- Rabu, 24 September 2025 | 14:33 WIB




AYOBANDUNG.COM -- Program Presiden Prabowo Subianto Makan Bergizi Gratis (MBG) tak berjalan sesuai rencana.
Muncul banyak kasus keracunan di berbagai daerah hingga menu makanan mulai disoroti oleh ahli gizi.
Salah satu ahli gizi dr Tan Shot Yen memberikan kritik pedas saat hadir dalam rapat bersama DPR RI untuk membahas polemik program MBG ini.
Menu makanan yang dikritiknya adalah makanan olahan dari tepung seperti burger, cilok hingga spageti.
"Yang terjadi dari Loknya sampai Papua yang dibagi adalah burger di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di Indonesia, dibagi spageti, dikasih bakmi Gacoan, oh My God," ucapnya kesal di rapat bersama Komisi IX DPR RI pada Selasa, 23 September 2025.
Padahal menurutnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang punya banyak varian sayuran namun orang-orang lebih suka memberi anak-anaknya makanan seperti burger, spageti dan makanan cepat saji lainnya.
Dia memberi solusi agar menu makanan MBG adalah makanan lokal di setiap daerah sebanyak 80 persen.
"Alokasikan menu lokal 80 persen di seluruh wilayah, saya ingin di Papua anak-anak makan ikan kuah asam, anak Sulawesi makan kapuru," tambahnya.
Meski dia juga menyadari bahwa ada anak-anak yang tidak suka dengan makanan lokal.
Namun dia tak setuju kalau menu MBG sesuai dengan keinginan anak-anak yang meminta makanan siap saji.
"Saya setuju kalau ada anak yang tidak suka pangan lokal karena mereka tidak terbiasa tapi bukan berarti lalu anaknya request," ucapnya.
Permintaan itu kemudian diiyakan oleh dapur MBG karena memang anak-anak maunya itu.
"Kalau anaknya minta cilok, masak cilok. Kalau cerdas, ciloknya bisa diganti bakso ikan," bebernya.***

https://www.ayobandung.com/umum/7915...pedas?page=all