Kaskus

News

mpatAvatar border
TS
mpat
Vivo Resmi Sepakat Beli BBM dari Pertamina: Transformasi Sistem Impor Bahan Bakar
Vivo Resmi Sepakat Beli BBM dari Pertamina: Transformasi Sistem Impor Bahan Bakar
SPBU Vivo akhirnya menyetujui pembelian BBM dari Pertamina melalui skema bisnis ke bisnis (B2B). Model base fuel menjadi inti dari kesepakatan baru ini untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga. (Sumber Foto: katadata.co.id)

Dalam dinamika bisnis BBM akhir‑akhir ini, satu langkah baru dilaksanakan oleh PT Vivo Energy Indonesia. Perusahaan ini menyatakan bahwa mereka telah setuju untuk melakukan pembelian bahan bakar minyak (BBM) dari PT Pertamina Patra Niaga (PPN).

Sebelumnya, Vivo mengimpor sendiri pasokan BBM dari luar negeri. Namun, dengan kesepakatan ini, mereka akan menggunakan model base fuel—yakni BBM dalam bentuk dasar, sebelum pencampuran atau pemrosesan akhir—yang dibeli dari Pertamina.

Skema B2B dan Base Fuel: Apa Artinya?

Model ini disebut bisnis ke bisnis (B2B), di mana Vivo dan Pertamina bertransaksi langsung. Dalam skenario ini, Pertamina menjadi pemasok bahan bakar dasar, dan Vivo bertanggung jawab atas distribusi dan pengolahan selanjutnya di SPBU mereka.

Konsep base fuel berarti BBM yang belum dicampur aditif akhir, pelumas, atau bahan tambahan lainnya. Dengan demikian, Vivo mengambil peran dalam tahapan pemurnian atau pencampuran sesuai standar kualitas mereka sendiri setelah membeli dari Pertamina.

Menurut data, dari sekitar 100 ribu barel (MB) kargo impor yang ditawarkan Vivo sebelumnya, sebagian akan dialihkan ke pembelian dari Pertamina.

Latar Belakang dan Motivasi

Tekanan Harga Internasional dan Biaya Impor

Selama ini, Vivo mengimpor BBM untuk memenuhi kebutuhan stok dan jaringan SPBU-nya. Biaya impor—termasuk ongkos pengiriman, bea masuk, dan risiko fluktuasi nilai tukar—menjadi beban yang tidak kecil. Kesepakatan baru ini bisa membantu Vivo mengurangi eksposur terhadap variabilitas global.

Manfaat Skala & Keandalan Pasokan Dalam Negeri

Dengan mengandalkan Pertamina sebagai mitra pemasok, Vivo dapat memanfaatkan infrastruktur dan jaringan logistik dalam negeri. Ini bisa memperkuat keterandalan pasokan dan memperpendek rantai distribusi.

Dukungan Kebijakan Nasional

Sektor energi Indonesia saat ini menghadapi tekanan untuk menata ulang kebijakan impor dan memperkuat kemandirian energi. Kesepakatan seperti ini sejalan dengan semangat penguatan kapasitas dalam negeri, dan idealnya mendapat dukungan regulasi yang kondusif.

Tantangan dan Catatan Penting

Penyesuaian Teknis dan Kualitas

Vivo harus memastikan bahwa BBM yang dibeli sebagai base fuel dapat diproses dan disesuaikan agar memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan. Tangki, fasilitas pencampuran, dan standar operasional perlu ditinjau ulang.

Kejelasan Kontrak & Kompensasi

Perjanjian antara Vivo dan Pertamina harus mencakup mekanisme harga, volume, kualitas, serta ketentuan cadangan dan penalti. Kejelasan ini penting agar tidak ada perselisihan di kemudian hari.

Reaksi dari SPBU Swasta Lainnya

Setelah berita ini muncul, Kementerian ESDM mengungkap bahwa 3 dari 4 pengelola SPBU swasta telah menyetujui skema membeli BBM berbentuk base fuel dari Pertamina. Hanya satu yang belum setuju.

Reaksi dari para pelaku swasta lain kemungkinan akan menentukan apakah model ini menjadi norma baru dalam industri distribusi BBM.

Sumber: https://www.trenmedia.co.id/vivo-res...r-bahan-bakar/
aldonisticAvatar border
aldonistic memberi reputasi
1
214
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan