- Beranda
- Komunitas
- Games
- Zona Gamer
5 Game Konami yang Melampaui Ekspektasi: Dari Underdog Jadi Legenda


TS
sadelihasann21
5 Game Konami yang Melampaui Ekspektasi: Dari Underdog Jadi Legenda

Game Konami
Konami mungkin dikenal luas karena franchise seperti Metal Gear, Castlevania, atau Pro Evolution Soccer. Tapi tak jarang, beberapa game rilisan mereka yang awalnya kurang diunggulkan justru berhasil mencetak kejutan besar dan dicintai gamer lintas generasi. Berikut adalah lima game Konami yang sukses melampaui ekspektasi, bahkan sampai mengubah wajah industri game.
1. Metal Gear Solid (1998) – Ketika Stealth Game Jadi Mainstream

Metal Gear Solid
Awalnya, banyak yang skeptis: bagaimana mungkin game stealth bisa bersaing di era game aksi cepat seperti Doomatau Resident Evil? Tapi Metal Gear Solid justru membuktikan sebaliknya. Dengan gameplay taktis, cutscene sinematik, dan cerita politik-intrik yang kompleks, game ini mendefinisikan ulang genre action-adventure.
Kenapa melampaui ekspektasi?
Karena tidak hanya laku keras secara komersial, tapi juga membuka jalan bagi storytelling dalam game konsol modern. Solid Snake pun langsung jadi ikon.
2. Suikoden II (1999) – RPG Klasik yang Awalnya Diabaikan

Suikoden II
Rilisnya Suikoden IIsempat tenggelam di bawah bayang-bayang Final Fantasy VII dan VIII. Namun, mereka yang sempat mencicipi tahu: ini adalah hidden gem sejati. Dengan 108 karakter yang bisa direkrut dan cerita politik kerajaan yang penuh intrik, game ini belakangan dianggap sebagai salah satu RPG terbaik sepanjang masa.
Kenapa melampaui ekspektasi?
Awalnya kurang dipromosikan dan kurang populer. Tapi berkat komunitas dan word-of-mouth, kini jadi cult classic dengan harga fisiknya bisa tembus jutaan rupiah.
3. Castlevania: Symphony of the Night (1997) – Ubah Arah Franchise

Castlevania
Saat banyak game 2D mulai ditinggalkan demi grafis 3D, Konami malah merilis Symphony of the Nightdengan gaya eksplorasi 2D dan sentuhan RPG. Keputusan berani ini justru sukses besar. Game ini menjadi cikal bakal istilah "Metroidvania", dan bahkan jadi panutan bagi banyak game indie modern.
Kenapa melampaui ekspektasi?
Karena menghidupkan kembali genre eksplorasi platformer dengan gaya dan keunikan yang belum pernah ada sebelumnya. Saat itu dianggap langkah mundur, nyatanya justru jadi lompatan besar.
4. Pro Evolution Soccer 6 (2006) – Raja Sepak Bola di Era Emas PS2

Pro Evolution Soccer 6
Di masa saat EA Sports masih dominan dengan FIFA, PES 6(atau Winning Eleven 10) muncul dengan gameplay realistis yang membuat banyak gamer beralih. Kontrol yang responsif, strategi yang dalam, dan mode Master League jadi keunggulan mutlak.
Kenapa melampaui ekspektasi?
Karena tanpa lisensi klub resmi sebanyak FIFA, PES 6 tetap jadi favorit global. Bahkan di warung PS dan rental, ini jadi pilihan utama hingga hari ini masih dikenang hangat.
5. eFootball 2024 (Mobile) – Bangkit dari Kritik Menuju Popularitas

eFootball 2024
Setelah kegagalan eFootball 2022, banyak gamer skeptis terhadap masa depan seri ini. Tapi update demi update membuat eFootball 2024versi mobile jadi kejutan: smooth, kompetitif, dan lebih ringan dibanding pesaingnya. Bahkan jadi salah satu game sepak bola mobile paling banyak diunduh.
Kenapa melampaui ekspektasi?
Karena berhasil membalikkan persepsi negatif dan bangkit dari ejekan, jadi game kompetitif yang rutin dimainkan di turnamen e-sports mobile.
Konami, Sang Master of Comeback
Konami tak selalu berada di puncak. Tapi justru dalam kondisi tak diunggulkan, mereka sering kali mampu menciptakan keajaiban. Dari Symphony of the Night yang membentuk genre baru, hingga eFootball Mobile yang membalikkan cemooh jadi pujian—Konami adalah bukti bahwa kejeniusan sering muncul dari risiko dan eksperimen.
Baca Artikel Bola Voli Terlengkap disini
Spoortzoomid
0
9
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan