LAGI-lagi program makan bergizi gratis atau MBG memunculkan kontroversi. Para pengusaha yang telanjur jorjoran berinvestasi di bisnis food tray atau nampan terpaksa gigit jari. Pemerintah justru membuka impor nampan untuk memenuhi kebutuhan program MBG. Padahal pengusaha menyatakan sanggup memenuhi kebutuhan ompreng MBG.


Awalnya pemerintah menyatakan pengadaan nampan untuk MBG harus berasal dari industri lokal. Itu menjadi kesimpulan rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto pada 20 Maret 2025.

Janji pemerintah menyerap piring saji lokal untuk program MBG disambut pengusaha. Para pelaku industri pun berbondong-bondong mendukung program ini. Total investasi yang dikeluarkan menembus Rp 300 miliar.

Ketika pelaku industri mulai menggeluti pasar baru yang menggiurkan tersebut, pemerintah tiba-tiba memutuskan melonggarkan impor nampan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2025 yang diteken pada 30 Juni 2025. Artinya, nampan impor membanjiri pasar dalam negeri.


Alasan pemerintah, pelonggaran importasi diperlukan lantaran piring saji itu dibutuhkan dalam jumlah besar. Sedangkan pemerintah mengklaim kemampuan produksi nampan dalam negeri tidak cukup atau hanya 6 juta per bulan.

Namun Asosiasi Produsen Wadah Makanan Indonesia membantah anggapan bahwa produksi domestik tidak mencukupi. Mereka mengatakan realisasi produk semua pabrik di dalam negeri mencapai 8 juta per bulan. Bahkan kapasitasnya bisa menembus 10 juta per bulan.

https://www.tempo.co/ekonomi/siapa-u...ng-mbg-2054613

Bukankah kata presiden silahkan impor apa saja