Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Indonesia Disebut Darurat Seblak, Pakar Gizi: Malnutrisi di Depan Mata
Viral Indonesia Disebut 'Darurat Seblak', Pakar Gizi: Malnutrisi di Depan Mata
Indonesia Disebut 'Darurat Seblak', Pakar Gizi: Malnutrisi di Depan Mata
Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 04 Sep 2025 16:00 WIB

Tangkapan layar viral 'Indonesia darurat seblak'. (Foto: Nafilah Sri Sagita/detikHealth)
Jakarta - Tagline 'Indonesia darurat seblak' viral gara-gara sebuah unggahan di akun TikTok seorang dokter yang menangani kasus remaja hobi makan seblak. Menurut dokter yang menangani, remaja tersebut tidak mendapatkan asupan apapun sehari-hari, selain seblak.
Pasien perempuan yang disebut berusia 21 tahun dan pada akhirnya mengeluhkan nyeri perut hebat serta kehilangan nafsu makan dalam satu pekan terakhir. Sebelum berobat, kondisinya bahkan diceritakan sangat lemas sehingga tidak mampu bangun dari tempat tidur.

Dokter umum yang berpraktik di Bandung Barat, tersebut mengaku beberapa kali menemukan kasus serupa. Percakapan dr Mariska Haris, dokter di balik pemilik akun TikTok tersebut, dengan pasiennya ramai menjadi sorotan.

"Makan seblak berapa kali sehari," tanya dr Mariska ke pasien.

"Sekali, dua kali sehari," jawab pasien.

"Kalau nasinya berapa kali sehari?" tanyanya lagi.

"Kalau lagi mau sekali sehari," beber pasien remaja tersebut.

"Kalau nggak mau?" beber dr Mariska.

"Nggak makan sama sekali," timpal pasien.

Ahli gizi dr Tan Shot Yen ikut buka suara menanggapi fenomena tersebut. Ia menilai bahan utama seblak yakni kerupuk bukan hanya tidak bernutrisi, tetapi tinggi kandungan garam.

"Masalah seblak ini kan ada di bahan utamanya, kerupuk. Kerupuk bukan hanya terbuat dari tepung yang miskin gizi, tetapi juga tinggi garam," sebut dr Tan saat dihubungi detikcom Kamis (4/9/2025).

Walhasil, masyarakat Indonesia banyak terjebak dengan jajanan-jajanan tidak sehat, termasuk juga gorengan.

"Konsumen seblak biasanya juga bukan pemakan menu sehat. Jadi akumulasi pangan amburadul membuat masalah gizi jangka panjang," tutur dr Tan.


Tidak heran, Indonesia menghadapi beban kasus penyakit gizi kronis yang relatif tinggi. Ia juga tidak menampik kemungkinan fenomena tersebut menjadi penyumbang kasus stunting terus bertambah.

Mengingat, bekal remaja untuk bisa menjadi calon ibu di masa mendatang gizi yang tercukupi dan bebas dari anemia.

"Sementara mengkonsumsi seblak apalagi dalam jangka panjang, tidak ada asupan nutrisi apapun, bisa memicu anemia, keropos tulang, gangguan haid, hingga malnutrisi di depan mata," pungkasnya.

https://health.detik.com/berita-deti...di-depan-mata.

darurat seblak..


soelojo4503Avatar border
superman313Avatar border
hhendryzAvatar border
hhendryz dan 3 lainnya memberi reputasi
4
895
63
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan