Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Sumarsih Singgung Kekerasan TNI Dalam Aksi Kamisan ke-877 di Depan Istana
Menolak Lupa, Sumarsih Singgung Kekerasan TNI Dalam Aksi Kamisan ke-877 di Depan Istana
Sumarsih Singgung Kekerasan TNI Dalam Aksi Kamisan ke-877 di Depan Istana
Tayang: Kamis, 11 September 2025 19:27 WIB
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Dwi Rizki
zoom-inlihat fotoMenolak Lupa, Sumarsih Singgung Kekerasan TNI Dalam Aksi Kamisan ke-877 di Depan Istana
Warta Kota
AKSI KAMISAN - Suasana aksi Kamisan di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat pada Kamis (11/9/2025). Maria Katarina Sumarsih selaku orangtua korban Peristiwa Semanggi I, Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, menilai kondisi negara tidak pernah berubah sejak 1998.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aksi Kamisan ke-877 digelar di depan Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2025) sore.

Adapun aksi tersebut memperingati 41 Tahun tragedi Tanjung Priok.

Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com dilokasi sejak pukul 15.00 - 17.30 WIB, ratusan massa aksi terlihat berkumpul dengan berpakaian serba hitam, hingga memakai payung.

Awalnya, ratusan orang ini melakukan aksi berdiam ditempat, sambil menghadap Istana Merdeka.

Dalam orasinya, mereka juga menyerukan hak-hak korban dari tragedi Tanjung Priok.

"Negara harus segera memberikan hak pemenuhan korban Tanjung Priok atas keadilan, kebenaran, pemulihan serta jaminan tidak akan terulangnya peristiwa tersebut," ujar orator kepada massa aksi.

Sementara, Maria Katarina Sumarsih selaku orangtua korban Peristiwa Semanggi I, Bernardinus Realino Norma Irmawan alias Wawan, menilai kondisi negara tidak pernah berubah sejak 1998.

Menurut Sumarsih, konstitusi memberi legitimasi bagi TNI untuk masuk ke ranah sipil sehingga membuka ruang terjadinya kriminalisasi.

“Tahun 98 situasi seperti ini sama, kekerasan apa pun TNI secara UUD hukum dilegitimasi masuk ke ranah sipil, bisa masuk ke mana-mana sehingga bisa lakukan kriminalisasi,” kata Sumarsih saat ditemui usai Aksi Kamisan ke-887 di Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2025) sore.

Ia menyinggung peristiwa 28-31 Agustus 2025, yang menurutnya sebagai pelanggaran HAM berat dengan korban meluas di berbagai kota.

“Ada 10 orang meninggal, yang hilang tidak diketahui. Tahun 98 juga seperti itu,” tuturnya.

“Kalau dulu rakyat menjarah orang Tionghoa karena dia pelaku ekonomi, sekarang rakyat disuruh jarah para pejabat negara karena sikapnya tidak pro rakyat,” ia menambahkan.

Ia pun berharap, agar sipil, berjaga-jaga dalam situasi saat ini.

“Tidak ada perubahan kita seluruh rakyat harus hati hati jaga diri jangan sampai korban tindak kekerasan aparat TNI, karena masuk ranah sipil luas,” imbuh dia. (m32).

https://wartakota.tribunnews.com/nas...-depan-istana.
sudah dicap pelangagran HAM berat atas 10 korban


0
20
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan