Kaskus

News

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Beroperasi dalam Senyap, Rudal Flying Ginsu Kembali Beraksi di Suriah
Quote:




Jauh dari hiruk pikuk perang Ukraina dan Rusia, Amerika ternyata masih melakukan "bersih-bersih"kelompok teroris di Suriah. Meski pemimpin sebelumnya, Bashar al Assad telah digulingkan dan Suriah kini berada di bawah pemerintahan Ahmad al Sharaa, Amerika rupanya belum puas dengan pemerintahan saat ini.

Amerika meminta Suriah untuk mengeliminasi organisasi yang masuk dalam daftar organisasi teroris, akan tetapi Suriah belum menanggapi lebih lanjut. Karena tidak ada respon, pada Kamis Pahing, 2 Oktober 2025, Amerika meluncurkan serangan terhadap salah satu anggota Ansar Islam.

Serangan dilakukan memakai drone MQ-9 Reaper, drone tersebut menembakan rudal AGM-114R9X Hellfire Flying Ginsu. Rudal yang membawa 6 bilah pedang itu menyerang bagian depan mobil yang dikendarai oleh Muhammad Abd al Wahhab al Ahmad. Mobil yang dikemudikannya di serang di provinsi Idlib. Pria ini tewas seketika, setelah bilah pedang dari rudal Flying Ginsu menembus mobilnya.

Ansar Islam dikategorikan sebagai kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al Qaeda. Organisasi ini telah beroperasi di Irak dan Suriah selama hampir tiga dekade. Di sisi lain, Ahmad yang dijadikan target serangan Amerika, merupakan perencana serangan senior yang berafiliasi dengan Al Qaeda.

.
Quote:


Militer Amerika di Timur Tengah yang bernaung di bawah komando US Central Command telah menargetkan para pemimpin Hurras al Din selama beberapa tahun, sebuah cabang resmi Al Qaeda di Suriah. Kelompok itu telah diserang empat kali sebelum bubar pada akhir Februari 2025.

Serangan itu terjadi saat pemerintah AS dan sekutu Baratnya sedang merayu Ahmad al Sharaa, presiden Suriah dan kepala Hayat Tahrir al Sham (HTS), yang merupakan cabang Al Qaeda di Suriah dan Organisasi Teroris Asing yang terdaftar di AS hingga pemerintah AS mencabut penunjukan tersebut pada bulan Juli 2025.

Sharaa dan pemerintahannya belum mengambil tindakan terhadap Ansar Islam maupun kelompok teroris sekutu Al Qaeda lainnya yang beroperasi di Suriah, seperti Partai Islam Turkistan, meskipun ada tekanan dari AS untuk memberangus teroris asing.

Pada September 2025, Sharaa bertemu dengan Laksamana Brad Cooper, komandan US Central Command, di saat yang sama Amerika terus membasmi sisa-sisa kelompok yang terafiliasi dengan Al Qaeda. Sharaa yang dulu dikenal sebagai Abu Mohammad al Jolani, masih masuk dalam daftar Teroris Global menurut data AS. Belum diketahui apa yang direncanakan Sharaa untuk kedepannya.

Ini bukan pertama kali Amerika membunuh pentolan teroris, sebelumnya pada 23 Februari 2025, Muhammed Yusuf Ziya Talay tewas setelah mobil yang dikendarai dihantam Flying Ginsu.. Muhammed Yusuf Ziya Talay adalah pemimpin militer senior organisasi teroris Hurras al-Din yang terafiliasi dengan Al Qaeda.

Quote:


AGM-114R9X yang punya nama panggilan Flying Ginsu, dikembangkan secara rahasia oleh Amerika. Senjata ini selalu muncul dalam operasi melawan kelompok teroris, meski Amerika tidak pernah memberi pengakuan resmi atas keberadaan rudal tersebut. Unit pasukan yang dipercaya menembakan amunisi ini adalah Joint Special Operations Command (JSOC), unit ini juga penuh kerahasiaan. Ada dugaan CIA juga berperan dalam setiap misi yang melibatkan JSOC dan penggunaan amunisi Flying Ginsu.

Spesifikasi resmi tentang senjata ini masih dirahasiakan, menurut beberapa media Amerika, AGM-114R9X kemungkinan memiliki kemampuan pemandu unik yang memanfaatkan otomatisasi supaya dapat menyerang dengan sangat presisi hanya pada satu bagian kendaraan. Semisal bagian kabin depan, salah satu bagian yang sering diserang.

Meskipun kerahasiaan yang ketat menyelimuti rudal ini, rudal tersebut selalu meninggalkan bekas benturan, efek kerusakan, dan puing-puing yang teridentifikasi terlalu jelas karena tidak adanya hulu ledak peledak untuk menyembunyikan penggunaannya. Tapi, tetap saja, meski ada bukti di lapangan, Amerika tidak pernah mengakui penggunaannya.

Quote:


Dibekali 6 buah pedang lipat (switchblade), Flying Ginsu dibuat untuk mengurangi korban dari pihak sipil saat dilakukan serangan terhadap target penting. Karena jika memakai rudal yang dibekali hulu ledak peledak, korban sipil yang jatuh akan banyak. Jika terkena rudal ini, kondisi tubuh korban akan tercabik-cabik serta sulit dikenali. Rudal biasanya dipakai mengeliminasi tokoh penting seperti pimpinan kelompok teroris.

Nama Ginsu sendiri diambil dari nama pisau dapur yang terkenal di Amerika. Varian dasar Flying Ginsu yang diberi kode AGM-114 Hellfire biasanya dipasang pada helikopter serang AH-64 Apache serta drone MQ-1 Predator, merupakan jenis rudal anti-tank ini. Banyak varian yang dikembangkan dari jenis rudal ini. Hellfire standar memiliki berat 49 kg, panjang 163 cm, diameter 17.8 cm serta mampu melesat dengan kecepatan Mach 1.35 (1.601 km per jam).

Kemungkinan Flying Ginsu juga punya spesifikasi yang sama. Sayangnya tidak begitu banyak data yang diketahui soal ini. Flying Ginsu tercatat mulai digunaka tahun 2017. Sampai hari ini sudah banyak korban berjatuhan akibat serangan rudal tersebut.



Referensi: US Central Command& Long War Journal
69banditosAvatar border
nikmatulsiti319Avatar border
nikmatulsiti319 dan 69banditos memberi reputasi
2
70
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan