Pada kesempatan yang sangat berharga ini, saya akan menjelaskan tentang suplemen yang dibutuhkan tiap-tiap golongan darah
.
Nah, daripada kalian semua penasaran, langsung saja yuk, kita ke topik utamanya
Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak masyarakat yang percaya bahwa pengaturan pola makan berdasarkan golongan darah itu baik untuk kesehatan. Beberapa teori populer menyebutkan bahwa setiap golongan darah memiliki kecenderungan metabolisme, tingkat stres, dan kebutuhan gizi yang berbeda. Meskipun belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah, konsep ini tetap menarik untuk dikaji dari sisi gizi dan kesehatan.
Thread ini akan membahas tentang empat jenis suplemen yang sering dikaitkan dengan golongan darah tertentu, yaitu vitamin K untuk golongan darah O, vitamin B12 untuk golongan darah A, valerian untuk golongan darah AB, dan magnesium untuk golongan darah B, beserta penjelasan ilmiah mengenai fungsi dan manfaat masing-masing zat tersebut.
Suplemen yang Dibutuhkan Tiap Golongan Darah
1. Golongan Darah O: Vitamin K
Vitamin K dikenal sebagai vitamin yang berperan penting dalam proses pembentukan protrombin dan kesehatan tulang. Orang dengan golongan darah O kerap disebut memiliki kekuatan fisik yang tinggi serta sistem pencernaan yang lebih kuat terhadap protein hewani. Karena itu, sebagian teori nutrisi menyebutkan bahwa mereka membutuhkan dukungan tambahan dari vitamin K untuk membantu proses pembentukan protrombin dan menguatkan tulang.
Menurut Office of Dietary Supplements – National Institutes of Health (NIH), vitamin K membantu tubuh dalam memproduksi protrombin dan mengatur metabolisme tulang. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan rendahnya kadar protrombin dan kerapuhan tulang.
Selain itu, National Health Service (NHS) Inggris juga menjelaskan bahwa vitamin K juga berperan dalam menjaga kesehatan pembuluh darah dan jantung, serta penting bagi bayi baru lahir untuk mencegah perdarahan serius.
Meskipun demikian, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa golongan darah O secara khusus membutuhkan vitamin K lebih banyak dibanding golongan darah lain. Suplementasi vitamin K sebaiknya dilakukan atas rekomendasi dokter.
2. Golongan Darah A: Vitamin B12
Orang dengan golongan darah A sering digambarkan memiliki sistem pencernaan yang tidak kuat mencerna daging-dagingan dan lebih cocok dengan pola makan vegetarian. Hal ini membuat mereka dianggap berisiko mengalami kekurangan vitamin B12, karena vitamin ini sebagian besar terdapat dalam produk hewani seperti daging, ikan, telur, dan susu.
Vitamin B12 memiliki peranan penting dalam pembentukan sel darah merah, fungsi saraf, dan sintesis DNA. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan saraf.
Menurut Mayo Clinic, orang yang menjalani pola makan vegetarian, atau yang memiliki gangguan penyerapan vitamin (seperti gastritis atrofi atau penyakit celiac) berisiko tinggi mengalami kekurangan vitamin B12.
Penelitian yang dipublikasikan di National Center for Biotechnology Information (NCBI) juga menegaskan bahwa kadar serum vitamin B12 yang rendah berhubungan dengan gangguan sel darah dan saraf. Namun, tidak ditemukan hubungan langsung antara kebutuhan vitamin B12 dengan golongan darah tertentu.
Dengan demikian, suplemen vitamin B12 direkomendasikan terutama bagi individu dengan risiko kekurangan, bukan berdasarkan golongan darah semata.
3. Golongan Darah AB: Valerian
Golongan darah AB sering disebut memiliki karakteristik sistem saraf yang tegang dan mudah mengalami stres emosional. Karena itu, beberapa teori nutrisi alternatif menyarankan penggunaan valerian, sejenis tanaman herbal yang dikenal memiliki efek menenangkan dan membantu tidur.
Valerian telah lama digunakan sebagai suplemen herbal untuk meredakan kecemasan, stres, dan insomnia ringan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak valerian dapat meningkatkan kualitas tidur tanpa efek ketergantungan, meskipun hasilnya masih bervariasi.
Menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), meskipun valerian relatif aman digunakan dalam jangka pendek, efektivitasnya sebagai obat penenang alami belum sepenuhnya terbukti secara klinis.
Oleh karena itu, penggunaan valerian untuk golongan darah AB sebaiknya tidak dianggap sebagai keharusan, melainkan sebagai opsi tambahan yang harus dikonsultasikan dengan dokter, terutama bila pengguna sedang mengonsumsi obat penenang atau antidepresan.
4. Golongan Darah B: Magnesium
Magnesium merupakan mineral esensial yang berperan dalam lebih dari 300 reaksi biokimia tubuh, termasuk fungsi otot, sistem saraf, dan produksi energi. Orang dengan golongan darah B sering digambarkan memiliki metabolisme yang seimbang, namun mudah mengalami stres akibat gaya hidup modern. Oleh karena itu, magnesium dianggap penting untuk menjaga kestabilan sistem saraf dan mencegah kelelahan.
Penelitian yang dimuat dalam ResearchGate (2024) menjelaskan bahwa defisiensi magnesium dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk kekakuan otot, gangguan jantung, dan kelelahan kronis.
Selain itu, BetterYou (2023) menekankan bahwa kombinasi magnesium dengan vitamin B kompleks dapat meningkatkan kinerja sistem saraf dan membantu mengelola stres, terutama pada individu yang aktif.
Namun, sama seperti vitamin dan suplemen lainnya, kebutuhan magnesium tidak berkaitan langsung dengan golongan darah, melainkan dengan gaya hidup dan pola makan seseorang.
KESIMPULAN
Meskipun menarik untuk dipelajari, sama seperti teori kepribadian berdasarkan golongan darah, konsep suplemen berdasarkan golongan darah juga belum memiliki bukti ilmiah yang kuat. Kebutuhan vitamin dan mineral seseorang lebih dipengaruhi oleh pola makan, usia, kondisi kesehatan, aktivitas fisik, dan faktor genetik lainnya, bukan oleh golongan darah semata.
Suplemen seperti vitamin K, vitamin B12, valerian, dan magnesium memang memiliki manfaat kesehatan yang sudah terbukti secara ilmiah, tetapi penggunaannya harus disesuaikan dengan kondisi individu dan atas rekomendasi dietisien atau dokter. Penggunaan suplemen tanpa indikasi medis tidak disarankan karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi atau interaksi obat.