyebutkan, bahwa jika gejala memuncak hingga muncul keinginan yang destruktif, segeralah pergi ke fasilitas kesehatan jiwa.
Karena risiko tersebut bisa mengancam nyawa, seorang psikiater memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian risiko, memberikan terapi yang sesuai, serta bila perlu menetapkan pengobatan atau rawat inap jiwa untuk stabilisasi.
5. Kegagalan terapi dan pengobatan sebelumnya, atau resistensi pengobatan
Ada kalanya seseorang telah menjalani terapi atau pengobatan (misalnya antidepresan atau terapi bicara) selama periode tertentu, tetapi gejala tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan, atau bahkan memburuk. Dalam dunia psikiatri, kondisi ini disebut resistensi terapi.
Johns Hopkins menyebutkan bahwa bagi pasien yang tidak merespons terapi dan obat standar, intervensi lebih lanjut (seperti terapi setrum otak atau penilaian ulang hasil diagnosis) mungkin dibutuhkan.
Dalam kondisi seperti ini, peran psikiater sangatlah penting. Psikiater dapat mengevaluasi ulang diagnosis, mengkombinasikan obat, mempertimbangkan alternatif (misalnya terapi stimulasi otak, pemberian obat tambahan), atau merujuk ke fasilitas kesehatan jiwa yang lebih lengkap.
6. Gangguan kecemasan akut, serangan panik, fobia spesifik berat, atau gangguan stres pasca trauma
Beberapa gangguan kecemasan, apabila intensitasnya sangat tinggi, bisa jadi terlalu sulit ditangani sendiri atau melalui konseling ringan saja. Bila seseorang mengalami serangan panik terus-menerus, ketakutan ekstrem dalam situasi tertentu, atau gejala PTSD (seperti kilas balik, mimpi buruk, atau perilaku agresif), penanganan psikiater bisa membantu.
Menurut WebMD, psikiater dapat terlibat dalam pengobatan gangguan-gangguan seperti gangguan kecemasan, ADHD (hiperaktif pada anak-anak), gangguan bipolar, dan penyakit jiwa kompleks lainnya.
Diagnosis dan pengobatan penyakit gangguan kecemasan yang berat sering kali memerlukan jenis obat yang spesifik (misalnya obat penenang, antidepresan dengan efek penenang), serta pendekatan terapi yang dibimbing oleh tenaga medis.
7. Gangguan tidur berkepanjangan, tidak mau makan, atau masalah kontrol impuls
Gangguan tidur (insomnia atau hipersomnia) yang berkepanjangan, gangguan makan (anoreksia, bulimia), atau masalah kontrol impuls (misalnya obsesi untuk mencuri berulang kali, membakar barang berulang kali, berjudi, menghabiskan uang berlebihan, menyalahgunakan alkohol, atau perilaku adiktif lainnya) bisa menjadi petunjuk bahwa kondisi psikologis yang mendasarinya lebih kompleks dan memerlukan pertolongan psikiater.
Cleveland Clinic menyebutkan, bahwa perubahan signifikan dalam pola tidur, penggunaan zat atau perilaku risiko, dan penurunan kinerja dalam pendidikan atau pekerjaan adalah indikator bahwa seseorang sebaiknya berobat ke psikiater.
Selain itu, beberapa sumber menunjukkan bahwa gangguan jiwa yang memicu gangguan makan atau kontrol impuls seringkali memerlukan kombinasi terapi (psikoterapi) dan obat, yang hanya bisa diresepkan dan dipantau oleh psikiater.
Quote:
Cara Membedakan Kapan ke Psikiater, Kapan ke Tenaga Medis Lain
Meskipun tujuh keadaan di atas merupakan indikator kuat untuk berobat ke psikiater, tetaplah penting memahami bahwa tidak semua masalah jiwa memerlukan penanganan dokter. Berikut beberapa pertimbangan tambahan:
1. Mulailah dengan pemeriksaan dasar
Dokter umum atau dokter di puskesmas dapat melakukan skrining awal, menyingkirkan kemungkinan penyebab fisik (misalnya gangguan hormon, gangguan tiroid, penyakit kronis) sebelum merujuk ke psikiater.
2. Psikoterapi ringan atau konseling bisa jadi langkah awal
Untuk gejala yang ringan, kadang konselor atau psikolog bisa menangani. Namun, bila gejala memburuk atau tidak merespon, penanganan psikiater perlu dipertimbangkan.
3. Perlu kolaborasi lebih dari satu tenaga medis
Dalam beberapa kasus, pasien mungkin memerlukan lebih dari satu tenaga medis, misalnya psikiater dan ahli gizi. Psikiater juga dapat berkolaborasi dengan dokter spesialis lain (misalnya dokter saraf atau dokter ginekologi) jika ada komorbiditas.
Quote:
Penutup
Semoga thread ini dapat menjadi panduan yang berguna untuk mempertimbangkan apakah kita perlu berobat ke psikiater. Ingat, mencari bantuan profesional bukanlah tanda kegilaan, tetapi langkah bijak untuk kesehatan yang lebih baik.
Quote:
Sumber
1. https://www.cdc.gov/tobacco/campaign...eases/depressi
on-anxiety.html (CDC)
2. https://my.clevelandclinic.org/healt...2-psychiatrist(Cleveland Clinic)
3. https://www.hopkinsmedicine.org/heal...ant-depression (Hopkins Medicine)
4. https://www.mayoclinic.org/healthy-l...h/art-20044098 (Mayo Clinic)
5. https://www.nimh.nih.gov/health/publ...ons/depression (NIH)
6. https://www.samhsa.gov/find-support/...f-needing-help (SAMHSA)
7. https://www.webmd.com/mental-health/...and-counseling (WebMD)
8. https://www.webmd.com/depression/fin...ctor-therapist (WebMD)
Diubah oleh aurora.. Kemarin 21:08


aldo12 memberi reputasi
1
154
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan