Kaskus

Entertainment

ayomembacaAvatar border
TS
ayomembaca
Menantang Logika Ilmuan NASA
Peringatan: Tulisan ini akan coba membedah kebenaran pemikiran para ilmuan NASA. Karena itu sangat provokatif . Tetapi tidak untuk menggurui atau menyebarkan dogma atau faham
"menantang logika ilmuwan NASA"

Sebagai dasar pemikirannya adalah sebagai berikut ini :

No 1.Menantang Logika Ilmuan NASA

dalam kitab kitab suci hanya menyebut bumi sebagai tempat tinggal dan tempat terakhir manusia hidup dalam keadaan fisik.
Berdasarkan penafsiran literal terhadap kitab-kitab suci (terutama dalam tradisi Abrahamik), Bumi memiliki status yang unik dan sentral sebagai satu-satunya planet yang diciptakan secara khusus oleh Tuhan untuk menjadi tempat tinggal dan tahapan akhir perjalanan umat manusia dalam wujud fisik. Klaim ini menantang premis dasar dari banyak misi sains, seperti yang dilakukan NASA, yang berasumsi bahwa kehidupan (khususnya kehidupan manusia) bisa dan mungkin ada di planet lain.
Argumen dari Teks Suci
Kejadian 1:Narasi penciptaan secara eksplisit fokus pada Bumi dan langit (surga) sebagai ruang lingkupnya. Bumi diciptakan sebelum benda-benda langit lainnya yang disebutkan hanya sebagai "penerang" (The Sun, Moon and Stars were created for the Earth - Kejadian 1:14-18).
Konsep "Dunia Ini" vs "Dunia Yang Akan Datang": Dalam banyak teologi, "dunia yang akan datang" (afterlife) adalah alam spiritual, bukan planet fisik lain. Ini menyiratkan bahwa eksistensi fisik manusia terbatas hanya di Bumi.
Tujuan Penciptaan Manusia: Manusia diciptakan untuk "menguasai" dan "menaklukkan" Bumi (Kejadian 1:28), bukan galaksi. Mandat ilahi ini terbatas secara geografis pada planet ini.

Argumen Filosofis dan Antropologis: Prinsip Antropis (Anthropic Principle) yang Teologis: Kondisi Bumi yang sangat tepat untuk kehidupan (goldilocks zone, atmosfer, dll) bukanlah suatu kebetulan dalam pandangan ini, melainkan bukti dari desain yang disengaja dan khusus untuk manusia. Mencari "kebetulan" yang sama di planet lain dianggap tidak perlu atau bahkan menyangkal keunikan desain tersebut.
Keunikan Manusia: Jika manusia (atau makhluk cerdas serupa) ditemukan di tempat lain, hal itu memunculkan pertanyaan teologis yang kompleks: Apakah mereka juga diciptakan "secara istimewa"? Apakah mereka juga "jatuh dalam dosa" dan membutuhkan penebusan? Konsep seperti Inkarnasi (dalam Kekristenan) menjadi sangat problematis jika kehidupan cerdas ada di banyak planet.

Jadi kedua perspektif ini—sains dan teologi—menggunakan bahasa, metode, dan titik berangkat yang berbeda. Konflik yang muncul adalah konflik interpretasi dan filosofi, bukan bukti vs iman secara langsung. Klaim saya bukan untuk membatalkan sains, tetapi untuk memprovokasi pemikiran: "Bagaimana jika pencarian manusia ke angkasa justru membuat manusia lupa akan keunikan dan tanggung jawab manusia terhadap satu-satunya rumah yang telah diberikan kepada manusia a?"

No 2.
Menantang Logika Ilmuan NASA


dasar pemikirannya: jika seandainya ada kemungkinan ditemukan planet mirip dengan bumi, ambil saja contoh proxima centuari b, yang menurut perhitungan jaraknya paling dekat dengan bumi, kurang lebih 4 th cahaya. tetapi jarak ini masih dalam ukuran kosmik. artinya jika di konversi kan maka akan menjadi jutaan kilo meter . lalu alat transportasi yang semacam apa yang memungkinkan di gunakan untuk mengangkut manusia menuju ke sana . Klaim tentang kemungkinan migrasi manusia ke exoplanet (seperti Proxima Centauri b) menemui jalan buntu yang tak terpecahkan ketika dihadapkan pada realitas jarak kosmik dan hukum fisika. Jarak yang tampak "dekat" dalam skala astronomi (4.37 tahun cahaya) berubah menjadi sebuah jurang pemisah yang absurd ketika dikonversi ke dalam skala manusia dan teknologi yang manusia pahami. Pertanyaan mendasarnya adalah: alat transportasi seperti apa yang bisa mengakali hukum alam untuk melakukan perjalanan selama puluhan generasi atau membutuhkan energi yang melebihi seluruh kapasitas peradaban manusia ?

Konversi Jarak ke dalam Perspektif Manusia:
* 4.37 tahun cahaya = ± 41.3 triliun kilometer (41.300.000.000.000 km).
* Analoginya: Jika Anda bisa terbang dengan pesawat komersial (kecepatan ± 900 km/jam), perjalanan ke Proxima b akan memakan waktu lebih dari 5 juta tahun. Ini jelas tidak mungkin.

Berdasarkan batasan fisika dan teknologi yang nyata, gagasan untuk 'pindah' ke planet lain adalah sebuah ilusi. Ilusi ini, yang dipromosikan oleh narasi sains populer, bisa berbahaya karena menciptakan rasa aman yang palsu—seolah-olah manusia memiliki 'Planet B' untuk ditinggali setelah manusia menghabiskan sumber daya dan merusak Bumi.

Keyakinan teologis yang menempatkan Bumi sebagai satu-satunya rumah yang diberikan kepada manusia justru selaras dengan realitas fisika ini. Alih-alih berfantasi tentang pelarian ke dunia lain, perspektif ini memaksa manusia untuk menghadapi tanggung jawabnya : untuk merawat dan melestarikan satu-satunya planet yang secara realistis akan menjadi rumah bagi umat manusia untuk waktu yang tidak terhingga.

No 3.

dasar pemikiran berikutnya: proses pengangkutan manusia menuju ke exoplanet memerlukan biaya sangat besar. negara akan menjadi bangkrut .
Mewujudkan mimpi untuk mengangkut manusia ke exoplanet lain bukan hanya tantangan teknis, tetapi lebih merupakan sebuah kemustahilan ekonomi. Biaya yang diperlukan untuk pengembangan teknologi, pembangunan infrastruktur, dan peluncuran misi semacam itu akan mencapai angka yang begitu astronomis sehingga dapat meluluhlantakkan perekonomian suatu negara—bahkan seluruh planet—dan mengalihkan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah-masalah kritis yang ada di Bumi saat ini.
Pelajaran dari Biaya Misi-misi Antariksa yang "Sederhana":
* Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS): Merupakan struktur terbesar yang pernah dibangun di orbit. Biaya pembangunannya diperkirakan melebihi $150 miliar. Dan ini hanya berada di orbit rendah Bumi (LEO), masih sangat "dekat".
* Program Apollo (Misi ke Bulan): Biaya program Apollo diperkirakan sekitar $280 miliar (dalam nilai dolar today). Ini untuk mengirim 12 orang ke Bulan, yang jaraknya hanya 1,3 detik cahaya.
* Point Pembunuh: Jika misi ke Bulan (1,3 detik cahaya) saja menghabiskan ratusan miliar dolar, bayangkan biaya untuk misi ke Proxima b (4,37 TAHUN cahaya). Skala biayanya tidak linear, melainkan eksponensial. Angkanya bisa mencapai kuadriliun. Bahkan kuintiliun dolar, angka yang hampir tidak terbayangkan.

Klaim bahwa manusia harus menjadi 'spesies multi-planet' seringkali dikemas sebagai sebuah visi yang heroik. Namun, ketika dilihat dari kacamata ekonomi, visi itu terungkap sebagai sebuah skenario mimpi buruk yang tidak bertanggung jawab.

Kesesuaiannya dengan perspektif teologis menjadi semakin jelas: Tuhan, atau alam semesta, tampaknya telah menempatkan manusia bukan hanya dalam sebuah batasan biologis dan fisika, tetapi juga dalam sebuah batasan ekonomi. Sumber daya yang manusia miliki ternyata hanya cukup—dan itu pun jika dikelola dengan bijak—untuk membangun peradaban yang berkelanjutan di satu planet ini saja, bukan untuk melarikan diri darinya.

Alih-alih membuang-buang kekayaan kolektif manusia untuk sebuah pelarian yang mustahil, bukankah lebih bijaksana dan sesuai dengan kodrat manusia untuk fokus memberdayakan seluruh sumber daya itu untuk merawat dan memulihkan 'taman Eden' yang telah dipercayakan kepada manusia?

No 4.

Menantang Logika Ilmuan NASA

dasar pemikiran yang lain: proxima b mengitari bintang induk Katai merah, bintang jenis ini seringkali meledak. ini sangat berbahaya bagi planet. selain itu proxima b memiliki permukaan gelap abadi. ini akan sangat berpengaruh pada suhu permukaan planet .Istilah "planet layak huni" atau "Earth-like" yang sering digunakan media dan bahkan ilmuwan adalah sebuah simplifikasi yang sangat menyesatkan. Kenyataan di exoplanet seperti Proxima Centauri b justru menggambarkan sebuah neraka kosmik yang sangat tidak ramah bagi kehidupan seperti di Bumi. Dua faktor utamanya adalah sifat mematikan dari bintang induknya (Katai Merah) dan kondisi planet yang terkunci gravitasi (Tidal Locking), yang menciptakan lingkungan dengan radiasi maut dan suhu ekstrem.

Masalah "Tidal Locking" (Penguncian Gravitasi):

Menantang Logika Ilmuan NASA
* Permukaan Gelap Abadi (dan Terang Abadi): Karena mengorbit sangat dekat, gravitasi bintang mengunci planet tersebut, persis seperti Bulan yang terkunci oleh Bumi (satu sisi selalu menghadap Bumi). Artinya:

GIF
* Sisi Siang Abadi: Satu sisi planet selalu menghadap bintang, mengalami panas yang terus-menerus dan kemungkinan besar sangat gersang.
* Sisi Malam Abadi: Sisi lainnya selalu membelakangi bintang, tenggelam dalam kegelapan dan dingin yang membeku, di mana atmosfer bisa saja membeku menjadi salju.
* Iklim yang Ekstrem dan Tidak Stabil: Daerah terminator (garis batas antara siang dan malam) mungkin adalah satu-satunya tempat yang "cocok". Namun, daerah ini akan mengalami angin dan cuaca yang sangat ekstrem akibat perbedaan suhu yang sangat besar antara kedua belahan planet. Ini bukan lingkungan yang stabil untuk membangun peradaban.

Kesimpulan untuk Argumen Keempat

"Penemuan exoplanet di zona habitasi seringkali disambut dengan gegap gempita seolah-olah manusia telah menemukan tanah pengganti yang siap dihuni. Kenyataannya, analisis mendetail terhadap kondisi sebenarnya justru mengungkapkan bahwa planet-planet ini adalah dunia yang keras dan mematikan. Fakta ini semakin mengukuhkan pandangan sentralitas Bumi. Bumi bukanlah sebuah 'planet biasa' di sebuah 'tata surya biasa'. Bumi mengorbit sebuah bintang yang stabil (matahari jenis G), berada pada jarak yang tepat, memiliki perisai magnetik yang kuat, dan tidak terkunci secara gravitasi. Kombinasi faktor-faktor langka inilah yang memungkinkan kehidupan yang kaya dan beragam untuk berkembang.

kesimpulan akhir: exoplanet bukan untuk populasi manusia, tetapi lebih kepada tujuan ilmu pengetahuan. paling minim, setidaknya manusia memahami betapa besar dan kompleks nya alam semesta.
Penjelajahan manusia dalam mencari exoplanet seperti Proxima b adalah salah satu pencapaian intelektual terhebat dalam sejarah. Namun, dari seluruh pembahasan—mulai dari perspektif teologis, batasan fisika, realitas ekonomi, hingga kondisi mematikan exoplanet itu sendiri—menunjukkan satu kesimpulan yang tak terbantahkan: Exoplanet-exoplanet ini bukanlah tujuan untuk kolonisasi atau pelarian umat manusia.

Nilai sebenarnya dari penemuan ini justru terletak pada ranah ilmu pengetahuan dan filsafat:

Menantang Logika Ilmuan NASA
1. Untuk Ilmu Pengetahuan: Misi pencarian exoplanet bertujuan untuk memuaskan rasa ingin tahu kita yang paling mendalam tentang alam semesta. Ia menjawab pertanyaan fundamental: "Apakah kita sendirian?" "Seberapa umumkah planet seperti Bumi?" "Bagaimana proses pembentukan dan evolusi planet?" Data yang dikumpulkan sangat berharga untuk memperkaya pemahaman kita tentang kosmos, terlepas dari apakah planet itu dapat dihuni atau tidak.

2. Untuk Pemahaman dan Kerendahan Hati Manusia: Inilah poin terpenting yang Anda angkat. Dengan mempelajari dunia-dunia lain yang jauh, keras, dan tidak bersahabat, kita justru diingatkan akan keistimewaan dan keunikan Bumi. Kita menyadari bahwa kombinasi faktor-faktor yang memungkinkan kehidupan kita—apakah dilihat sebagai sebuah desain ilahi atau kebetulan kosmik yang luar biasa—adalah sesuatu yang sangat langka dan rapuh.

Pencarian ini pada akhirnya bukan tentang menemukan rumah baru, tetapi tentang belajar mencintai dan merawat rumah yang manusiawi miliki saat ini. Ia memaksa manusia untuk melihat cermin kosmik dan memahami bahwa batas-batas manusia a justru mendefinisikan manusia. Kemegahan alam semesta yang luas dan kompleks itu tidak mengurangi arti penting Bumi; justru sebaliknya, ia mengangkat status Bumi dari sekadar "sebuah planet" menjadi sebuah oasis yang berharga, sebuah warisan yang harus di jaga, dan satu-satunya rumah bagi umat manusia.

emoticon-thumbsupemoticon-Cendol Ganemoticon-Wowemoticon-Traveller
Sumber referensi: cici ai
silohAvatar border
MemoryExpressAvatar border
nikmatulsiti319Avatar border
nikmatulsiti319 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
365
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan