- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
TINGGAL MENIKAH


TS
kawan.betina
TINGGAL MENIKAH

PROLOG
Quote:
"Untung aja lo langsung dapat kerja ya, Gimana hati lo ? udah mendingan?" Tanya Raja. CPNS yang baru dilantik 6 bulan lalu, Lulus 3,5 tahun, bermimpi kerja di perusahaan rokok dengan gaji 2 digit namun restu orang tua hanya sebatas Abdi negara.
"Sekarang sih udah mendingan" jawab gua sambil menyuruput kopi tanpa rokok karena gua bukan perokok.
"Kenapa lo gak kasih waktu buat Audi berfikir, mungkin dia mau diajak ke sini" Lanjut Raja.
"Berat Ja. Gua yang inisiatif membuat mapping plan kami untuk 5 tahun ke depan. Memaksa dia untuk tumbuh dan punya cita-cita yang tinggi tapi malah gua yang harus menghancurkan semua rencana itu dengan kembali pulang," Jawab Gua.
"Bukannya lo udah kenal sama orang tuanya ya?" Lanjut Raja penasaran, Gua menggangguk. "Terus mereka ngomong apa?" Mata Raja penuh dengan rasa penasaran.
"Ndak banyak, mereka hargai keputusan gua dan tidak bisa memaksa. Mereka cukup mengerti dengan pilihan gua,"
"Terus?"
"Gua kan pacaran bukan sama orang tuanya tapi dengan Audi"
"Tapi setidaknya loh udah bisa pegang hati orang tuanya"
"Enggak sesimpel itu, Audi itu gua suruh kuliah di luar negeri, dia di terima dan gua harus ke sini" Jawab Gua lemas. Raja mengagguk menegerti, Kami terjebak dalam realitas yang ada.
"Ini mimpimu Ja?" Gua balik bertanya. Kami duduk di warung kopi pinggir jalan, di sebuah kabupaten terpencil yang usianya kabupaten in mungkin masih setingkat Anak SD bila dibandingkan dengan usia manusia.
Kami tersenyum lirih bersama dengan pertanyaan gua, jelas gua sudah tahu apa jawabannya, karena nasib kami benar-benar mirip, Dua anak kampung mencoba mencari pendidikan di tanah Jawa namun setelah mimpi-mimpi kami tumbuh, kami terpaksa untuk mengubah lajur untuk tetap maju namun di kampung halaman kami. Tentu karena hak veto dari Donatur terbesar kami yaitu orang tua.
"Ini Realitasnya Ian, Nikmati aja selagi masih muda" Lanjut Raja tenang. Agak sedih mendengarnya mengingat sepak terjang Raja dulu di kampus yang luar biasa.
"6 bulan tinggal di sini, betah?" Tanya gua kembali.
"Diluar bayangan gua, ternyata di sini lumayan menyenangkan" Jawab Raja.
Kami berdua lalu mengisi jam istirahat kerja itu dengan berbicara tentang masa-masa kuliah kami, mimpi yang dulu timbul lalu terkubur, tentang hal-hal yang kami tidak akan bisa gapai kembali dengan keputusan yang harus kami ambil.
"Jadi kenapa malah milih jadi maketing?" Lanjur Raja.
"Kerjaan ini yang tawaran gajinya paling tinggi untuk lulusan baru" Jawab Gua Apatis. Raja menatap gua bingung.
"Pertimbangan lo cuman gaji doang?" Lanjut Raja.
"Panggilan interview lain cuman ngasih 50-60% dari tawaran gaji yang di tempat gua sekarang," Jawab gua.
"Lo gak riset dulu? Perusaaannya sehat ndak? kesempatan karirnya seperti apa?"
"Yang ada di kepala gua sekarang cuman kerja, cari duit dan habisin" Jawab gua. "Emang lo masih punya mimpi za?" lanjut Gua.
"Menikah dan punya anak," Jawab Raja singkat
"Bro? kita baru 22 tahun? C'mon? Menikah?" Jujur gua kaget, kami bukan anti dengan hubungan, tapi untuk berfikir menikah di usia segini tentu belum pernah terbersit di fikiran gua.
"Gak sekarang ian," Jawab Raja.
"Ok, 5 sampai 7 tahun lagi kan" jawab Gua.
"Satu tahun lagi,mungkin ?" lanjut Raja.
"Lo udah punya pacar di sini ?" tebak gua. Raja mengangguk
"Pantas saja" Jawab gua. "Itu pilihan masing-masing sih, pesan gua, fikirkan matang - matang, NIkah itu bukan awal kehidupan baru tapi perpanjangan kehidupan lama dengan beban dan tanggung jawab yang berbeda dan jauh lebih besar". lanjut Gua.
Gua termangu, Apakah memang kami sudah di fase itu? gua baru lulus 1 bulan yang lalu. Apakah lingkungan ini merubah raja? Dan apakah gua juga akan berubah?
"Gua tetap ada mimpi kok Ian tapi bentuknya saja yang berbeda" Lanjut Raja.
MIMPI YANG BERBEDA?
Diubah oleh kawan.betina 06-09-2025 13:55






viper990 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
334
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan