- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ekonom Perkirakan Ekonomi Indonesia Kuartal II-2025 Hanya Tumbuh Sekitar 4,55%-4,65%


TS
jaguarxj220
Ekonom Perkirakan Ekonomi Indonesia Kuartal II-2025 Hanya Tumbuh Sekitar 4,55%-4,65%
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 diperkirakan masih mengalami perlambatan dan sulit mencapai pertumbuhan 5%.
Direktur Ekonomi Celious, Nailul Huda, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini kemungkinan besar tidak akan lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,87% secara tahunan (year on year).
Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan tekanan, mulai dari kinerja sektor manufaktur yang masih lesu, tekanan inflasi yang membayangi daya beli masyarakat, hingga surplus neraca perdagangan yang mulai menyusut. Dengan kondisi tersebut, peluang mencapai target pertumbuhan 5% di kuartal ini dinilai semakin berat.
“Saya melihat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 tidak akan lebih tinggi dibandingkan Kuartal I. Karena tidak ada fenomena pengungkit yang signifikan, kecuali beberapa kali libur Panjang," ungkap Huda kepada Kontan, Minggu (3/8/2025).
Huda menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Kuartal I-2025 yang sebesar 4,87% secara tahunan (year on year/yoy) ditopang karena adanya pengungkit dari momentum Ramadan dan Lebaran. Sehingga Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Kuartal II akan lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Pertumbuhan ekonomi bisa di angka 4,55%-4,65% saja di kuartal II-2025," jelasnya.
Menurutnya, tekanan utama justru datang dari sektor manufaktur yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juni 2025 tercatat di level 46,9, lebih rendah dari 47,4 di bulan sebelumnya. Ini menandakan bahwa sektor industri berada dalam fase kontraksi selama tiga bulan berturut-turut.
"PMI manufaktur Indonesia juga masih berada di bawah garis ekspansi. Artinya perusahaan di Indonesia tidak melakukan penambahan produksi. Bahkan cenderung mengurangi produk dan karyawan (PHK)," ujar Huda.
Huda melanjutkan, hal ini diakibatkan dari sisi permintaan yang melambat, dan konsumsi rumah tangga yang belum bisa tumbuh optimal.
Di sisi lain, inflasi tahunan pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,87%, sedikit meningkat dari 1,60% pada Mei. Secara bulanan, inflasi naik 0,19% berbalik dari deflasi 0,37% pada bulan sebelumnya. Inflasi inti tercatat sebesar 2,37% secara tahunan.
Kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta jasa pribadi seperti perhiasan emas. Meskipun angka inflasi masih dalam kisaran yang terkendali, tekanan ini tetap membebani daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah yang belum sepenuhnya pulih dari tekanan ekonomi pascapandemi.
Penyusutan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 juga menjadi sinyal bahwa kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan mulai moderat. BPS mencatat surplus Juni sebesar US$ 4,11 miliar, turun dibandingkan bulan Mei yang mencapai US$ 4,30 miliar.
Melihat berbagai kondisi tersebut, Huda memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 akan berada di kisaran 4,55% hingga 4,65%.
Reporter: Nurtiandriyani Simamora
Editor: Herlina Kartika Dewi
https://nasional.kontan.co.id/news/e...ekitar-455-465
Masih tumbuh ya gaes..
Direktur Ekonomi Celious, Nailul Huda, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini kemungkinan besar tidak akan lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,87% secara tahunan (year on year).
Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan tekanan, mulai dari kinerja sektor manufaktur yang masih lesu, tekanan inflasi yang membayangi daya beli masyarakat, hingga surplus neraca perdagangan yang mulai menyusut. Dengan kondisi tersebut, peluang mencapai target pertumbuhan 5% di kuartal ini dinilai semakin berat.
“Saya melihat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 tidak akan lebih tinggi dibandingkan Kuartal I. Karena tidak ada fenomena pengungkit yang signifikan, kecuali beberapa kali libur Panjang," ungkap Huda kepada Kontan, Minggu (3/8/2025).
Huda menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Kuartal I-2025 yang sebesar 4,87% secara tahunan (year on year/yoy) ditopang karena adanya pengungkit dari momentum Ramadan dan Lebaran. Sehingga Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Kuartal II akan lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
"Pertumbuhan ekonomi bisa di angka 4,55%-4,65% saja di kuartal II-2025," jelasnya.
Menurutnya, tekanan utama justru datang dari sektor manufaktur yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juni 2025 tercatat di level 46,9, lebih rendah dari 47,4 di bulan sebelumnya. Ini menandakan bahwa sektor industri berada dalam fase kontraksi selama tiga bulan berturut-turut.
"PMI manufaktur Indonesia juga masih berada di bawah garis ekspansi. Artinya perusahaan di Indonesia tidak melakukan penambahan produksi. Bahkan cenderung mengurangi produk dan karyawan (PHK)," ujar Huda.
Huda melanjutkan, hal ini diakibatkan dari sisi permintaan yang melambat, dan konsumsi rumah tangga yang belum bisa tumbuh optimal.
Di sisi lain, inflasi tahunan pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,87%, sedikit meningkat dari 1,60% pada Mei. Secara bulanan, inflasi naik 0,19% berbalik dari deflasi 0,37% pada bulan sebelumnya. Inflasi inti tercatat sebesar 2,37% secara tahunan.
Kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta jasa pribadi seperti perhiasan emas. Meskipun angka inflasi masih dalam kisaran yang terkendali, tekanan ini tetap membebani daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah yang belum sepenuhnya pulih dari tekanan ekonomi pascapandemi.
Penyusutan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2025 juga menjadi sinyal bahwa kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan mulai moderat. BPS mencatat surplus Juni sebesar US$ 4,11 miliar, turun dibandingkan bulan Mei yang mencapai US$ 4,30 miliar.
Melihat berbagai kondisi tersebut, Huda memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 akan berada di kisaran 4,55% hingga 4,65%.
Reporter: Nurtiandriyani Simamora
Editor: Herlina Kartika Dewi
https://nasional.kontan.co.id/news/e...ekitar-455-465
Masih tumbuh ya gaes..





kucingselam dan rizkync108 memberi reputasi
2
125
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan