Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Orang Papua Jadi Penonton Politik, Lahirkan Pemimimpin demi Kepentingan Indonesia
Orang Papua Jadi Penonton Politik, Lahirkan Pemimimpin demi Kepentingan Indonesia
Orang Papua Jadi Penonton Politik, Lahirkan Pemimimpin demi Kepentingan Indonesia
Tayang: Selasa, 16 September 2025 13:29 WIT
Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: Paul Manahara Tambunan
zoom-inlihat fotoOrang Papua Jadi Penonton Politik, Lahirkan Pemimimpin demi Kepentingan Indonesia
Tribun-Papua.com/Istimewa
Victor Yeimo, Juru Bicara Internasional Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Laporan Wartawan Tribun-papua.com,Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA - Juru Bicara Internasional Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor Yeimo, menilai praktik demokrasi di Papua hingga kini masih jauh dari demokrasi sejati.

Menurutnya, pemilu yang seharusnya menjadi sarana partisipasi rakyat justru hanya menjadi prosedur formal yang dilegitimasi melalui manipulasi administratif dan kekuatan militer.

Rakyat Papua hanya menjadi penonton dalam panggung politik yang dikendalikan kolonialisme. Pilihan mereka dibatasi oleh aturan dan kekerasan yang melayani kepentingan penjajah,” ujar Yeimo dalam pernyataannya memperingati Hari Demokrasi Sedunia, Senin (15/9/2025).

Ia menjelaskan, demokrasi di Papua lebih menekankan aspek prosedural ketimbang substantif.

Padahal, demokrasi substantif menuntut partisipasi efektif, kesetaraan suara, serta kontrol rakyat atas agenda politik dan sumber daya.

“Yang terjadi sekarang hanyalah democratic facade, tirai formalitas untuk menutupi kekuasaan otoriter,” ujarnya.

Lebih jauh, Yeimo menyebut pemilu kolonial di Papua hanya melahirkan “manajer lokal kolonial” yang menjalankan kepentingan penjajah.

“Rakyat tidak memilih masa depan mereka sendiri, melainkan siapa yang akan mengelola sistem kolonial,” tambahnya, merujuk pada teori Mahmood Mamdani tentang despotisme terdesentralisasi.

Selain menyoroti kolonialisme eksternal, Yeimo juga mengingatkan soal tantangan internal gerakan kemerdekaan.

Fragmentasi, politik sektarian, dan perebutan kepentingan sempit, menurutnya, justru melemahkan kekuatan kolektif.

Revolusi demokrasi Papua harus bersifat ganda: melawan kolonialisme eksternal sekaligus membangun demokrasi internal yang menempatkan rakyat sebagai pusat kekuasaan,” tegasnya.


Yeimo menegaskan, demokrasi Papua yang diperjuangkan bukan sekadar prosedur elektoral, melainkan keterlibatan rakyat secara penuh dalam politik, ekonomi, dan budaya.

Ia menekankan pentingnya kepemilikan kolektif atas tanah, musyawarah kolektif dalam pengelolaan sumber daya, serta pengawasan rakyat terhadap kepemimpinan.

Papua menuntut kemerdekaan dan demokrasi substansial: oleh rakyat, untuk rakyat, dan atas rakyat. Masa depan Papua ada di tangan persatuan dan kesadaran kolektif,” pungkasnya. (*)


https://papua.tribunnews.com/news/11...gan-indonesia.
seruan KNPB


0
65
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan