- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sangat Menyentuh kejujuran seorang dengan gannguan jiwa,


TS
Alioedinkk
Sangat Menyentuh kejujuran seorang dengan gannguan jiwa,
Seorang pria dengan ganguan jiwa pandangan kosong dan langkah yang tidak beraturan mendekat.
"Bang, minta rokok," suaranya serak dan tak terduga.Yang kebetulan bertemu seorang Pria baik melintas, menatap matanya.
Tanpa ragu, ia merogoh saku, "Saya tidak punya rokok. Ini, beli saja di warung sendiri," katanya sambil menyodorkan selembar uang lima ribuan.
Tidak lama berlalu, sosok yang sama datang kembali lagi
dan perlahan ia mengulurkan uang tiga ribu.
Pria baik itu menatap bingung, belum sempat bertanya, si Pria dengan ganguan jiwa berkata dengan suara yang lebih jernih,
"Harga rokoknya sebatang cuma dua ribu, Bang. Yang tiga ribu ini bukan hak saya."

"Bang, minta rokok," suaranya serak dan tak terduga.Yang kebetulan bertemu seorang Pria baik melintas, menatap matanya.
Tanpa ragu, ia merogoh saku, "Saya tidak punya rokok. Ini, beli saja di warung sendiri," katanya sambil menyodorkan selembar uang lima ribuan.
Tidak lama berlalu, sosok yang sama datang kembali lagi
dan perlahan ia mengulurkan uang tiga ribu.
Pria baik itu menatap bingung, belum sempat bertanya, si Pria dengan ganguan jiwa berkata dengan suara yang lebih jernih,
"Harga rokoknya sebatang cuma dua ribu, Bang. Yang tiga ribu ini bukan hak saya."
Berinteraksi dengan orang yang mengalami gangguan jiwa seringkali bisa menjadi pengalaman yang unik dan mendalam. Salah satu hal yang diceritakan oleh orang yang pernah mengalaminya adalah bagaimana kejujuran mereka bisa sangat "nyata" dan tanpa filter, bahkan jika apa yang mereka katakan terdengar tidak masuk akal bagi orang lain.
Pengalaman ini seringkali membuat kita merenung tentang apa itu kejujuran. Bagi mereka, kejujuran bukan hanya tentang mengatakan fakta yang sesuai dengan realitas kita, tetapi lebih tentang apa yang mereka rasakan dan alami dari perspektif internal mereka.
Kejujuran Emosional: ada seorang dengan gangguan jiwa tiba-tiba menatap seseorang dan berkata, "Kamu terlihat sangat lelah. Apa yang membebani pikiranmu?" Tanpa mengenal satu sama lain, mampu menangkap sinyal emosional yang bahkan berusaha disembunyikan orang itu. Kejujuran ini bukanlah tentang fakta, tetapi tentang intuisi emosional yang tajam.
Kejujuran Perspektif:Seseorang lain pernah berbagi cerita tentang pertemuannya dengan pasien skizofrenia yang sangat terobsesi dengan warna ungu. Pasien itu bisa bercerita berjam-jam tentang "kehidupan" warna ungu, bagaimana ia "berbisik" dan "bernyanyi" di dinding. Meskipun terdengar aneh, bagi pasien itu, hal tersebut adalah realitas. Mendengarkan ceritanya dengan pikiran terbuka adalah pengalaman yang mengajarkan tentang bagaimana realitas bisa sangat subjektif.
Kejujuran Tanpa Filter Sosial: Kadang, orang dengan gangguan jiwa bisa mengatakan hal-hal yang oleh kita anggap tabu atau tidak sopan. Contohnya, tiba-tiba mereka bisa menunjuk kekurangan fisik atau penampilan seseorang. Ini bukan karena mereka berniat menyakiti, tetapi karena filter sosial yang biasanya menahan kita untuk tidak berbicara tidak berfungsi pada mereka. Ini bisa jadi pengalaman yang mengagetkan, tetapi juga memberikan sudut pandang tentang bagaimana kita sering menyembunyikan pikiran kita yang sebenarnya demi norma sosial.
Pengalaman ini seringkali membuat kita merenung tentang apa itu kejujuran. Bagi mereka, kejujuran bukan hanya tentang mengatakan fakta yang sesuai dengan realitas kita, tetapi lebih tentang apa yang mereka rasakan dan alami dari perspektif internal mereka.
Kejujuran Emosional: ada seorang dengan gangguan jiwa tiba-tiba menatap seseorang dan berkata, "Kamu terlihat sangat lelah. Apa yang membebani pikiranmu?" Tanpa mengenal satu sama lain, mampu menangkap sinyal emosional yang bahkan berusaha disembunyikan orang itu. Kejujuran ini bukanlah tentang fakta, tetapi tentang intuisi emosional yang tajam.
Kejujuran Perspektif:Seseorang lain pernah berbagi cerita tentang pertemuannya dengan pasien skizofrenia yang sangat terobsesi dengan warna ungu. Pasien itu bisa bercerita berjam-jam tentang "kehidupan" warna ungu, bagaimana ia "berbisik" dan "bernyanyi" di dinding. Meskipun terdengar aneh, bagi pasien itu, hal tersebut adalah realitas. Mendengarkan ceritanya dengan pikiran terbuka adalah pengalaman yang mengajarkan tentang bagaimana realitas bisa sangat subjektif.
Kejujuran Tanpa Filter Sosial: Kadang, orang dengan gangguan jiwa bisa mengatakan hal-hal yang oleh kita anggap tabu atau tidak sopan. Contohnya, tiba-tiba mereka bisa menunjuk kekurangan fisik atau penampilan seseorang. Ini bukan karena mereka berniat menyakiti, tetapi karena filter sosial yang biasanya menahan kita untuk tidak berbicara tidak berfungsi pada mereka. Ini bisa jadi pengalaman yang mengagetkan, tetapi juga memberikan sudut pandang tentang bagaimana kita sering menyembunyikan pikiran kita yang sebenarnya demi norma sosial.
0
29
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan