- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah Minta Penjelasan ke AS Soal Tarif 15-20% Utk Negara yang Tak Nego


TS
kissmybutt007
Pemerintah Minta Penjelasan ke AS Soal Tarif 15-20% Utk Negara yang Tak Nego
Pemerintah Akan Minta Penjelasan ke AS Soal Tarif 15-20 Persen untuk Negara yang Tak Negosiasi
Sakina Rakhma Diah Setiawan
5–6 minutes
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan meminta penjelasan ke United States Trade Representative (USTR) terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan menetapkan tarif dasar global sebesar 15 sampai 20 persen bagi negara-negara yang belum memiliki kesepakatan dagang dengan AS.
Sebab, pernyataan tersebut akan membuat kesepakatan dagang antara Indonesia dengan AS menjadi percuma.
Ini lantaran tarif resiprokal yang akhirnya didapatkan Indonesia hanya mampu turun ke 19 persen sementara banyak hal telah ditawarkan Indonesia selama proses negosiasi.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, pihaknya masih belum dapat memastikan terkait hal tersebut.
Oleh karenanya, pihaknya akan meminta penjelasan langsung dari pihak USTR.
"Itu yang mau kita perjelas, yang dimaksud 15-20 persen itu seperti apa? Sekarang ini sejujurnya di dokumen resminya kan belum ada. Itu semuanya nanti kan harus ada perjanjian perdagangan. Enggak bisa kita tiba-tiba hanya mendasarkan ke pengumuman di media sosial. Ini kan urusan penerimaan negara, tarif bea masuk, sehingga pasti nanti ujungnya akan ada perjanjian perdagangan," ujarnya saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Susiwijono menyangsikan pernyataan Trump tersebut akan benar-benar diterapkan. Sebab saat ini sudah cukup banyak negara yang menyelesaikan negosiasi tarif resiprokal.
Komitmen perdagangan yang telah diteken negara-negara tersebut demi penurunan tarif pun tidak main-main mencapai triliunan dollar AS. Meski hingga kini belum ada perjanjian perdagangan yang telah ditandatangani oleh AS.
Indonesia misalnya, untuk menurunkan tarif resiprokal dari 32 persen menjadi 19 persen, telah berkomitmen untuk membeli produk energi dari AS senilai 15 miliar dollar AS dan produk pertanian dari AS senilai 4,5 miliar dollar AS.
Kemudian untuk mendapatkan penurunan tarif dari 25 persen menjadi 15 persen, Jepang telah berkomitmen untuk investasi senilai 550 miliar dollar AS di AS dan 90 persen keuntungannya diberikan ke AS.
Bahkan Uni Eropa berkomitmen akan membeli komoditas energi AS senilai 750 miliar dollar AS, investasi di AS senilai 600 miliar dollar AS, dan membeli peralatan militer AS demi penurunan tarif resiprokal dari 30 persen menjadi 15 persen.
"Kalau gitu ngapain kita (negosiasi tarif)? Masa yang lain enggak ngapa-ngapain dapat rata-rata 15 persen kan juga enggak mungkin gitu," ucapnya.
"Jadi kejelasannya seperti apa, kita harus tanyakan ke USTR seperti apa," imbuh Susiwijono.
Kendati demikian, Susiwijono bilang, selama perjanjian perdagangan terkait tarif resiprokal belum diteken, maka pernyataan maupun komitmen-komitmen tersebut masih belum diberlakukan.
"Termasuk kita pun, negara-negara yang sudah sepakat, belum ada kan perjanjian dagangan. Kita kan hanya 'oh oke tidak diberlakukan dulu' dan sampai hari ini juga enggak ada diberlakukan apa-apa," tuturnya.
Trump bakal terapkan tarif dasar untuk Negara-negara yang belum capai kesepakatan dagang dengan AS
Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menetapkan tarif dasar global sebesar 15 hingga 20 persen bagi negara-negara yang belum memiliki kesepakatan dagang dengan AS.
Kebijakan ini diumumkan hanya beberapa hari menjelang tenggat waktu penerapan tarif impor pada 1 Agustus 2025.
“Untuk dunia, saya kira tarifnya akan berada di kisaran 15 sampai 20 persen… Saya hanya ingin bersikap adil,” ujar Trump dalam konferensi pers di Turnberry, Skotlandia, bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, seperti dikutip dari CNBC, Senin (28/7/2025)
Trump menekankan bahwa AS tidak mungkin membuat ratusan kesepakatan perdagangan terpisah dengan seluruh negara.
“Kita akan menetapkan tarif untuk seluruh dunia, dan itulah yang harus mereka bayar jika ingin berbisnis dengan Amerika Serikat, karena Anda tidak bisa duduk dan membuat 200 kesepakatan,” ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2025/0...page=all#page2
jadi ingat dulu waktu kuliah, belajar mati matian buat ujian besok, tau tau besok ujian satu kelas fail semua, kecuali ane, eh gurunya langsung kasih bonus nilai tambahan buat semua biar gak fail, kampret
Sakina Rakhma Diah Setiawan
5–6 minutes
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan meminta penjelasan ke United States Trade Representative (USTR) terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan menetapkan tarif dasar global sebesar 15 sampai 20 persen bagi negara-negara yang belum memiliki kesepakatan dagang dengan AS.
Sebab, pernyataan tersebut akan membuat kesepakatan dagang antara Indonesia dengan AS menjadi percuma.
Ini lantaran tarif resiprokal yang akhirnya didapatkan Indonesia hanya mampu turun ke 19 persen sementara banyak hal telah ditawarkan Indonesia selama proses negosiasi.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, pihaknya masih belum dapat memastikan terkait hal tersebut.
Oleh karenanya, pihaknya akan meminta penjelasan langsung dari pihak USTR.
"Itu yang mau kita perjelas, yang dimaksud 15-20 persen itu seperti apa? Sekarang ini sejujurnya di dokumen resminya kan belum ada. Itu semuanya nanti kan harus ada perjanjian perdagangan. Enggak bisa kita tiba-tiba hanya mendasarkan ke pengumuman di media sosial. Ini kan urusan penerimaan negara, tarif bea masuk, sehingga pasti nanti ujungnya akan ada perjanjian perdagangan," ujarnya saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Susiwijono menyangsikan pernyataan Trump tersebut akan benar-benar diterapkan. Sebab saat ini sudah cukup banyak negara yang menyelesaikan negosiasi tarif resiprokal.
Komitmen perdagangan yang telah diteken negara-negara tersebut demi penurunan tarif pun tidak main-main mencapai triliunan dollar AS. Meski hingga kini belum ada perjanjian perdagangan yang telah ditandatangani oleh AS.
Indonesia misalnya, untuk menurunkan tarif resiprokal dari 32 persen menjadi 19 persen, telah berkomitmen untuk membeli produk energi dari AS senilai 15 miliar dollar AS dan produk pertanian dari AS senilai 4,5 miliar dollar AS.
Kemudian untuk mendapatkan penurunan tarif dari 25 persen menjadi 15 persen, Jepang telah berkomitmen untuk investasi senilai 550 miliar dollar AS di AS dan 90 persen keuntungannya diberikan ke AS.
Bahkan Uni Eropa berkomitmen akan membeli komoditas energi AS senilai 750 miliar dollar AS, investasi di AS senilai 600 miliar dollar AS, dan membeli peralatan militer AS demi penurunan tarif resiprokal dari 30 persen menjadi 15 persen.
"Kalau gitu ngapain kita (negosiasi tarif)? Masa yang lain enggak ngapa-ngapain dapat rata-rata 15 persen kan juga enggak mungkin gitu," ucapnya.
"Jadi kejelasannya seperti apa, kita harus tanyakan ke USTR seperti apa," imbuh Susiwijono.
Kendati demikian, Susiwijono bilang, selama perjanjian perdagangan terkait tarif resiprokal belum diteken, maka pernyataan maupun komitmen-komitmen tersebut masih belum diberlakukan.
"Termasuk kita pun, negara-negara yang sudah sepakat, belum ada kan perjanjian dagangan. Kita kan hanya 'oh oke tidak diberlakukan dulu' dan sampai hari ini juga enggak ada diberlakukan apa-apa," tuturnya.
Trump bakal terapkan tarif dasar untuk Negara-negara yang belum capai kesepakatan dagang dengan AS
Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menetapkan tarif dasar global sebesar 15 hingga 20 persen bagi negara-negara yang belum memiliki kesepakatan dagang dengan AS.
Kebijakan ini diumumkan hanya beberapa hari menjelang tenggat waktu penerapan tarif impor pada 1 Agustus 2025.
“Untuk dunia, saya kira tarifnya akan berada di kisaran 15 sampai 20 persen… Saya hanya ingin bersikap adil,” ujar Trump dalam konferensi pers di Turnberry, Skotlandia, bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, seperti dikutip dari CNBC, Senin (28/7/2025)
Trump menekankan bahwa AS tidak mungkin membuat ratusan kesepakatan perdagangan terpisah dengan seluruh negara.
“Kita akan menetapkan tarif untuk seluruh dunia, dan itulah yang harus mereka bayar jika ingin berbisnis dengan Amerika Serikat, karena Anda tidak bisa duduk dan membuat 200 kesepakatan,” ucapnya.
https://money.kompas.com/read/2025/0...page=all#page2
jadi ingat dulu waktu kuliah, belajar mati matian buat ujian besok, tau tau besok ujian satu kelas fail semua, kecuali ane, eh gurunya langsung kasih bonus nilai tambahan buat semua biar gak fail, kampret





nikmatulsiti319 dan atamlee memberi reputasi
2
376
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan