Kaskus

Entertainment

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Mengapa Kamu Membunuh Ibumu ? Cerita Mengerikan Gadis 14 Tahun dari Mississippi
Quote:





911: Bisa beri tahu kami lokasi anda ?

Heath: Saya ingin melaporkan kejadian penembakan ! Tolong ! Istriku meninggal ! Tidak tahu apa yang terjadi, putri saya mencoba menembak saya !

911: Putrimu mencoba menembakmu ?

Heath: Ya ! Dia berlari keluar dari rumah dan coba menembakku !

911: Siapa namanya ?

Heath: Carly Gregg.

911: Apakah dia masih memegang senjata ?

Heath: Tidak, saya berhasil merampas senjatanya dan dia melarikan diri.

911: Anda merampas senjatanya dan dia lari ?

Heath: Ya, dia sempat berteriak kepadaku, saya tidak mengerti apa maksudnya. Saya sudah mengunci pintu, sekarang dia ada di luar.

911: Berapa usianya ?

Heath: 14 tahun ! Oh Tuhan, dia membunuh ibunya !

911: Dia membunuh ibunya ?

Heath: Ya ! Setelah membunuh ibunya, dia mencoba membunuhku !

911: Pak...

Heath: *menangis sambil berteriak*

911: Di mana istri anda?

Heath: Oh Tuhan, kenapa ini terjadi ?

911: Pak, di mana istri anda ?

Heath: Dia tergeletak di lantai kamar putriku !



Itu adalah sekilas percakapan telepon antara Heath Smylie dan operator 911 pada 19 Maret 2024, sebuah percakapan yang mengejutkan sekaligus mengerikan. Polisi langsung datang ke rumah Heath yang berada di Brandon, blok 200 Ashton Way, Rankin County, Mississippi. Saat polisi tiba di lokasi, mereka melihat Heath masih menelepon 911. Dia terlihat sangat panik.

Heath kemudian bercerita kepada polisi, dia mengalami sedikit luka akibat tembakan pistol dari putrinya. Dia menambahkan putrinya yang bernama Carly Gregg telah melarikan diri setelah dia berhasil merampas pistol dari genggaman tangannya. Saat polisi menanyakan ciri-ciri putrinya, Heath menyebut jika dia berambut pendek warna cokelat, mengenakan kaos dan celana jeans. Informasi ini kemudian disebarkan ke seluruh polisi yang berada di sekitar lokasi kejadian.

Polisi kemudian menyebar menyusur seluruh sudut rumah untuk mencari keberadaan Carly, sementara petugas medis memberi perawatan luka Heath. Saat memeriksa rumah, polisi melihat pemandangan mengerikan. Di salah satu kamar, seorang wanita tergeletak di lantai berlumuran darah. Wanita itu bernama Ashley Smylie, 40 tahun, istri dari Heath dan juga ibu kandung dari Carly. Ada 3 luka tembak di kepalanya.

Quote:


Saat sebagian polisi mencari Carly di dalam rumah Heath, salah satu mobil patroli polisi berhasil menemukan gadis yang sesuai dengan ciri-ciri yang diberikan. Gadis itu duduk di sebuah lapangan. Polisi mendekati Carly, kemudian memborgolnya. Saat ditanya apakah dia baru saja menembakan pistol ? Dia menjawab "Ya."

Selanjutnya polisi membawa gadis itu untuk dinterogasi detektif, pada proses penyelidikan, polisi menemukan bukti kuat jika Carly telah membunuh ibunya. Yakni rekaman kamera pengawas yang dipasang di rumah, kamera itu merekam aksi keji Carley.

Dari rekaman kamera pengawas diketaui jika awalnya semua berjalan normal, Ashley dan Carly turun dari mobil jam 15:54 pada 19 Maret 2024. Mereka berdua baru pulang dari sekolah. Ashley merupakan guru matematika di Northwest Rankin High School. Putrinya Carly juga bersekolah di sana.

Saat masuk ke rumah, Ashley menaruh tas kemudian menuju kamar putrinya. Carly yang juga telah menaruh tasnya, tampak bermain dengan anjingnya sejenak. Tak berselang lama, dia berjalan menuju kamar kedua orang tuanya. Keluar dari kamar, Carly tampak memperhatikan situasi di sekitar rumah.

Gadis itu kemudian masuk ke kamarnya dan menembakan tiga peluru ke arah ibunya, dari rekaman kamera, terdengar teriakan Ashley saat Carly mengarahkan pistol kepadanya. Saat mengetahui ibunya sudah tak bernyawa, Carly menghubungi teman-temannya untuk datang melihat mayat ibunya. Ketika salah satu temannya datang dan diajak ke kamar Carly untuk melihat mayat sang ibu, gadis itu bertanya "Apakah kamu takut berada di dekat mayat ?"

Kepada temannya itu Carly juga berkata "Aku menembak ibu dengan 3 peluru, masih ada 3 peluru lagi yang aku siapkan untuk ayahku."

Quote:


Setelah penembakan, hanya ada satu teman perempuan Carly yang datang untuk melihat mayat ibunya. Carly kemudian menyuruh dia bersembunyi untuk melihat aksinya menembak sang ayah. Sebelumnya gadis itu telah menghubungi ayahnya memakai ponsel sang ibu. Dia mengirim pesan begini: "Kamu hampir sampai, sayang?"

Pesan itu dikirim pukul 16:14, Heath yang merupakan ayah Carly tidak curiga saat menerima pesan tersebut. Sang ayah kemudian memberi balasan: "Sebentar lagi, masih ada sedikit pekerjaan."

Tapi, saat sampai di rumah, Heath menyadari telah melihat mimpi yang sangat buruk. Ketika Heath tiba di rumah pukul 17:03, rekaman kamera dari garasi menunjukkan pria itu keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Suara tembakan kemudian terdengar, dan Heath berteriak, "Hentikan, Carly !"

Quote:


Ketika masuk ke rumah, Heath langsung ditodong senjata, peluru melesat tepat di hadapannya dan mengenai bahunya. Saat itu, dia berusaha merebut pistol dari Carly. Gadis itu sempat menembakan dua peluru lagi, ketika sang ayah hendak merebut pistol dari tangannya.

Mengetahui tembakannya gagal, Carly bergegas keluar melalui pintu belakang dan terlihat terekam kamera garasi meninggalkan tempat kejadian perkara dengan seorang teman mengikutinya. Heath menyisir seluruh rumah dan menemukan Ashley tewas dengan tiga luka tembak di kepala. Dia menelepon 911 dan saat itulah petugas dikirim ke rumah tersebut. Carly ditemukan tak lama kemudian, duduk di lapangan, dan ditahan tanpa perlawanan.



Penyakit Mental, Bisikan Gaib dan Ganja



Nama lengkapnya Carly Madison Gregg, saat kejadian umurnya 14 tahun dan berada di kelas 9, dari luar kehidupannya tampak normal. Dia punya banyak teman, serta dikenal berprestasi di sekolah. Ibunya Ashley (40 tahun) adalah guru matematika, sementara Heath ayahnya (39 tahun) seorang terapi fisik. Tempat kerja Heath hanya berjarak 8 km dari rumahnya di Brandon.

Heath bukan ayah kandung Carly, meski begitu pria itu menganggap Carly seperti anak sendiri. Keduanya kemudian membentuk ikatan yang kuat. Carly juga menganggap Heath seperti ayah kandungnya sendiri. Dalam sebuah surat yang ditulis Carly kepada Heath dalam peringatan hari ayah, dia menggambarkan betapa besar pengaruh pria itu dalam kehidupannya. Surat ini kemudian juga dibawa selama persidangan Carly. Berikut isi surat yang ditulis Carly:

Heath. Kamu lebih dari ayah dibandingkan siapa pun. Kamu adalah hal terbaik yang diberikan kepadaku sejauh ini. Kamu membawakan sedikit cahaya yang membuatku mampu bertahan. Terima kasih telah memberiku sebuah alasan untuk merayakan hari ayah. Aku akan selalu mengingat hal kecil yang kau berikan. SELAMAT HARI AYAH.

Quote:


Meski punya kehidupan yang tampak normal di luar, tapi di dalam, Carly adalah sosok yang rapuh. Selama masa pertumbuhan, dia mengalami penyakit mental, mulai dari cemas yang berlebihan sampai depresi. Hal ini sangat mengganggu kehidupannya. Dalam persidangan sebagai saksi, Heath menyebut Carly sempat sekali membawa pisau ke sekolah, dia kemudian pindah sekolah. Perbuatan itu diduga akibat penyakit mental tersebut.

Dalam persidangan, pengadilan menghadirkan ahli psikiatri Dr. Andrew Clark yang sempat menangani Carly. Dalam pernyataannya, Carly mulai merasakan depresi dan halusinasi pada umur 9 tahun. Dia juga mulai mendengar suara laki-laki yang mengatakan dunia ini tak nyata. Tapi, waktu itu dia mengabaikan suara itu. Pada umur 11 dan 12 tahun, untuk melawan kecemasan dan depresi, Carly mulai melukai dirinya sendiri.

Menjelang akhir tahun 2023, kondisi mental Carly makin memburuk dan dia mulai sering melukai dirinya sendiri. Kedua orang tuanya membawa dia untuk terapi pengobatan. Dokter memberinya resep obat, tapi Carly merasa tidak cocok dengan obat itu dan mengatakan semakin sering mendengar suara gaib setelah mengkonsumsi obat yang diberikan.

Karena tidak memberi pengaruh, Olivia Leber, perawat yang menangani Carly kemudian meningkatkan dosis obat. Tapi, masih dalam batas wajar. Olivia juga memberitahu Carly bagaimana pemakaian obat tersebut. Sekali lagi, obat itu gagal menyembuhkan Carly, dia kemudian mengeluh mulai mengalami mati rasa. Kemudian Carly berhenti mengkonsumsi obat tersebut.

Quote:


Enam minggu sebelum pembunuhan, Carly mulai menghisap ganja memakai vape pensekitar dua hingga empat kali seminggu. Selama proses interogasi yang melibatkan Dr. Andrew Clark, Carly menyebut bahwa, menghisap ganja membantunya mengatasi kecemasan dan masalah tidurnya.

Kegiatan menghisap ganja ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tapi beberapa teman Carly mengetahui hal tersebut. Salah satu teman melaporkan pemakaian ganja itu kepada ibunya setelah sekolah selesai. Dan alasan Ashley masuk ke dalam kamar putrinya pada hari tragis itu adalah untuk mencari vape pen yang dipakai Carly menghisap ganja.

Hasil penyelidikan polisi menyebutkan memang ada 4 kotak berisi vape pen di kamar gadis itu. Salah satu teman Carly berinisial TG yang dipanggil sebagai saksi dalam persidangan, menyebut Carly mengkonsumsu ganja dan kokain. Keterangan TG juga sama dengan keterangan teman lainnya berinisial BW, yang menyebut perilaku Carly berubah setelah memakai narkoba.

BW adalah teman perempuan yang datang ke rumah Carly pada pukul 16:58 setelah ibunya tewas tertembak. BW mengaku, Carly memintanya datang karena ada hal penting yang ingin disampaikan, tapi tidak menyebutkan secara spesifik. Setelah sampai di rumah Carly, BW diajak melihat mayat Ashley, dia juga diperlihatkan tempat penyimpanan senjata di rumahnya.

Quote:


Dalam persidangan, Dr. Andrew Clark juga memperlihatkan buku harian Carly, dalam tulisannya, dia mengaku mendegar suara dan berbicara dengan suara tersebut. Psikiater itu menambahkan, dalam buku hariannya Carly mengungkapkan dia sudah tidak kuat dengan penyakit mental yang diderita.

Dalam buku hariannya dia kemudian menulis begini: Ku rasa aku mengalami gangguan psikotik tadi. Seluruh kejadian ini sungguh konyol. Aku benar-benar berbicara dengan salah satu suara di kepalaku.

Quote:


Carly juga membuat catatan dengan judul What Do I Believe ?Berisi tentang apa saja yang dia percayai. Dan berikut adalah isi catatan What Do I Believe ? yang ditulis Carly:

- Tidak ada Tuhan.
- Surga dan neraka itu palsu.
- Cinta itu penting.
- Kamu tidak butuh keluarga.
- Tulis sendiri perjalananmu.
- Cintai dirimu sendiri.
- Memiliki teman itu penting.
- Jangan bergantung pada apa pun.
- Jangan pernah sendiri.
- Pergi ke tempat yang membuatmu paling nyaman.
- Terkadang kamu harus mencampur semuanya, tapi jangan pernah lupa.
- Tidak masalah menjadi jahat.
- Terkadang kamu harus melompat ke dalam kegelapan untuk melihat cahaya.

Quote:


Salah satu penyebab gangguan mental yang dialami Carly adalah perceraian orang tuanya dulu, ditambah saat Carly berusia 4 tahun, adik perempuannya yang masih bayi meninggal. Perilaku ayah kandung Carly, Kevin Gregg, juga mempengaruhi mental Carly. Kevin disebut telah menyuruh Carly minum bir satu gelas penuh saat usianya 12 tahun. Pria itu juga sering mengkonsumsi narkotika saat mengasuh Carly.

Heath, ayah tiri Carly, yang bersaksi di persidangan menyebut jika dia tidak pernah merasa takut kepada Carly setelah pembunuhan istrinya. Bagi Heath, Carly di matanya masih sepertii gadis kecil yang manis.Dia menambahkan, saat gadis itu ingin menembaknya, Heath sadar itu bukan Carly yang dia kenal.

Momen saat Carly gagal menembaknya, dia melihat gadis itu panik dan ketakutan. Heath yakin Carly tak ingin menyakitinya. Saat ayah tirinya memberi kesaksian, Carly sempat meunjukan emosi dengan menangis. Dia bahkan menundukan kepala, saat rekaman percakapan antara petugas 911 dan ayahnya diputar, ada rasa bersalah dan penyesalan di wajahnya.

Quote:


Dalam kesaksiannya, Heath mengatakan bahwa pistol .357 Magnum yang digunakan Carly disimpan di bawah sisi tempat tidur Ashley. Senjata itu milik istrinya, Ashley menyimpan pistol itu karena takut mantan suaminya Kevin akan muncul di rumah suatu hari nanti. Heath menyebut bahwa Carly juga takut pada ayah kandungnya.

Heath menyampaikan kepada hakim, selain pistol .357 Magnum, di rumahnya ada senjata lain berupa satu senapan laras ganda tanpa peluru dan satu senapan laras tunggal tanpa peluru disimpan di dalam lemari. Ada satu pistol Glock yang terkunci di brankas dan sebuah senapan angin di suatu tempat di dalam rumah.

Senjata itu biasanya dipakai Heath dan Ashley di waktu luang, dan digunakan untuk latihan menembak dan keamanan saja. Menurut Heath, Carly tidak pernah tertarik dengan senjata, meski dia dan Ashley beberapa kali meminta Carly mencoba berlatih menembak; gadis itu tetap menolak.

Quote:


Pada September 2024, Pengadilan Rankin County menjatuhkan dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan percobaan pembunuhan, Carly dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Atas dakwaan perusakan barang bukti, dengan menyembunyikan salah satu kamera pengawas di kulkas, dia menerima tambahan 10 tahun penjara. Ketiga hukuman tersebut harus dijalankan secara berurutan.

Bridget Todd dan Kevin Camp, dua pengacara Carly waktu itu menolak vonis hakim, dan ingin mengajukan banding dengan beralasan jika Carly gila. Mereka menyebut keterangan Dr. Andrew Clark yang menyebut Carly tidak ingat apa pun saat menembak ibunya. Namun, hakim menolak banding tersebut, serta menyebut Carly sebagai pembunuh yang memiliki perilaku berbahaya dan berpendapat hukuman yang diberikan sudah sesuai.

Meski motif pembunuhan Carly masih belum jelas, para ahli psikiatri menyimpulkan penyakit mental serta penggunaan narkotika sebagai penyebab utama. Ditambah ibu Carly mengetahui dia menghisap ganja, membuatnya tertekan; karena Carly masih harus mendapat persetujuan sang ibu untuk melakukan sesuatu. Hal itu kemudian tak mampu lagi ditahan Carly, membuatnya menjadi psikotik dan meghabisi nyawa sang ibu.

Quote:


Di Mississippi, terdakwa dapat dibebaskan atas dasar kegilaan jika terbukti mereka tidak dapat memahami beratnya atau dampak tindakan mereka. Namun, asisten jaksa Kathryn Newman dan ahli psikiatri Dr. Jason Pickett waktu itu menolak usulan keringanan atau pembatalan hukuman terhadap Carly. Karena berdasarkan rekaman kamera pengawas dan hasil pemeriksaan, Carly dinyatakan waras dan tidak memenuhi "standar gila" di Mississippi.

Asisten jaksa Kathryn Newman mengatakan, momen saat Carly memeriksa kondisi rumah sebelum menembak, kemudian memberitahu temannya dan mengirim pesan dengan ponsel ibunya untuk menyuruh sang ayah pulang; memberi bukti jika pembunuhan telah direncanakan. Dr. Jason Pickett juga memberi pandangan, bahwa Carly bisa membedakan mana yang benar dan salah, serta tahu konsekuensi atas tindakannya.

Pada September 2025, James Murphy, pengacara baru yang ditunjuk keluarga Carly kembali ajukan banding atas vonis penjara seumur hidup yang diberikan. Dia mengatakan ada prosedur yang dilupakan dalam penyelidikan kasus itu. Pemberian dakwaan dan vonis dinilai terlalu terburu-buru. Sampai tulisan ini dibuat, proses banding masih berjalan.

Carly Gregg ditempatkan di fasilitas khusus anak yang terlibat kejahatan dan pelanggaran hukum lainnya. Tempat itu dijaga sangat ketat. Setelah umurnya 18 tahun, Carly akan dipindahkan ke penjara orang dewasa. Seandainya banding yang diajukan ditolak, Carly Gregg akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara.




Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kasus ini.





Referensi: 1| 2 | 3 | 4
69banditosAvatar border
MemoryExpressAvatar border
mbahgugelAvatar border
mbahgugel dan 2 lainnya memberi reputasi
3
247
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan