- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Mancanegara
Mengenal Bianzhong, genta - genta perunggu dari Tiongkok kuno.


TS
arsmi170691
Mengenal Bianzhong, genta - genta perunggu dari Tiongkok kuno.
Lama ane gk post artikel baru yg menarik, kali ini ane kembali hadir, dan topik tentang artikel kali ini ane sengaja datengin langsung dari negeri tirai bambu, yaitu Tiongkok alias China. Kali ini ane ingin menampilkan tentang artefak dari Tiongkok yang lumayan asing dan jarang dibahas di media mainstream. Ini berkaitan ttg instrumen musik dari jaman Tiongkok kuno, khususnya dari jaman perunggu di Tiongkok kuno.
Sejak jaman dinasti Zhou (sekitar 2100 SM) bangsa Tiongkok kuno sudah menemukan alat musik yang berbentuk genta dan terbuat dari bahan perunggu atau gangsah sebagai bahan utamanya. Bianzhong secara harafiah bisa diartikan sbg genta - genta perunggu yang bisa menyuarakan beberapa melodi dan oktaf saat ditabuh dan merupakan tipe instrument musik idiophone. Sejarah dunia modern mengakui Tiongkok China sebagai bangsa yang sudah menciptakan orkes musik kerajaan sejak 3 millennium yang lalu.
Bianzhong secara fisik dan struktural digambarkan sbg kumpulan genta - genta perunggu yang ukurannya berkisar dari yg kecil hingga yg besar dan disusun secara seri di sebuah rancak kayu panjang. Cara memainkannya adalah dengan menabuh genta - genta itu dengan memakai martil kayu dan satu buah genta saja bisa menyuarakan lebih dari 1 melodi dan oktaf, tergantung dari sisi mana genta itu ditabuh. Genta - genta perunggu ini dibentuk sedemikian rupa desainnya sehingga dapat menyuarakan melodi - melodi yang merdu serupa dentingan piano. Salah satu set Bianzhong mahakarya terhebat yang pernah diciptakan di Tiongkok pada zaman itu adalah seperangkat Genta Bianzhong Zenghou Yi.





Sejak jaman dinasti Zhou (sekitar 2100 SM) bangsa Tiongkok kuno sudah menemukan alat musik yang berbentuk genta dan terbuat dari bahan perunggu atau gangsah sebagai bahan utamanya. Bianzhong secara harafiah bisa diartikan sbg genta - genta perunggu yang bisa menyuarakan beberapa melodi dan oktaf saat ditabuh dan merupakan tipe instrument musik idiophone. Sejarah dunia modern mengakui Tiongkok China sebagai bangsa yang sudah menciptakan orkes musik kerajaan sejak 3 millennium yang lalu.
Bianzhong secara fisik dan struktural digambarkan sbg kumpulan genta - genta perunggu yang ukurannya berkisar dari yg kecil hingga yg besar dan disusun secara seri di sebuah rancak kayu panjang. Cara memainkannya adalah dengan menabuh genta - genta itu dengan memakai martil kayu dan satu buah genta saja bisa menyuarakan lebih dari 1 melodi dan oktaf, tergantung dari sisi mana genta itu ditabuh. Genta - genta perunggu ini dibentuk sedemikian rupa desainnya sehingga dapat menyuarakan melodi - melodi yang merdu serupa dentingan piano. Salah satu set Bianzhong mahakarya terhebat yang pernah diciptakan di Tiongkok pada zaman itu adalah seperangkat Genta Bianzhong Zenghou Yi.

Seperangkat Genta Bianzhong Zenghou Yi, museum provinsi hubei, Wuhan, China.
Artefak yang sangat langka ini kini menjadi harta karun negara yang dilarang untuk dipinjamkan ke luar negeri oleh negara Tiongkok sendiri. Meskipun sudah sangat kuno, Genta Bianzhong ini masih bisa ditabuh dan menyuarakan melodi - melodi yang merdu setelah selesai direstorasi, meskipun untuk alasan keamanan, beberapa set replika dari artefak ini pernah dibuat sebagai substitusi untuk pertunjukan musik dan disimpan di beberapa museum - museum provinsi di negara Tiongkok.
Artefak ini adalah salah satu dari objek arkeologi yang ditemukan di dalam makam Zenghou Yi sebagai bagian dari bekal kubur, dan penemuan artefak ini sempat mencengangkan seantero negeri tiongkok karena ukurannya yang luar biasa kolosal dan masih utuh sempurna kala diekskavasi keluar dari dalam liang kubur pemiliknya.

Detail foto dari genta -genta Bianzhong Zenghou Yi, ukuran - ukuran yang paling besar ini berkisar hingga 200 kg dan ditabuh dengan tongkat panjang serupa alu dari kayu. Alu kayu itu diletakkan bersandar pada rancak kayunya dan di depan genta.
Genta Bianzhong Zenghou Yi ini memiliki jumlah genta perunggu sebanyak 64 buah, dari yang ukuran terkecil berbobot sekitar 2 kg, hingga yang paling besar berbobot sekitar 200 kg. Genta - genta ini ditata dengan apik dan sistematis pada rancak kayu berlapis pelitur yang bertingkat tiga dan berdenah huruh "L". Kolom - kolom penyangga rancak kayunya terbuat dari perunggu yang berbentuk patung prajurit tiongkok kuno dan tiap - tiap genta dipasang pada rancak kayunya dengan cantolan perunggu yang khusus untuk genta 2 berukuran besar di baris bawah dihiasi dengan ukiran binatang macan.
Satu - satunya genta yang tampil dengan bentuk berbeda dan digantung secara prestisius di antara genta - genta berukuran besar adalah genta perunggu pemberian Raja Hui dari negeri Chu kepada Zenghou Yi. Genta khusus ini memiliki gagang berbentuk naga kembar dan memiliki prasasti beraksara Tiongkok kuno yang diterakan di badan gentanya.
Genta Bianzhong Zenghou Yi ini adalah instrumen musik polifonik, yang berarti bisa memainkan nada pentatonis maupun diatonis dlm konteks seni musik modern, seperti halnya piano modern. Dianggap sebagai keajaiban dunia kedelapan dan dinisbatkan sebagai harta karun agung pusaka nenek moyang orang Tiongkok kuno, karya ajaib dari kahyangan para dewa, genta Bianzhong ini seringkali berpadu dengan orkes alat musik tradisional Tiongkok seperti kecapi guzhin dan tambur khas China untuk memainkan musik 2 khas kerajaan bercorak keraton Tiongkok kuno.

Detail foto dari sebuah genta Bianzhong Zenghou Yi. Tampak ada teraan aksara Tiongkok kuno dari emas pada bibir Dan badan gentanya. Desain genta Bianzhong ini tampak sangat unik memungkinkannya menyuarakan lebih dari 1 melodi saat ditabuh.
Bianzhong pada masa warring state di negeri Tiongkok umumnya terbuat dari perunggu dan memiliki bentuk desain yang amat sangat kharismatik dan kolosal seperti genta Bianzhong Zenghou Yi ini. Namun seiring dinamika peradaban, evolusi pun terjadi dan bentuk fisik maupun struktural Genta Bianzhong menjadi lebih disederhanakan dan disusutkan ukurannya sejak kekuasaan kaisar qin shihuang yang mempersatukan Tiongkok.
Bianzhong masih tetap ada dalam dinamika sejarah peradaban Tiongkok kuno hingga jaman dinasti Tang dan Song, genta Bianzhong menjadi termarjinalisasi akibat perubahan tren musik kerajaan di dalam lingkungan keraton. Kala itu, genta Bianzhong menjadi susut ukuran maupun kualitas fisiknya dan satu genta hanya bisa menyuarakan satu melodi saja, begitupun desain genta yang sudah berubah drastis dari desain pendahulunya. Jumlah genta menjadi lebih sedikit dan ukurannya diperkecil.
Pada jaman dinasti Ming dan Manchuria, Bianzhong masih ada sebagai bagian dari pelengkap orkes musik ritual dalam lingkungan keraton, dan tidak diperkenalkan kepada masyarakat luas di luar tembok keraton. Oleh sebab itulah Bianzhong kerapkali hanya ada dalam catatan sejarah dan terbilang asing penampakannya bagi masyarakat awam di jaman dahulu.
Memang secara harafiah pun, Bianzhong adalah bagian dari elemen orkes keraton kerajaan dan barang berharga kepunyaan para raja dan penguasa daerah sejak pertama kalinya diciptakan dan tidak diperkenalkan kepada masyarakat luas.

Genta Bianzhong dari jaman dinasti Qing atau Manchuria. Kemungkinan dibuat pada jaman kaisar qianlong dan terbuat dari kuningan, bukan lagi perunggu.
Bianzhong memiliki pasangan instrumen yang disebut Bianqing sebagai lawannya. Berbeda dari Bianzhong yang berupa genta 2 perunggu, Bianqing terbuat dari lempengan - lempengan batu halus sejenis pualam yang berbentuk seperti bumerang dan digantung secara serial pada rancak kayu. Bianqing lebih halus dan memiliki suara dentingan tajam serupa kristal saat ditabuh dengan martil dari logam. Bianqing jauh lebih tua jamannya dan sudah ada sejak jaman dinasti Shang, melampaui Bianzhong itu sendiri.

Bianqing, kemungkinan adalah replika yang dipajang di sebuah museum alat musik dunia di luar negeri Tiongkok.
Bianzhong dan Bianqing juga diintroduksi hingga ke negeri Korea sejak jaman dinasti Goryeo di Korea. Di Korea, Bianzhong dikenal sebagai Pyeonjong dan Bianqing sebagai Pyeonyong. Uniknya kedua alat musik ini masih tetap eksis dan fungsional dalam ritual Konfusianisme Korea di masa kini. Bianzhong dan Bianqing sendiri di negeri Tiongkok selain sebagai elemen musik orkes keraton, juga identik dengan ritual Taoisme dan Konfusianisme, meskipun di jaman sekarang ini, kedua instrument kuno ini tidak lagi digunakan untuk ritual dan hanya sebagai elemen musikal dalam orkes tradisional Tiongkok.
Dewasa ini juga banyak lagu - lagu mandarin populer masa kini dari negeri Tiongkok yang memadukan elemen musik Bianzhong dan alat musik tradisional Tiongkok dengan sentuhan modern. Kadangkala replika Bianzhong juga ditampilkan sebagai properti dekorasi dalam setup film serial drama Tiongkok yang bertemakan kerajaan kuno, atau sebagai instrument musik yang dimainkan oleh para pemeran film dalam proses syuting. Mungkin hanya itulah yang bisa ane tulis dalam artikel kali ini. Semoga bisa memberikan inspirasi bagi yang sudah membacanya.
Selamat membaca.
0
37
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan