- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rincian Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Segera Diambil Alih Danantara


TS
kelamine.yamal
Rincian Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Segera Diambil Alih Danantara
Jakarta - Badan Pengelola Investasi BPI Danantara menyatakan kesiapannya untuk menyelesaikan 22 program prioritas dalam beberapa bulan ke depan. Program-program tersebut mencakup restrukturisasi bisnis maskapai penerbangan, penataan ulang proyek kereta cepat, hingga pengembangan sektor koperasi.
Salah satu agenda besar dalam daftar tersebut adalah rencana pengambilalihan prasarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) oleh pemerintah. Saat ini, infrastruktur proyek tersebut masih berada di bawah tanggung jawab konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia bersama perusahaan asal Cina.
Langkah pengambilalihan dipertimbangkan lantaran terjadinya kekurangan arus kas yang signifikan, bahkan diproyeksikan akan berlanjut hingga tahun 2061.
Chief Operating Officer Danantara Indonesia, Dony Oskaria, mengatakan bahwa 22 program tersebut merupakan bagian dari rencana kerja tahun 2025 yang akan difokuskan selama lima bulan mendatang.
"Kita harapkan mampu menyelesaikan 22 program kerja yang sudah kita konsultasikan dan bahas secara mendetail dengan Komisi VI DPR RI selama dua hari," ujar Dony dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu pekan lalu..
Di sisi lain, sorotan publik terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung semakin meningkat seiring membengkaknya biaya pembangunan. Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, mengungkapkan bahwa biaya awal proyek yang semula disepakati sebesar 6,02 miliar dolar AS, kini melonjak menjadi 7,22 miliar dolar AS.
Dari total investasi tersebut, sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan total utang mencapai 5,415 miliar dolar AS atau setara Rp 81,2 triliun.
Menurut Anthony, bunga tahunan untuk utang pokok sebesar 6,02 miliar dolar AS adalah 2 persen, sementara bunga untuk pembengkakan biaya (cost overrun) mencapai 3,4 persen per tahun. Akibatnya, beban bunga mencapai sekitar 120,9 juta dolar AS atau hampir Rp 2 triliun per tahun.
Di lain sisi, pendapatan dari penjualan tiket Kereta Whoosh dinilai belum sebanding dengan beban keuangan yang ditanggung. Selama tahun 2024, tiket yang terjual hanya mencapai 6,06 juta lembar. Dengan asumsi harga rata-rata Rp250.000 per tiket, total pendapatan kotor kereta cepat itu diperkirakan hanya sekitar Rp1,5 triliun.
Pendapatan Kereta Whoosh yang minim, bahkan lebih rendah dari biaya bunga yang nyaris Rp 2 triliun itu, membuat keuangan KCIC bakal terganggu defisit. Dikhawatirkan, untuk menambal defisit itu, KCIC harus utang lagi dalam jumlah besar.
Untuk konsolidasi, Dony menyampaikan bahwa konsolidasi awal akan difokuskan pada sejumlah sektor strategis seperti pupuk, rumah sakit, hotel, dan industri gula. Selain itu, proses konsolidasi juga akan menyasar sektor hilirisasi minyak, asuransi, dan kawasan industri.
Tak hanya itu, Danantara juga akan mengambil alih pengelolaan aset-aset penting di bidang pangan, baterai, semen, telekomunikasi, dan perkapalan. Dony menegaskan bahwa setiap pengelolaan akan dijalankan dengan prinsip tata kelola yang kuat, didukung oleh kebijakan dan prosedur yang ketat.
Sementara itu, Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa lembaga pengelola investasi ini memiliki mandat untuk menyatukan dan mengelola seluruh aset BUMN guna meningkatkan nilai ekonomi serta mengoptimalkan peran aset negara. “Danantara dibentuk untuk membawa Indonesia menjadi kekuatan global yang bertumpu pada sektor-sektor strategis,” ujar Rosan.
Lebih lanjut, Rosan mengatakan bahwa Danantara memiliki kewenangan untuk mengelola dividen dari holding operasional, yang kemudian akan diinvestasikan kembali baik ke dalam holding investasi maupun ke BUMN yang terkait. Menurutnya, pembentukan struktur holding operasional dan holding investasi telah mendapat restu dari Menteri BUMN, Erick Thohir.
Untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas, Rosan menambahkan bahwa Danantara akan diawasi oleh tiga komite utama: Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Etik, serta Komite Audit. “Setiap komite ini akan menjadi bagian penting dari struktur pengawasan berlapis di dalam organisasi Danantara,” dia menjelaskan.
https://www.tempo.co/ekonomi/rincian...antara-2052710
Awalnya bilang tidak akan pakai APBN sepeserpun, ternyata didalam perjalanan pakai uang APBN.
kenapa susah sekali untuk jujur?
Salah satu agenda besar dalam daftar tersebut adalah rencana pengambilalihan prasarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) oleh pemerintah. Saat ini, infrastruktur proyek tersebut masih berada di bawah tanggung jawab konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia bersama perusahaan asal Cina.
Langkah pengambilalihan dipertimbangkan lantaran terjadinya kekurangan arus kas yang signifikan, bahkan diproyeksikan akan berlanjut hingga tahun 2061.
Chief Operating Officer Danantara Indonesia, Dony Oskaria, mengatakan bahwa 22 program tersebut merupakan bagian dari rencana kerja tahun 2025 yang akan difokuskan selama lima bulan mendatang.
"Kita harapkan mampu menyelesaikan 22 program kerja yang sudah kita konsultasikan dan bahas secara mendetail dengan Komisi VI DPR RI selama dua hari," ujar Dony dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu pekan lalu..
Di sisi lain, sorotan publik terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung semakin meningkat seiring membengkaknya biaya pembangunan. Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, mengungkapkan bahwa biaya awal proyek yang semula disepakati sebesar 6,02 miliar dolar AS, kini melonjak menjadi 7,22 miliar dolar AS.
Dari total investasi tersebut, sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan total utang mencapai 5,415 miliar dolar AS atau setara Rp 81,2 triliun.
Menurut Anthony, bunga tahunan untuk utang pokok sebesar 6,02 miliar dolar AS adalah 2 persen, sementara bunga untuk pembengkakan biaya (cost overrun) mencapai 3,4 persen per tahun. Akibatnya, beban bunga mencapai sekitar 120,9 juta dolar AS atau hampir Rp 2 triliun per tahun.
Di lain sisi, pendapatan dari penjualan tiket Kereta Whoosh dinilai belum sebanding dengan beban keuangan yang ditanggung. Selama tahun 2024, tiket yang terjual hanya mencapai 6,06 juta lembar. Dengan asumsi harga rata-rata Rp250.000 per tiket, total pendapatan kotor kereta cepat itu diperkirakan hanya sekitar Rp1,5 triliun.
Pendapatan Kereta Whoosh yang minim, bahkan lebih rendah dari biaya bunga yang nyaris Rp 2 triliun itu, membuat keuangan KCIC bakal terganggu defisit. Dikhawatirkan, untuk menambal defisit itu, KCIC harus utang lagi dalam jumlah besar.
Untuk konsolidasi, Dony menyampaikan bahwa konsolidasi awal akan difokuskan pada sejumlah sektor strategis seperti pupuk, rumah sakit, hotel, dan industri gula. Selain itu, proses konsolidasi juga akan menyasar sektor hilirisasi minyak, asuransi, dan kawasan industri.
Tak hanya itu, Danantara juga akan mengambil alih pengelolaan aset-aset penting di bidang pangan, baterai, semen, telekomunikasi, dan perkapalan. Dony menegaskan bahwa setiap pengelolaan akan dijalankan dengan prinsip tata kelola yang kuat, didukung oleh kebijakan dan prosedur yang ketat.
Sementara itu, Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa lembaga pengelola investasi ini memiliki mandat untuk menyatukan dan mengelola seluruh aset BUMN guna meningkatkan nilai ekonomi serta mengoptimalkan peran aset negara. “Danantara dibentuk untuk membawa Indonesia menjadi kekuatan global yang bertumpu pada sektor-sektor strategis,” ujar Rosan.
Lebih lanjut, Rosan mengatakan bahwa Danantara memiliki kewenangan untuk mengelola dividen dari holding operasional, yang kemudian akan diinvestasikan kembali baik ke dalam holding investasi maupun ke BUMN yang terkait. Menurutnya, pembentukan struktur holding operasional dan holding investasi telah mendapat restu dari Menteri BUMN, Erick Thohir.
Untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas, Rosan menambahkan bahwa Danantara akan diawasi oleh tiga komite utama: Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Etik, serta Komite Audit. “Setiap komite ini akan menjadi bagian penting dari struktur pengawasan berlapis di dalam organisasi Danantara,” dia menjelaskan.
https://www.tempo.co/ekonomi/rincian...antara-2052710
Awalnya bilang tidak akan pakai APBN sepeserpun, ternyata didalam perjalanan pakai uang APBN.
kenapa susah sekali untuk jujur?




thewawans dan InRealLife memberi reputasi
0
293
38


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan