- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Perbatasan RI–Timor Leste Tegang, Polri dan TNI Turun Tangan


TS
mabdulkarim
Perbatasan RI–Timor Leste Tegang, Polri dan TNI Turun Tangan

Selasa, 26 Agustus 2025 | 11:55 WIB
DK
SL
Penulis: David Wilson A. Dos. Reis Kebo | Editor: LES
Polres TTU bersama Satgas Pamtas RI–RDTL menenangkan warga di area sengketa dengan Timor Leste di perbatasan. (Beritasatu.com/David Wilson)
Kupang, Beritasatu.com – Insiden penembakan di perbatasan Indonesia–Timor Leste kembali menyita perhatian publik. Peristiwa yang melibatkan warga Dusun Nino, Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), dengan personel Unit Patroli Fronteira (UPF) Timor Leste pada Senin (25/8/2025), dipicu perbedaan persepsi mengenai batas wilayah sesuai Provisional Agreement on the Land Boundary tahun 2005. Lahan yang dipermasalahkan diketahui telah lama digarap warga Desa Inbate untuk kebutuhan pertanian.
Kapolda NTT Irjen Rudi Darmoko melalui Kabidhumas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra, menegaskan bahwa prioritas utama aparat adalah melindungi keselamatan masyarakat dan memastikan warga terdampak mendapat pendampingan, baik medis maupun psikologis.
“Polri hadir untuk memastikan masyarakat aman, tenang, dan mendapat perhatian penuh. Korban sudah mendapatkan perawatan medis, dan keluarga kami dampingi secara humanis,” ujar Kombes Henry di Kupang, Selasa (26/8/2025).
Polres TTU bersama Satgas Pamtas RI–RDTL juga bergerak cepat ke lokasi untuk menenangkan warga serta mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas di area sengketa sementara waktu demi keselamatan bersama.
“Pendekatan persuasif kami kedepankan. Warga tidak dibiarkan menghadapi situasi ini sendiri. Kami hadir, mendengar keluh kesah mereka, sekaligus menjembatani komunikasi dengan pihak terkait,” tegasnya.
Polres TTU terus berkoordinasi dengan TNI, Satgas Pamtas Yonarhanud 15/DBY, Pemerintah Daerah, Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD), Konsulat RI di Oecusse, hingga Atase Polri di KBRI Dili.
Kapolda NTT melalui Kabidhumas menekankan bahwa TNI–Polri berkomitmen menjaga stabilitas keamanan di wilayah perbatasan.
“Kami berharap masalah ini dapat diselesaikan melalui jalur hukum dan diplomasi. Sosialisasi kepada masyarakat terkait batas negara dan hak pengelolaan wilayah juga sangat penting agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkas Kombes Henry.
https://www.beritasatu.com/nusantara...#goog_rewarded
Bupati TTU Usul Bangun 'Tembok Cina' di Area Konflik RI - Timor Leste

Kupang, IDN Times - Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Yosep Falentinus Delasalle Kebo, telah mengusulkan pembangunan tembok tinggi sebagai pembatas area RI - Timor Leste. Tujuan tembok ini untuk meredam konflik di area perbatasan negara tersebut.
Usulan ini disampaikannya ke pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemkopolkam) pekan lalu, sebelum pecahnya konflik di Desa Inbate, TTU, dengan Unidade De Patrulhamento Da Fronteira (UPF) atau tentara Timor Leste.
Warga Desa Inbate berkonflik dengan UPF Timor Leste, Senin (25/8/2025), yang saat itu memasang patok di pal batas 36. Warga menilai patok itu sudah masuk lahan mereka.
1. Tunggu respons pemerintah soal tembok batas

Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Falen Kebo. (Dok Pemkab TTU)
Falen mengumpamakan tembok batas ini seperti tembok cina yang panjang dan jadi batas yang tidak sembarang dilewati. Tembok ini juga bertujuan untuk meredam konflik yang sama terulang kembali.
"Kami Pemda TTU menyarankan ke depan, daripada konflik ini berkepanjangan ya, mendingan kita bangun tembok batas saja. 269 kilometer 'tuh, ujung ke ujung, artinya bangun seperti tembok cina, itu kan lebih aman," ungkap Falen.
Dengan begitu, kata dia, tidak ada lagi jalur tidak resmi sehingga semua pelintas dapat melalui pos lintas batas antar negara. Efeknya nanti pada ketertiban dan berdampak ekonomi.
"Sehingga satu pintu dan jalur ilegal tidak ada lagi. Nantinya respon pemerintah pusat seperti apa ya kita lihat," tukasnya, saat dihubungi dari Kupang, Senin (25/8/2025).
2. Penolakan 15 kepala keluarga

Petugas di lokasi sekitar penembakan RI - RDTL. (Dok Istimewa)
Dalam rapat sepekan lalu, Falen juga menyampaikan penolakan 15 kepala keluarga Desa Inbate karena lahan kebun mereka yang masuk wilayah Timor Leste.
"Seminggu lalu saya rapat dengan Kementerian Polhukam untuk mencari solusi atas penolakan 15 kepala keluarga di Desa Inbate terkait dengan masuknya lahan mereka ke wilayah enklaf, Oekusi (Timor Leste). Ini sudah kita sampaikan ke pemerintah pusat," sebut dia.
Pembahasan ini, lanjut Falen, juga melibatkan Kementerian Luar Negeri dan lintas sektoral lainnya untuk mencegah pecahnya konflik. Namun ternyata, Senin pagi itu (25/8/2025) kekhawatirannya terjadi.
Ia telah berkoordinasi lagi dengan pemerintah pusat hingga dengan pemerintah tingkat bawah, tokoh masyarakat, tokoh adat, penjaga pos, agar konflik yang sudah pecah ini tak lagi melebar
"Kita tinggal tunggu keputusan dari pusat untuk menindaklanjuti konflik di Inbate ini," tandasnya.
3. Timor Leste sudah beri tembusan ke Indonesia

Petugas di lokasi sekitar penembakan RI - RDTL. (Dok Istimewa)
Area konflik ini sebenarnya telah disepakati baik oleh Indonesia dan Timor Leste untuk tidak dulu dipatok batasnya. Kesepakatan ini terjadi dalam pertemuan sebelumnya.
"Jadi kalau mau dipatok tidak dulu di lokasi yang bermasalah ini, tapi di batas yang lain dulu, di titik netral dulu, tetapi malah dipatok mulai di situ," ungkap dia.
Pelaksanaan pemasangan patok batas ini dari pihak Timor Leste melalui UPF Timor Leste bersama tim terkait. Sementara Indonesia diberikan tembusan mengenai kegiatan tersebut.
"Kita cuma ditembusi karena yang melaksanakan patok itu dari mereka, karena itu di wilayahnya mereka," tukasnya.
https://ntb.idntimes.com/news/ntb/bu...0-4rv9p-k95v97
Kepala Badan Perbatasan NTT: Timor Leste Langgar Kesepakatan

Warga setempat menolak pemasangan patok tapal batas hingga kemudian terjadi bentrok.
26 Agustus 2025 | 19.43 WIB
Penjagaan kondisi di perbatasan Indonesia-Timor Leste di Timor Tengah Utara, 26 Agustus 2025. Antara/Ho-Humas Polres TTU
Perbesar
Penjagaan kondisi di perbatasan Indonesia-Timor Leste di Timor Tengah Utara, 26 Agustus 2025. Antara/Ho-Humas Polres TTU
KEPALA Badan Perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) Maksi Nenabu mengatakan, penembakan terhadap warga Indonesia di Desa Inbate, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, terjadi karena aparat Timor Leste ditengarai memaksakan pemasangan patok batas negara. Pemasangan tersebit dinilai telah bergeser masuk ke kebun masyarakat.
“Letak pilar yang mau dipasang itu sudah jauh masuk dari bekas pilar semula, yakni pilar 36. Di situlah batas wilayah NTT dan Timor Leste. Padahal sudah ada kesepakatan masalah ini untuk di-pending (ditunda) sampai ada arahan dari pemerintah pusat,” kata Maksi saat dihubungi, Selasa, 26 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Hasil delineasi sebelumnya, kata Maksi, menunjukkan sekitar 12,6 hektare lahan kebun milik warga Inbate masuk ke wilayah Timor Leste. Karena itu, pemerintah daerah bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) telah sepakat menunda pemasangan patok di titik pilar batas 36.
Maksi menjelaskan, rapat koordinasi terakhir antara otoritas Indonesia dan Timor Leste berlangsung pada 20 Agustus 2025. Dalam pertemuan itu, Indonesia menegaskan, pemasangan patok di wilayah Inbate ditunda. “Tapi, mereka tetap melanjutkan masuk ke wilayah desa pada 25 Agustus untuk memasang tapal batas,” kata dia.
Warga setempat menolak pemasangan patok tersebut hingga kemudian terjadi bentrok. Dalam bentrokan tersebut, warga bernama Paulus Kaet Oki tertembak aparat Unidade da Patrulhamento de Fronteiras (UPF) Timor Leste. Paulus mengalami luka dan langsung dibawa ke puskesmas lalu dirujuk ke rumah sakit.
Lokasi insiden penembakan terjadi di desa Inbate. Kawasan ini berbatasan dengan Oecusse, wilayah kantung atau eksclave dari Timor Leste. Oecusse berada di dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Timor Tengah Utara, dan diapit Kabupaten Belu dan Kabupaten Kupang.
Bupati Timor Tengah Utara Yosep Falentinus Delasalle Kebo mengatakan penembakan terjadi saat masyarakat memprotes pemasangan patok perbatasan oleh pihak Timor Leste. Warga memprotes ketika aparat Timor Leste memasang patok di titik 36 yang masih dipersoalkan kedua negara.
“Masyarakat sekitar 15 kepala keluarga tidak terima lalu protes secara frontal. Saat itulah aparat Timor Leste mengeluarkan tembakan peringatan enam kali, salah satunya mengenai warga kami, bapak Paulus,” ujar Yosep saat dihubungi Tempo, Selasa, 26 Agustus 2025.
Pemerintah daerah bersama Komando Distrik Militer, Kepolisian Resor, serta Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan segera mensterilkan lokasi agar bentrokan tidak melebar. “Kami imbau masyarakat untuk menahan diri sambil menunggu arahan pemerintah pusat terkait penyelesaian batas di patok 36,” kata Yosep.
https://www.tempo.co/politik/kepala-...akatan-2063308
Masalah perbatasan Timor Leste-Indonesia.
Timor Leste apalagi Kawasan Oekussi harus sadar diri jika cari macam-macam sama Indonesia, ekonominya bakal terancam karena terkepung Kawasan Indonesia dan terpisah kawasan induk.


variolikes memberi reputasi
1
67
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan