Jakarta - Politikus Partai Demokrat, Yan Harahap, mendesak Presiden Joko Widodo untuk bersikap terbuka dan jujur terkait polemik ijazah yang tak kunjung reda.

Ia menilai, satu-satunya cara menghentikan isu ini adalah dengan menunjukkan ijazah asli ke publik, bukan melempar pernyataan insinuatif yang malah menimbulkan kebingungan.

“Sikap jujur dan transparan akan jauh lebih elegan ketimbang terus bersilat lidah dan menyudutkan pihak lain,” kata Yan di Jakarta.

Yan mengkritik pernyataan Jokowi yang menyiratkan adanya “orang besar” di balik isu ijazah palsu, yang justru memicu spekulasi liar. Terlebih, ada narasi dari sejumlah relawan yang mengaitkan Partai Demokrat sebagai dalang di balik penyebaran isu ini.

“Kalau memang tidak ada yang disembunyikan, tunjukkan saja ijazah itu. Menghindar dan menebar insinuasi hanya memperbesar kecurigaan,” tegasnya.

Sebagai Sekretaris II BRAINS DPP Partai Demokrat, Yan juga menilai pernyataan Jokowi justru mengesankan ketidaksiapan dalam menjawab pertanyaan publik secara lugas. Ia bahkan menyindir gaya komunikasi Presiden sebagai strategi “lempar batu, sembunyi ijazah.”

Ia mengingatkan bahwa insinuasi dalam komunikasi politik bukan hanya tidak sehat, tapi juga berpotensi menyesatkan. “Jangan sampai ini malah mencerminkan kondisi psikis atau fisik Presiden. Kami berharap bukan itu masalahnya,” tambahnya.

Yan pun menepis tudingan warganet yang mengaitkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan isu ijazah palsu. Menurutnya, tuduhan semacam itu tidak berdasar dan bertentangan dengan rekam jejak SBY yang selalu menjunjung tinggi etika demokrasi.

Ia pun menantang Presiden untuk menempuh jalan terbuka, sebagaimana dirinya siap menunjukkan ijazahnya jika diminta publik.

“Kalau memang ingin menutup polemik ini secara tuntas, buktikan saja. Tidak perlu menyalahkan pihak lain,” pungkas Yan.

https://seputarcibubur.pikiran-rakya...lemik?page=all

Setelah lembong gagal dihukum mati, wakidi cs sekarang ingin kebo dihukum mati