Kaskus

News

creativeslen783Avatar border
TS
creativeslen783
polisi janji lakukan upaya hukum – 'Tidak bisa berlindung dengan dalih takdir'
polisi janji lakukan upaya hukum – 'Tidak bisa berlindung dengan dalih takdir'

Judul artikel terlalu panjang
Ponpes Al Khoziny sebut ambruknya musala sebagai 'takdir dari Allah', polisi janji lakukan upaya hukum – 'Tidak bisa berlindung dengan dalih takdir'

Sejumlah wali santri mengatakan tidak akan menuntut secara hukum kepada pihak pesantren lantaran menganggap kejadian itu sebagai "takdir", bukan kelalaian. Tapi pengamat keislaman menilai pimpinan pesantren harus bertanggungjawab dan "tidak bisa berlindung dengan dalih takdir". Dua orang pakar hukum juga menilai kasus ini harus ditindak agar tidak terulang lagi.

Jumlah korban meninggal akibat ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, terus bertambah hingga Senin (06/10) malam.

Namun, sejumlah wali santri mengatakan tidak akan menuntut secara hukum kepada pihak pesantren lantaran menganggap kejadian itu sebagai "takdir", bukan kelalaian.

Narasi tersebut rupanya senada seperti yang diutarakan pengasuh pondok, Abdus Salam Mujib—dengan menyebutnya "takdir Allah sehingga semua pihak mesti bersabar".

Terlepas dari semua itu, beberapa pengamat menilai penindakan hukum harus dilakukan oleh kepolisian agar peristiwa serupa tidak terulang di masa mendatang.

Akhir dari Paling banyak dibaca

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Jules Abraham Abast, berkata penyelidikan kasus ini akan dimulai setelah proses evakuasi korban dan pembersihan puing tuntas. Yang dimulai dari penyelidikan di lokasi kejadian perkara dan berlanjut ke penyidikan.

'Kejadian ini takdir dan musibah'

Pada hari ketujuh peristiwa ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, sejumlah alat berat masih bekerja memindahkan beton-beton yang runtuh.

Basarnas menyatakan pihaknya telah mengevakuasi setidaknya 63 jenazah, yang sebagian besar telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk diidentifikasi.

Sejumlah orang yang merupakan keluarga korban meninggal tampak berada di sekitar posko SAR, menunggu informasi tentang anak mereka.

Beberapa dari orang tua santri mengaku sudah diambil sampel DNA untuk keperluan pencocokan identitas jenazah.

"Sudah diambil DNA, tapi masih menunggu dicocokan dengan yang di rumah sakit," kata salah satu keluarga santri dari Sampang, Madura, Ahmad.

Mereka memutuskan bertahan di posko untuk memastikan sudah tidak ada lagi jenazah yang ditemukan.

Salah satu orang tua santri, Lina, mengaku hanya bisa pasrah dengan musibah yang terjadi.

Dirinya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa atas kejadian yang merenggut puluhan nyawa dan ratusan korban luka. Bahkan, kematian anaknya dianggap suci atau syahid, karena terjadi saat sedang menjalankan ibadah.

"Ini adalah musibah, tidak ada yang bisa menduga. Sudah jadi kehendak Allah," ungkapnya.

Ia mengaku tidak ada keinginan menuntut secara hukum atas kejadian ini, dan mengikhlaskan peristiwa yang telah terjadi.

"Orang tua tidak ada yang berpikir ke sana," lanjutnya.

Perempuan asal Jawa Barat ini berharap identifikasi jenazah yang ditemukan segera selesai, agar jenazah dapat dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan.

"Kami berharap identifikasi anak-anak kami bisa cepat selesai, agar kami bisa bawa pulang untuk dimakamkan," tandasnya.

Muhammad Sukron, wali santri asal Sampang, Jawa Timur, juga menganggap ambruknya musala Al Khoziny sebagai takdir, bukan karena kelalaian pihak pengelola pondok pesantren.

Ia meyakini pembangunan ruang ibadah itu dilakukan dengan perhitungan yang matang dan tidak ada unsur kecerobohan.

"Saya lebih ini menganggap takdir dan mudah-mudahan dengan kejadian atau peristiwa ini menjadi pelajaran buat pondok dalam membangun itu harus lebih ekstra hati-hati," kata Sukron.

Karena itu, Sukron menilai peristiwa tersebut tidak perlu dibawa ke ranah hukum sebab baginya tidak ada unsur kesengajaan dari pengasuh pondok.

Ia hanya menuntut perbaikan dalam proses pembangunan ke depannya.

"Dunia pesantren itu sami'na wa atho'na [kami mendengar dan kami patuh] kepada kiai, dan saya yakin hal semacam ini bukan faktor kesengajaan dari pengasuh, tidak ada faktor kesengajaan," sambung pria 46 tahun ini.

"Jadi saya tidak ada, tidak minta apa-apa. Mudah-mudahan ini menjadi bahan koreksi saja untuk pondok."

Sukron juga memastikan tidak ada bujukan atau rayuan dari pihak pondok pesantren agar kasus ini tidak dibawa ke ranah hukum. Namun, murni kesadaran wali santri.

"Tidak ada bujukan, rayuan dari pengasuh, pesantren enggak ada. Semuanya sesuai dengan keyakinan dari masing-masing wali santri," aku bapak dari santri Muhamad Ya'dan Rakasahud yang berhasil selamat dari reruntuhan.

'Tidak bisa berlindung dengan dalih takdir'

Ismail Al-A'lam, peneliti dari Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina, menjelaskan takdir dalam Islam adalah hukum dan ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah atas segala hal.

Sehingga, tidak ada yang meleset sedikit pun.

Tetapi, meskipun takdir sudah ditetapkan oleh Allah, manusia tidak tahu apa yang menjadi takdirnya. Maka dari itulah, manusia diperintahkan untuk bertawakal dan berikhtiar; serta beriman dan beramal saleh.

Tawakal adalah penyerahan diri dan keyakinan bahwa hasil akhir hanya milik Allah. Sedangkan ikhtiar atau usaha merupakan upaya aktif manusia mencapai tujuan.

Kedua konsep itu, kata Ismail, tak bisa terpisahkan alias harus dijalani bersamaan oleh seorang muslim dalam melakukan segala hal.

"Karena ketika seseorang cenderung ke salah satu jalan dan mengabaikan yang lain, pasti akan berkonsekuensi pada sikap keberagamaannya," ujar Ismail Al-A'lam kepada BBC News Indonesia, Senin (06/10).

"Orang yang mengutamakan tawakal saja, tapi ikhtiar sekenanya... atau bahkan tidak punya ikhtiar sama sekali, dia fatalis [menyerah pada nasib], malas untuk maju," sambungnya.

"Jadi, sekalipun takdir sudah ditentukan, ya kita harus tetap ikhtiar, berusaha."

bbc.com
itkgidAvatar border
itkgid memberi reputasi
1
313
35
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan