Kaskus

News

ayomembacaAvatar border
TS
ayomembaca
Retorika Keras Tanpa Integritas
Memang sangat ironis dan terkesan hipokrit bahwa immanuel Ebenezer (yang kerap disapa Noel), yang dahulu vokal menyerukan hukuman mati bagi koruptor, kini justru menjadi tersangka korupsi. Berikut rangkuman kontradiksi dalam kasus ini:

Noel pernah dengan lantang menyatakan bahwa koruptor, terutama pejabat, harus dihukum mati. Beberapa pernyataannya yang tercatat:
Pada 2021, di acara Indonesia Lawyer Club, ia menyebut menteri yang korup layak dihukum mati dan menyamakan lingkaran kekuasaan dengan gengster korup Pada 2020, ia mendesak Presiden Jokowi memilih menteri yang siap dihukum mati jika korupsi dan mengusulkan calon menteri menandatangani pakta integritas berisi kesediaan dihukum mati jika terbukti korupsi .

Ia bahkan mengklaim diri sebagai satu-satunya aktivis yang punya komitmen korupsi harus dihukum mati

Pada 20 Agustus 2025, Noel (yang menjabat sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan) terjaring operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terkait kasus pemerasan dalam pengurusan sertifikat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Ia diduga memeras perusahaan-perusahaan yang mengurus sertifikasi K3. KPK menyita barang bukti berupa puluhan mobil mewah (seperti Nissan GTR, BMW, Ducati), uang, dan properti .

Reaksi Publik dan Politik atas Hipokrisi Noel PDIP (lewat politikus Guntur Romli) mengungkit kembali usulan Noel soal hukuman mati untuk koruptor dan menyatakan bahwa Noel telah berkhianat kepada Presiden Prabowo .
Video-video lama Noel yang menyerukan hukuman mati bagi koruptor menjadi viral kembali di media sosial, menuai cibiran warganet .
Noel juga pernah mengklaim dirinya menolak suap miliaran rupiah saat menjabat, namun kini justru diduga melakukan pemerasan .

Sikap Noel Setelah Ditangkap KPK
Saat ditampilkan di pers KPK, Noel terlihat tersenyum dan mengepalkan tangan seolah tidak menunjukkan penyesalan . Ia juga membantah dirinya terjaring OTT dan menyangkal terlibat pemerasan . Namun, KPK telah menetapkannya sebagai tersangka dan menahannya selama 20 hari untuk penyidikan .

Kasus ini adalah contoh nyata hipokrisi politik di Indonesia. Noel, yang dahulu berlagak sebagai pejuang anti-korupsi, justru terjerat kasus korupsi yang sangat vulgar (pemerasan dan penyitaan puluhan mobil mewah). Ini membuktikan bahwa retorika keras tanpa integritas hanyalah omong kosong belaka.

Masyarakat pun diingatkan untuk tidak mudah percaya pada janji-janji politisi tanpa track record yang bersih, serta terus mendorong penegakan hukum yang konsisten tanpa tebang pilih
0
65
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan