- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Anggota DPR ke Swasta yang Emoh BBM Pertamina: Janga Hanya Kejar Untung


TS
beacuka1
Anggota DPR ke Swasta yang Emoh BBM Pertamina: Janga Hanya Kejar Untung
Anggota DPR ke Swasta yang Emoh BBM Pertamina: Janga Hanya Kejar Untung

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi XII DPR dari Fraksi Partai Golkar, Yulisman, mengingatkan SPBU swasta agar tidak hanya mengejar keuntungan dengan membatalkan pembelian base fuel Pertamina karena kandungan etanol.
Dia menegaskan bahwa Pertamina sudah menjalankan komitmennya untuk menjaga ketahanan energi, sekaligus mendorong transisi menuju energi bersih.
“SPBU swasta tidak boleh hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek, melainkan ikut menjaga stabilitas distribusi energi untuk masyarakat,” ujar Yulisman dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/10/2025).
“Kolaborasi yang sehat antara Pertamina dan SPBU swasta adalah kunci. Kalau mekanisme bisnisnya berjalan dengan baik, maka kepentingan masyarakat sebagai konsumen akan terlindungi,” sambungnya.
Baca juga: Anggota Fraksi Golkar DPR Bela Pertamina soal Kandungan Etanol di Base Fuel
Yulisman menegaskan bahwa kandungan etanol 3,5 persen dalam base fuel Pertamina yang dipersoalkan swasta adalah bagian dari kebijakan transisi energi nasional.
Menurut dia, SPBU swasta seharusnya lebih responsif terhadap arah kebijakan energi pemerintah agar agenda transisi energi nasional juga dapat berjalan sesuai harapan.
“Justru kualitas BBM Pertamina sudah memenuhi standar tinggi. Kebijakan pencampuran etanol 3,5 persen ini adalah bagian dari strategi transisi energi yang didorong Presiden Prabowo untuk menghadirkan BBM yang lebih ramah lingkungan,” kata Yulisman.
Baca juga: Pertamina soal Etanol pada BBM: Sudah Jadi Best Practice di Banyak Negara...
Vivo dan BP AKR batal beli base fuel Pertamina
Diberitakan sebelumnya, Vivo dan BP-AKR batal membeli base fuel atau bahan bakar minyak (BBM) murni dari Pertamina.
Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar menuturkan, mulanya kedua badan usaha swasta itu sepakat memasok base fuel dari Pertamina, seiring adanya arahan pemerintah di tengah kondisi SPBU swasta yang mengalami kekurangan pasokan BBM.
Kesepakatan tersebut ditindaklanjuti oleh Vivo dan PT Aneka Petroindo Raya (APR) — joint venture BP dan AKR — melalui skema business to business (B2B) dengan Pertamina.
Namun, keduanya kini membatalkan rencana pembelian base fuel tersebut.
"Setelah dua SPBU swasta itu berdiskusi kembali dengan kami, Vivo membatalkan untuk melanjutkan. Lalu tinggal APR, tapi akhirnya tidak juga. Jadi tidak ada semua," ungkap Achmad dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).
Menurutnya, SPBU swasta batal melanjutkan pembelian base fuel karena masalah kandungan etanol.
Baca juga: Bahlil Buka Suara soal Vivo dan BP-AKR Batal Beli BBM Pertamina Gara-gara Etanol
Dia bilang, terdapat kandungan 3,5 persen etanol pada base fuel Pertamina yang membuat badan usaha swasta tidak berkenan.
"Secara regulasi diperkenankan etanol itu sampai jumlah tertentu, kalau tidak salah sampai 20 persen. Sedangkan ini ada etanol 3,5 persen. Nah ini yang membuat kondisi teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut," jelas dia.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan Vivo membenarkan pihaknya membatalkan pembelian base fuel dari Pertamina.
Baca juga: SPBU Swasta Kompak Batal Beli Base Fuel Pertamina Gara-gara Etanol
Sementara itu, Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura, menjelaskan pihaknya belum bisa membeli base fuel Pertamina karena alasan compliance dan spesifikasi.
Sedangkan Shell Indonesia menyatakan belum mengambil keputusan.
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, bilang saat ini pihaknya masih dalam koordinasi dengan internal.
https://nasional.kompas.com/read/202...a-kejar-untung
Setuju pak

Quote:
Diubah oleh beacuka1 Hari ini 07:46


creativeslen783 memberi reputasi
1
401
39


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan