- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Keluarga Korban Minta Pengasuh PP Al Khoziny Sidoarjo Tanggung Jawab


TS
ranggadias12
Keluarga Korban Minta Pengasuh PP Al Khoziny Sidoarjo Tanggung Jawab

Pernyataan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang sempat menyebut tragedi runtuhnya bangunan sebagai “takdir Tuhan”, kini menuai reaksi keras dari keluarga korban. Mereka menuntut pihak pesantren bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan puluhan santri tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun beritajatim.com, sejumlah keluarga korban sebenarnya ingin menyuarakan tuntutan terhadap pengurus pondok. Namun, sebagian mengaku takut akan konsekuensi yang mungkin mereka terima.
Salah satu keluarga yang berani angkat bicara adalah Hamida Soetadji, warga Sedati, Sidoarjo. Perempuan yang akrab disapa Mimid itu menegaskan, tragedi di Ponpes Al Khoziny bukanlah bencana alam semata, melainkan kelalaian manusia yang memiliki unsur pidana.
“Keluarga berharap, mendorong, dan mendesak pihak kepolisian, khususnya Polda Jatim, untuk melakukan pemeriksaan, karena tragedi ini sudah ada unsur pidananya. Tetap harus ada yang bertanggung jawab atas tragedi bencana nonalam ini karena bangunan itu tidak ambruk secara alami,” ujar Mimid, Selasa (7/10/2025).
Hingga hari kesembilan pascatragedi, Mimid mengaku belum mendapatkan kabar tentang keberadaan salah satu anggota keluarganya, Mochammad Muhfi Alfian, yang juga menjadi korban. Santri berusia 16 tahun itu masih duduk di kelas 1 SMA dan diketahui menimba ilmu agama di ponpes tersebut.
“Korban yang masih berusia 16 tahun itu belum diketahui di mana. Kemungkinan belum bisa diidentifikasi oleh tim DVI,” jelas Mimid.
Ia juga mengungkapkan kekecewaan karena tidak ada pendampingan dari pihak pondok kepada keluarga korban sejak peristiwa tersebut terjadi. Bahkan, menurutnya, hingga hari kesembilan, sang kiai belum menemui para wali santri untuk memberikan penjelasan atau dukungan.
“Hanya pengurus ponpes yang menghubungi bapak korban Muhfi, bukan pak kiai langsung. Bahkan pengurus ponpes langsung melakukan pendekatan kepada wali santri dan mendoktrin. Sedangkan Pak Kiai Inti masih takut bertemu dengan wali santri,” tambahnya.
Menindaklanjuti kasus ini, Polda Jawa Timur telah memulai proses penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi. Salah satu santri, Shaka Nabil Ichsani, telah dimintai keterangan pada Jumat (3/10/2025) lalu.
Penyidik Unit II Subdit I Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim, AKP Edi Iskandar, membenarkan adanya pemanggilan tersebut. Ia menyebutkan, pemeriksaan dilakukan berdasarkan laporan polisi dengan nomor LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR, tertanggal 29 September 2025.
“Iya (undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani), untuk panggilan saksi,” kata Edi, Selasa (7/10/2025).
Tragedi ambruknya bangunan ponpes Al Khoziny ini menewaskan sedikitnya 67 santri yang tertimbun material reruntuhan. Hingga kini, keluarga korban masih berharap adanya kejelasan, keadilan, dan pertanggungjawaban dari pihak terkait atas peristiwa memilukan tersebut.
INFO LENGKAPNYA DI SINI




mbia dan itkgid memberi reputasi
2
253
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan