- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Media Israel Buat Laporan Puji Kurikulum Merdeka Indonesia, Apa Maksudnya?


TS
medievalist
Media Israel Buat Laporan Puji Kurikulum Merdeka Indonesia, Apa Maksudnya?
Jumat 01 Aug 2025 05:30 WIB
Media Israel Buat Laporan Puji Kurikulum Merdeka Indonesia, Apa Maksudnya?
Penggambaran negatif ke Israel disebut telah dihilangkan dalam kurikulum.

Foto: Tangkapan Layar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah beragam kecaman terhadap otoritas Zionis, media Israel, the Jerusalem Post menulis artikel yang memuji kurikulum pembelajaran Indonesia.
The Jerusalem Post mengutip sebuah penilaian baru oleh IMPACT-se, sebuah lembaga penelitian dan kebijakan internasional, yang menyoroti pertumbuhan inklusivitas dalam 'Kurikulum Merdeka' di Indonesia.
Laporan itu menilai bahwa buku teks nasional Indonesia sedang mengalami transformasi yang signifikan dalam perbaikan sikap terhadap Yahudi, Israel, dan kelompok minoritas. Buku teks ini sekaligus mempromosikan kesetaraan gender dan membingkai ulang konsep-konsep seperti jihad.
Studi menganalisis lebih dari empat puluh buku teks humaniora dari kurikulum baru dan membandingkannya dengan edisi sebelumnya. IMPACT-se menemukan keselarasan yang lebih erat dengan standar pendidikan perdamaian dan toleransi yang diturunkan dari UNESCO.
"Sangat menggembirakan melihat buku teks Indonesia berada di jalur yang tegas menuju pertumbuhan inklusivitas," ujar Marcus Sheff, CEO IMPACT-se.
Media Israel bukan kali pertama menulis tentang Indonesia. Sebelumnya sejumlah media di sana pernah memberitakan soal hubungan rahasia Israel dan Indonesia, termasuk di bidang perdagangan. Klaim sepihak itu telah dibantah oleh pemerintah Indonesia.
Dalam tulisan teranyar ini, IMPACT-se juga mencatat bahwa penggambaran negatif tentang Israel yang ditemukan dalam edisi buku sebelumnya telah dihilangkan. Ini menandakan pendekatan pendidikan yang lebih netral dan bertanggung jawab.
Sheff juga menekankan bahwa kurikulum kini merangkul minoritas agama di Indonesia. Sikap yang diungkapkan dalam buku teks terhadap orang Yahudi dan Yudaisme semakin positif. IMPACT-se memperkirakan tren ini akan terus berlanjut, dalam membentuk pandangan 58 juta anak.
Kurikulum nasional Indonesia dinilai telah mengalami beberapa perubahan dalam konten kurikulum, terutama pada mata pelajaran seperti Yudaisme dan orang Yahudi, Israel dan Holocaust, serta minoritas. Penekanan pada interpretasi jihad tanpa kekerasan ditempatkan dalam buku teks, dan pandangan yang lebih terbuka tentang identitas gender dan anggota komunitas LGBT.
"Kurikulum Merdeka" dinilai juga menyajikan penggambaran yang jauh lebih seimbang dan toleran terhadap kaum Yahudi, dibandingkan dengan buku-buku teks sebelumnya.
Buku teks ini mengakui kaum Yahudi sebagai "Ahli Kitab" yang layak mendapatkan kesetaraan, menegaskan bahwa Taurat sebagian selaras dengan Alqur'an, dan bahkan memuji "kearifan ekologis Sabat Yahudi".
Buku-buku teks menyoroti 'hubungan harmonis Nabi Muhammad dengan kaum Yahudi' menggunakan contoh-contoh seperti Piagam Madinah untuk mengajarkan rasa hormat dan hidup berdampingan secara damai.
Buku-buku teks Kristen juga menunjukkan kemajuan, menggambarkan Yesus sebagai seorang Yahudi dan menekankan bahwa kaum Yahudi tidak boleh disalahkan secara kolektif atas kematiannya.
Yang krusial, tulis laporan itu, konten yang mempromosikan stereotip antisemitisme terhadap orang Yahudi sebagai "rakus, penipu, atau tidak jujur" telah dihapus, termasuk bagian tentang kejujuran yang melibatkan orang Yahudi menggunakan uang palsu.
Pun konten yang menyatakan orang Yahudi memprioritaskan uang dalam pernikahan putri mereka, dan kisah seorang Yahudi yang meludahi Nabi Muhammad demi uang.
Mengenai Holocaust, kata laporan tersebut, hal itu hampir tidak diajarkan, bahkan mungkin tidak sama sekali. Holocaust 'tidak diajarkan' tetapi disinggung dalam buku teks Kelas 12 yang secara singkat menyebutkan kebencian Nazi terhadap orang Yahudi sebagai pelanggaran hak asasi manusia serius, tanpa referensi eksplisit atau konteks yang jelas.
Isu-isu internasional, termasuk konflik Israel-Palestina, tidak digambarkan seperti sebelumnya. Kurikulum sekarang dinilai juga mengajarkan dan menekankan lebih banyak interpretasi jihad tanpa kekerasan.
Sebuah buku teks Kelas 10 mengklarifikasi bahwa jihad bukan hanya tentang "mengangkat senjata di medan perang atau permusuhan ekstrem, tetapi juga tentang "mempromosikan kebaikan dan mencegah keburukan dan perlakuan etis terhadap non-Muslim.
https://news.republika.co.id/berita/...aksudnya-part2
Media Israel Buat Laporan Puji Kurikulum Merdeka Indonesia, Apa Maksudnya?
Penggambaran negatif ke Israel disebut telah dihilangkan dalam kurikulum.

Foto: Tangkapan Layar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah beragam kecaman terhadap otoritas Zionis, media Israel, the Jerusalem Post menulis artikel yang memuji kurikulum pembelajaran Indonesia.
The Jerusalem Post mengutip sebuah penilaian baru oleh IMPACT-se, sebuah lembaga penelitian dan kebijakan internasional, yang menyoroti pertumbuhan inklusivitas dalam 'Kurikulum Merdeka' di Indonesia.
Laporan itu menilai bahwa buku teks nasional Indonesia sedang mengalami transformasi yang signifikan dalam perbaikan sikap terhadap Yahudi, Israel, dan kelompok minoritas. Buku teks ini sekaligus mempromosikan kesetaraan gender dan membingkai ulang konsep-konsep seperti jihad.
Studi menganalisis lebih dari empat puluh buku teks humaniora dari kurikulum baru dan membandingkannya dengan edisi sebelumnya. IMPACT-se menemukan keselarasan yang lebih erat dengan standar pendidikan perdamaian dan toleransi yang diturunkan dari UNESCO.
"Sangat menggembirakan melihat buku teks Indonesia berada di jalur yang tegas menuju pertumbuhan inklusivitas," ujar Marcus Sheff, CEO IMPACT-se.
Media Israel bukan kali pertama menulis tentang Indonesia. Sebelumnya sejumlah media di sana pernah memberitakan soal hubungan rahasia Israel dan Indonesia, termasuk di bidang perdagangan. Klaim sepihak itu telah dibantah oleh pemerintah Indonesia.
Dalam tulisan teranyar ini, IMPACT-se juga mencatat bahwa penggambaran negatif tentang Israel yang ditemukan dalam edisi buku sebelumnya telah dihilangkan. Ini menandakan pendekatan pendidikan yang lebih netral dan bertanggung jawab.
Sheff juga menekankan bahwa kurikulum kini merangkul minoritas agama di Indonesia. Sikap yang diungkapkan dalam buku teks terhadap orang Yahudi dan Yudaisme semakin positif. IMPACT-se memperkirakan tren ini akan terus berlanjut, dalam membentuk pandangan 58 juta anak.
Kurikulum nasional Indonesia dinilai telah mengalami beberapa perubahan dalam konten kurikulum, terutama pada mata pelajaran seperti Yudaisme dan orang Yahudi, Israel dan Holocaust, serta minoritas. Penekanan pada interpretasi jihad tanpa kekerasan ditempatkan dalam buku teks, dan pandangan yang lebih terbuka tentang identitas gender dan anggota komunitas LGBT.
"Kurikulum Merdeka" dinilai juga menyajikan penggambaran yang jauh lebih seimbang dan toleran terhadap kaum Yahudi, dibandingkan dengan buku-buku teks sebelumnya.
Buku teks ini mengakui kaum Yahudi sebagai "Ahli Kitab" yang layak mendapatkan kesetaraan, menegaskan bahwa Taurat sebagian selaras dengan Alqur'an, dan bahkan memuji "kearifan ekologis Sabat Yahudi".
Buku-buku teks menyoroti 'hubungan harmonis Nabi Muhammad dengan kaum Yahudi' menggunakan contoh-contoh seperti Piagam Madinah untuk mengajarkan rasa hormat dan hidup berdampingan secara damai.
Buku-buku teks Kristen juga menunjukkan kemajuan, menggambarkan Yesus sebagai seorang Yahudi dan menekankan bahwa kaum Yahudi tidak boleh disalahkan secara kolektif atas kematiannya.
Yang krusial, tulis laporan itu, konten yang mempromosikan stereotip antisemitisme terhadap orang Yahudi sebagai "rakus, penipu, atau tidak jujur" telah dihapus, termasuk bagian tentang kejujuran yang melibatkan orang Yahudi menggunakan uang palsu.
Pun konten yang menyatakan orang Yahudi memprioritaskan uang dalam pernikahan putri mereka, dan kisah seorang Yahudi yang meludahi Nabi Muhammad demi uang.
Mengenai Holocaust, kata laporan tersebut, hal itu hampir tidak diajarkan, bahkan mungkin tidak sama sekali. Holocaust 'tidak diajarkan' tetapi disinggung dalam buku teks Kelas 12 yang secara singkat menyebutkan kebencian Nazi terhadap orang Yahudi sebagai pelanggaran hak asasi manusia serius, tanpa referensi eksplisit atau konteks yang jelas.
Isu-isu internasional, termasuk konflik Israel-Palestina, tidak digambarkan seperti sebelumnya. Kurikulum sekarang dinilai juga mengajarkan dan menekankan lebih banyak interpretasi jihad tanpa kekerasan.
Sebuah buku teks Kelas 10 mengklarifikasi bahwa jihad bukan hanya tentang "mengangkat senjata di medan perang atau permusuhan ekstrem, tetapi juga tentang "mempromosikan kebaikan dan mencegah keburukan dan perlakuan etis terhadap non-Muslim.
https://news.republika.co.id/berita/...aksudnya-part2


raptordeltadunn memberi reputasi
1
159
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan