- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hendropriyono Tegas Beri Ultimatum Politisi Tidak Jadi Penunggang Gelap di Kerusuhan


TS
ngatjengans
Hendropriyono Tegas Beri Ultimatum Politisi Tidak Jadi Penunggang Gelap di Kerusuhan

Judul asli kepanjangan : Profesor Intelijen Hendropriyono Tegas Beri Ultimatum Politisi Tidak Jadi Penunggang Gelap di Kerusuhan Demo
Gelombang aksi demonstrasi masih terbilang tinggi di Indonesia. Aksi ini dilakukan akibat berbagai kebijakan yang dianggap nyeleneh dengan kondisi perekonomian masyarakat yang tengah digonjang-ganjing.
Salah satunya tunjangan perumahan para anggota DPR yang mencapai Rp 50 juta per bulan. Mirisnya, para anggota DPR pun menyikapi hal ini dengan aksi yang minim empati sehingga menimbulkan kemarahan masyarakat.
Melihat hal ini, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, mengingatkan para demonstran untuk waspada dengan sosok yang bisa saja memanfaatkan situasi dengan menunggangi aksi demonstrasi. Terlebih, jika revolusi benar terjadi, yang akan merugi jelas anak-anak.
“Jangan sampai ada yang mengail di air keruh. Ini demonstrasi. Saya ingin anak-anak kita memahami ini. Kalau toh berhasil mengubah sesuatu, ini akan memakan anak-anaknya sendiri. Karena kalau revolusi itu pasti korbannya anak-anaknya sendiri dan yang akan nunggangin itu orang yang tidak ikut apa-apa. Ini namanya mengail di air keruh,” kata Hendro saat menjadi bintang tamu pada akun YouTube “Prof. Rhenald Kasali” seperti dilihat pada Minggu (31/8).
Dia pun menjabarkan kejanggalan terkait peristiwa yang terjadi pada hari-hari demonstrasi, seperti adanya politisi yang turut mengunjungi korban yang meninggal dunia.
“Waktu almarhum korban meninggal, kalau yang datang polisi sama Brimob okelah. Tapi ada orang yang datang, dia apa hubungannya ya?,” ungkap dia.
"Politisi?," tanya Rhenald Kasali selaku pembawa acara.
“Nah ini jadi itu saya lihat sudah mulai ada yang mau memancing di air keruh. Itu kan kita lihat di TV, ‘lu kok saya lihat nih apa hubungannya ya orang ini kok datang’ padahal yang mestinya datang minta maaf kan, sudah pasti polisi, presiden minta maaf itu memang harus terpenuhi itu. Itu secara moral,” imbuhnya.
Dia pun mempertanyakan hubungannya apa seorang politisi bisa turut menjenguk korban, di samping memang tak ada keharusan apa-apa. Meski begitu, dirinya tak memungkirinkejadian seperti ini memang selalu terjadi pada setiap upaya revolusi.
“Ini kan ada gejala memancing di air keruh dan itu selalu terjadi di setiap revolusi. Prabowo menjadi presiden, tiga artikel dipublikasikan semuanya intinya menyudutkan dan mereka mengatakan di bawah pemerintahan Bowo ini demokrasi akan semakin hancur,” tegasnya.
Sementara itu, gelombang demonstrasi terus berlanjut. Bahkan berbagai rumah pejabat publik pun tak luput dari penjarahan.
Seperti halnya rumah anggota DPR RI seperti Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Uya Kuya. Bahkan, rumah Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, juga tak luput jadi sasaran penjarahan.
Jawa Pos
Konten Sensitif

Diubah oleh ngatjengans 31-08-2025 19:24






tepsuzot dan 3 lainnya memberi reputasi
2
549
46


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan