- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menetralisir Geng Solo


TS
db84x4
Menetralisir Geng Solo

Sejumlah menteri yang dianggap mendapat sponsor dari Jokowi didepak dari kabinet. Prabowo disebut berusaha menjauhkan pengaruh Solo dari Istana Negara.
Ilustrasi : Edi Wahyono
Selasa, 16 September 2025
Abdul Kadir Karding baru mengetahui pemecatan dirinya sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dari Kabinet Prabowo Subianto pada menit-menit akhir, Senin, 9 September 2025. Pertama kali kabar itu ia dapatkan justru bukan dari staf Istana Negara.
"Sekitar jam 14.15 di kantor, ada wartawan telepon saya, ada reshuffle nih. 'Kayaknya Abang masuk.' Terus saya telepon salah satu teman wartawan di Istana. Iya (katanya), ini ada info begini-begini," ungkap Karding kepada detikX saat ditemui pekan lalu.
Tak lama, sekitar pukul 14.45, saat duduk di 'tempat favoritnya' di kantor, ia mendapat telepon dari Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Kepada Karding, Teddy menyampaikan kabar siang itu ia resmi diganti. Mendengar kabar itu, Karding mengaku legawa. Ia mengklaim, berdasarkan penuturan Teddy, pencopotannya bukan karena adanya kasus, tapi karena sebuah alasan ‘politik’.
"Dan disampaikan oleh Pak Teddy bahwa, ‘Ini peristiwa politik, Bang.’ Oke, saya bilang nggak ada masalah. Saya paham. Saya ini sudah sering, sudah cukup lama di politik, sudah sering jatuh bangun," jelas Karding.
Selepas kabar itu, Karding aktif berkomunikasi dengan anggota kabinet yang lain, termasuk mereka yang bernasib sama. Ia mengatakan sejumlah menteri lain yang terkena reshuffle saling menguatkan.
“Saya sempat saling menguatkan dengan Pak Budi Arie, saya telepon. Sabar, Mas, saya bilang. Beberapa menteri juga telepon menguatkan. Saya bilang nggak ada masalah,” ujarnya.
Adapun menanggapi istilah ‘peristiwa politik’ yang disampaikan kepadanya, Karding menyebut hal itu bagian dari kewenangan Presiden Prabowo Subianto.
“Namanya pergantian itu hak prerogatif. Hak prerogatif, terserah Presiden. Mau kapan saja. Dan alasannya terserah Presiden. Yang penting saya syukuri bahwa bukan karena saya berkasus atau saya tidak kerja,” tuturnya.

Potret Abdul Kadir Karding saat masih menjabat Menteri P2MI, usai memberikan kuliah umum di SMKN 1 Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (7/8/2025) sore.
Foto : Ambrosius Ardin/detikBali
Ia juga menolak anggapan pencopotan tersebut terkait dengan kasus foto dirinya bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bermain domino. Karding menegaskan tak ada teguran dari pejabat Istana Negara terkait peristiwa itu.
“Sebenarnya yang kasihan itu saya sama Raja Juli. Karena Raja Juli itu yang ngundang ketemu saya. Saya awalnya kan mau ke rumah beliau. Jadi dia bilang, ‘Udah, Bang, aku aja yang ke rumah’,” ujarnya.
Pertemuan itu ia akui berlangsung di posko Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Di KKSS, Karding menjabat Sekjen. Adapun permainan domino ia akui sudah biasa dilakukan, sekadar hobi untuk mengisi waktu luang.
"Anak-anak main di sini tuh, (mereka bilang) ‘Eh, Pak Menteri main dong. Sekali-sekali lawan menteri, kita’. Kalau saya memang hobi main ya. Saya juga dulu pernah main di kampung saya gitu aja. Dua kali main. Anak-anak ini, anak-anak situ tuh foto-foto gitu kan," jelasnya.
Sementara itu, dikutip dari detikcom, Budi Arie Setiadi bercerita baru dikabari bahwa dirinya dicopot dari jabatan Menteri Koperasi setelah menghadiri rapat di DPR. Bahkan dia baru mengetahuinya setelah pengumuman resmi dari Prabowo Subianto kepada publik.
"Ya, nggak ada yang perlu kaget. Biasa aja. Namanya jam setengah tiga, saya dikasih tahu (reshuffle), iya habis RDP," kata Budi Arie seusai sertijab di Kementerian Koperasi pada Selasa, 9 September 2025.
Budi Arie menyebut reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden. Walaupun di luar kabinet, ia menegaskan akan terus mendukung pemerintahan Prabowo.
"Selalu dong (mendukung Prabowo). Wong kita yang menangin," sebutnya.

Mendepak Geng Solo
Pernyataan Teddy Indra Wijaya terkait pencopotan jabatan kali ini merupakan ‘peristiwa politik’ selaras dengan keterangan sumber detikX di lingkaran elite Istana Negara. Hal tersebut terkait dipecatnya Karding dan Budi Arie adalah bagian dari langkah politik. Langkah itu diambil demi keseimbangan politik dan menetralkan secara perlahan pengaruh Joko Widodo di kekuasaan hari ini.
Prabowo disebut tidak akan mengkhianati Jokowi, tetapi hanya ingin menjauhkan anasir-anasir geng Solo dari Istana Negara.
"Ya pastilah (kesempatan mendepak geng Solo). Memang ini juga ketegasan, pelan-pelan melepaskan dari pengaruh (Jokowi). Intinya gini, dia (Prabowo) kan orang yang menghormati, permintaan orang yang berjasa sama dia. Tapi kalau nggak ada kinerjanya dianggap nggak pas terus ada kontroversi. Lalu juga Budi Arie dia mungkin merasa nggak pas kali, yaudahlah, udah dikasih kesempatan juga," ucap salah satu sumber kepada detikX pekan lalu.
Menurut sumber ini, Prabowo tak senang anak buah yang bikin gaduh di timnya. Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli, yang juga dekat dengan Jokowi, dinilai masih aman karena dianggap bukan pemicu kegaduhan.
“Karding kan udah ngomong, tanggung jawab dia (terkait foto main domino dengan Raja Juli). Karding ini kan orang yang dulu disiapkan buat ganti Cak Imin di PKB, oleh Jokowi. Kebetulan dia juga punya masalah, ya disikatlah sekalian," ungkapnya.
Sementara itu, sumber lain di lingkungan koalisi juga membenarkan masuknya Karding ke kabinet sebelumnya adalah atas rekomendasi Jokowi. Namun didepaknya Karding dari Kabinet disebut juga karena kurangnya laporan kinerja.
"Cak Imin lapor soal Sekolah Rakyat ke Presiden, tapi nggak lapor soal PMI karena Karding juga nggak ngasih laporan apa-apa ke Menko. Karding kurang memberi input ke Muhaimin Iskandar," ungkap sumber tersebut.
Menanggapi itu, Karding tak menampik jika ia dilabeli sebagai orang Jokowi. Faktanya, ia mengaku memang pernah cukup lama membantu Jokowi. Namun ia menegaskan bahwa sikap politiknya ke Prabowo.
“Kalau saya disebut orangnya Pak Jokowi, terserah saja. Pada faktanya, saya membantu Pak Jokowi lama. Tetapi sikap politik saya, sejak saya dilantik, sebelum saya dilantik, ya saya ke Pak Prabowo,” ujar Karding kepada detikX.

Menteri Koperasi Ferry Juliantono bersama pejabat lama Budi Arie Setiadi bersalaman saat serah terima jabatan di Kementerian Koperasi, Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Foto : Ari Saputra/detikcom
Karding juga menjelaskan, terlepas dari isu yang beredar, selama ini komunikasinya sangat baik dengan Jokowi. Ia merasa berutang budi kepada Presiden ketujuh Indonesia tersebut.
"Jadi memang saya dengan Pak Jokowi komunikasinya bagus. Dan saya harus begitu. Dia pernah menolong saya, saya utang budi. Masak saya ada tuan baru, terus (Jokowi) saya tinggalkan? Nggak bisalah. Tetapi politik saya selama ini full Pak Prabowo dan pemerintah," ucapnya.
Ia mengaku tak tahu pasti bagaimana persepsi publik terkait reshuffle yang terjadi. Namun, baginya, terlalu sederhana jika reshuffle ini dikaitkan dengan Jokowi.
"Siapa yang nggak pernah di Pak Jokowi? Presiden sendiri pernah di Pak Jokowi. Bukan hanya itu. Presiden juga dibantu Pak Jokowi dalam pemenangannya. Karena anaknya juga, kan," tegas Karding.
Di sisi lain, dosen ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan Presiden tidak pandang bulu dalam reshuffle. Siapa pun yang dianggap kinerjanya kurang dan menimbulkan protes publik akan diganti. Meski pada saat yang bersamaan memang tidak bisa dibantah yang masuk dalam daftar reshuffle kali ini dianggap beririsan dengan Jokowi.
"Kan gitu ya, Budi Arie, kemudian Karding, bahkan Bu Sri Mulyani yang selama ini memang dianggap cukup dekatlah dengan Pak Jokowi," kata Adi kepada detikX.
Menurut Adi, ada keinginan dan desakan dari publik untuk melakukan evaluasi terhadap para menteri. Kebetulan yang selalu diminta untuk dievaluasi itu adalah orang-orang yang dekat dengan Jokowi. Walaupun Adi menilai masih banyak orang yang dianggap dekat dengan Jokowi yang duduk di pemerintahan.
"Bahkan ada sejumlah forum purnawirawan beberapa waktu yang lalu kan meminta kepada Presiden untuk mengganti orang-orang yang dinilai sebagai orang Jokowi," ucapnya.
Reporter: Ahmad Thovan Sugandi, Ani Mardatila, Fajar Yusuf Rasdianto
Penulis: Ahmad Thovan Sugandi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Fuad Hasim
Sumber Suci
Diubah oleh db84x4 Kemarin 14:28




superman313 dan soelojo4503 memberi reputasi
2
491
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan