Kaskus

Female

tiwimakasiAvatar border
TS
tiwimakasi
Dari Gizipedia Hingga PojokGizi: Mengedukasi Indonesia Agar Melek Gizi
"Jangan mandi malam-malam, nanti sakit tulang",
Kalau habis olahraga jangan minum air dingin, nanti masuk angin!",

Pernah dengar kayak gini gak? Atau yang ini nih,

"Semakin banyak keringat, semakin banyak lemak yang terbakar.”

Di masyarakat kita Indonesia tercinta ini, aneka mitos macam gini masih banyak beredar dari mulut ke mulut, dan seringnya dipercaya mentah-mentah. Apalagi kalau yang ngomong itu orang-orang tua.

Mitos-mitos seperti ini sebagian jadi warisan turun-temurun, sebagian lain lahir dari obrolan santai yang salah kaprah. Padahal, menurut data Kementerian Kesehatan RI, kurangnya pemahaman dasar tentang olahraga dan gizi bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang, terutama di masyarakat yang rentan.

Menariknya, sebuah artikel di pojokgizi.id berjudul 7 Mitos Seputar Olahraga​ menjadi salah satu konten yang ramai dibaca. Artikel tersebut ditulis oleh salah satu kontributor platform, yang mengulas berbagai miskonsepsi umum dengan gaya ringan dan mudah dicerna. Tapi tahu gak kalau artikel ini hanyalah satu contoh dari ratusan konten edukasi yang lahir dari satu visi besar: mengubah cara masyarakat Indonesia memahami kesehatan dan gizi?

Di balik platform ini, berdiri sosok muda bernama Ayu Fauziyyah Adhimah, lulusan gizi yang perjalanannya penuh semangat, inovasi, dan ketekunan.
Dari Gizipedia Hingga PojokGizi: Mengedukasi Indonesia Agar Melek Gizi

Sumber: pojokgizi.id


Awal Perjalanan: Dari Mahasiswi ke Penggerak Edukasi

Kisah Ayu dimulai saat ia masih menjadi mahasiswi jurusan gizi. Ia menyadari bahwa literasi gizi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Ia gemas dengan kondisi banyaknya masyarakat yang lebih mempercayai informasi influencertanpa latar belakang kesehatan atau gizi daripada sumber ilmiah yang sulit diakses.

Data Kementerian Kesehatan RI​ tahun 2023 menunjukkan prevalensi stunting nasional masih berada di angka 21,5%, jauh dari target WHO <14% pada 2024. UNICEF Indonesia menegaskan bahwa salah satu penyebab utamanya stunting di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan gizi keluarga, sehingga 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting. Dan gawatnya sampai tahun 2024, 57% masyarakat Indonesia masih saja percaya pada informasi kesehatan yang keliru, terutama yang disebarkan melalui media sosial. Pantaslah anak Indonesia banyak kali yang kena stunting ya.

Jadi salah satu penyebab tingginya angka stunting di negeri kita bukan cuma karena kurang gizi saja, tapi kurangnya pengetahuan tentang gizi, (bahasa Medannya "O-ON"). Aneh ya kan, kalau dibilang rakyat Indonesia kurang gizi, sementara negeri kita ini kaya raya sumber alamnya. Batang ubi dilemparkan di tanah di tanah saja pun bisa tumbuh subur. Miris gak tuh.

Melihat kondisi ini, Ayu merasa terpanggil. Ia tidak ingin edukasi gizi hanya berhenti di ruang kuliah atau seminar formal. Ia ingin membawanya ke ruang digital, tempat masyarakat, terutama generasi muda, lebih banyak menghabiskan waktu. Biar gak kena Informasi hoaks saja ya kan.

Lahirnya Gizipedia: Platform Gizi Digital Pertama

Pada September 2019, Ayu bersama rekannya, Yusrina Husnul, mendirikan Gizipedia Indonesia, platform edukasi gizi berbasis digital. Gizipedia ini ditujukan untuk menyebarkan informasi gizi secara ilmiah, tetapi dengan gaya yang ringan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Di 2023 bergabung juga Salsabila untuk melengkapi tim inti Gizipedia.

Yang buat aku salut, mereka ini ternyata tak ada yang tinggal di kota yang sama, lho. Jadi ceritanya mereka mengelola Gizipedia ini secara daring.

Melalui media sosial dan situs web, Gizipedia mulai menyajikan konten tentang pola makan sehat, mitos seputar gizi, tips praktis untuk ibu rumah tangga, hingga fakta-fakta kesehatan terkini. Dalam waktu singkat, platform ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat, khususnya kalangan muda dan profesional kesehatan.


Transformasi ke Pojokgizi: Ruang Kolaborasi Nasional

Setelah lima tahun berjalan, perjalanan Gizipedia berkembang ke arah yang lebih besar. Pada November 2024, didirikanlah Pojokgizi Indonesia atau yang kita kenal dengan Pojokgizi.ID sebagai wadah kolaboratif untuk para ahli gizi, tenaga kesehatan, mahasiswa, dan masyarakat umum. Tujuannya sederhana tapi ambisius: membangun ruang bersama untuk edukasi kesehatan yang kredibel, gratis, dan mudah diakses.

Pojokgizi.id ini bukan hanya sekadar blog, melainkan gerakan nasional untuk meningkatkan kesadaran gizi. Setiap bulan, puluhan kontributor mengirimkan tulisan yang kemudian dikurasi oleh tim redaksi. Ayu dan rekan-rekannya berperan sebagai motor penggerak, memastikan konten yang tayang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Aku pribadi suka banget sama konten-konten di Instagramnya @PojokGizi.id ini, sering lewat di beranda dan muncul di pencarian IG ku ini mah. Tak jarang setelah baca pos nya, jadi bilang, "Oh ternyata gitu, ya", atau "Eh, ternyata selama ini keliru ya kitanya".


Daring dan Luring: Pendekatan Empatik jadi Kunci Ayu dan Tim

Salah satu keunikan Ayu adalah kemampuannya menggabungkan pendekatan ilmiah dengan komunikasi publik yang luwes. Ia aktif memberikan pelatihan menulis konten kesehatan, mengadakan webinar, dan bekerja sama dengan komunitas-komunitas lokal untuk menyebarkan edukasi gizi secara luring.

Ayu memulai semua ini dengan modal kecil dan tim relawan. Tapi berkat konsistensinya, Gizipedia yang kemudian menjadi Pojokgizi berkembang menjadi sumber rujukan populer bagi masyarakat dan media nasional.

Ayu percaya bahwa edukasi kesehatan tidak cukup hanya dengan “memberi tahu”. Ia juga mengajak masyarakat berdialog, mendengar keresahan mereka, lalu pelan-pelan memberikan penjelasan yang masuk akal.

Kalau kita terlalu kaku, orang langsung menutup diri. Tapi kalau kita ajak ngobrol, mereka jadi lebih terbuka,” tuturnya.

Selain aktif mengelola platform daring, Ayu dan timnya juga rutin mengadakan kelas gizi di sekolah, Posyandu, dan komunitas lokal. Dengan menggaet komunitas-komunitas lain, timnya beranggotakan relawan—penulis, editor, dan desainer—yang memiliki semangat sama: menyebarkan informasi kesehatan yang benar dengan cara yang menyenangkan.


Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024

Pada Oktober 2024, kerja keras Ayu Fauziyyah Adhimah diganjar dengan menerima penghargaan Satu Indonesia Awards 2024 dari Astra, untuk kategori kesehatan. Penghargaan ini diberikan kepada anak muda yang berkontribusi nyata dalam menyelesaikan masalah sosial di Indonesia.

Meski begitu, Ayu tetap rendah hati. Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, ia menyebut bahwa penghargaan ini "bukan akhir, tapi awal untuk memperluas dampak". Ia optimis dengan penghargaan ini membuka lebih banyak peluang kolaborasi, sehingga makin banyak orang yang peduli pada edukasi gizi.

Kisah dari seorang Ayu Fauziyyah sekali lagi mengingatkan kita bahwa perubahan besar bisa dimulai dari sebuah langkah kecil. Yang digagas Ayu ini mulainya hanya dari “pojok” edukasi sederhana di dunia maya, hingga menjadi gerakan nasional yang memengaruhi cara ribuan orang memahami gizi. Awalnya hanya seperti kepakan sayap sebuah kupu-kupu ya kan.

Dari Ayu kita belajar bahwa pengetahuan, bila dikelola dengan tepat, dapat menjadi kekuatan perubahan sosial. Selama ada niat, pengetahuan, dan keberanian untuk berbagi, siapa pun bisa ikut berkontribusi supaya Indonesia melek gizi, untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat.



Referensi

1.
https://pojokgizi.id

2.
https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...ewat-gizipedia

3.
https://www.goodnewsfromindonesia.id...ngan-gizipedia

4.
[url]https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/10/13/dari-konten-edukasi-ke-gerakan-nasional-kisah-pojokgizi-penerima-apresiasi-satu-indonesia-awards-2024-astra​[/url]

5.
https://www.unicef.org/indonesia/id

6.
https://www.kemkes.go.id
Diubah oleh tiwimakasi Hari ini 13:15
0
18
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan