- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tokoh Besar Dalang Ijazah Palsu Menurut Relawan Jokowi: Susilo Bambang Yudhoyono?


TS
prabogel
Tokoh Besar Dalang Ijazah Palsu Menurut Relawan Jokowi: Susilo Bambang Yudhoyono?
Jakarta - Dalam sebuah pernyataan publik, Jokowi menyebut bahwa ada agenda besar di balik isu ijazah palsu dan wacana pemakzulan yang sempat mencuat. Ia menyiratkan adanya keterlibatan “orang besar” di balik gerakan tersebut. Pernyataan itu tampak menggantung, tidak menyebut nama, namun cukup kuat untuk memancing tafsir dan spekulasi.
Silvester Matutina, salah seorang aktifis Pembela Jokowi, mencoba membaca lebih dalam maksud dari pernyataan tersebut. Menurutnya, sosok “orang besar” yang dimaksud Jokowi tak lain adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tafsir ini tidak lahir dari ruang hampa. Silvester menunjukkan bahwa pernyataan Jokowi yang menyebut “demi anaknya” sebagai motivasi dari sang “orang besar” adalah sinyal kuat yang mengarah kepada SBY dan AHY.
Publik tentu belum lupa tentang peristiwa kelam dalam tubuh Partai Demokrat saat Moeldoko, yang saat itu berada di lingkar kekuasaan Jokowi, mencoba mengambil alih partai tersebut melalui Kongres Luar Biasa. Roy Suryo, eks kader Demokrat, ikut terlibat dalam dinamika tersebut. Meski pada akhirnya KLB itu ditolak secara hukum, luka politiknya tetap membekas. Kini, ketika Jokowi melempar frasa penuh teka-teki itu, luka lama seperti digores kembali.
Potret siluet ini menjadi menarik karena bisa memicu babak baru dalam dinamika politik nasional—terutama hubungan antara Jokowi dan SBY. Hubungan keduanya selama ini memang tidak bisa dikatakan harmonis. Jokowi tampak tidak ingin SBY terlalu dominan dalam kontestasi kekuasaan ke depan. Sementara itu, SBY ingin memastikan bahwa putranya, AHY, tetap memiliki ruang yang layak dalam panggung politik nasional, khususnya di lingkar pemerintahan Prabowo yang akan datang.
Di sinilah titik krusial bagi Prabowo. Ia kini berada dalam posisi dilematis: antara menjaga kedekatannya dengan Jokowi yang selama ini mendukungnya, atau merawat aliansi dengan SBY dan Partai Demokrat yang turut mengamankan jalannya menuju kursi kekuasaan. Jika konflik ini berkembang, Prabowo akan diuji apakah mampu menjadi penengah yang bijak atau justru membiarkan hubungan itu merenggang, bahkan pecah.
Pernyataan Jokowi, meskipun tidak menyebut nama, sesungguhnya membuka banyak pintu tafsir. Tapi jika benar bahwa “orang besar” yang dimaksud adalah SBY, maka ini bukan lagi sekadar sindiran—melainkan ajakan duel politik dalam bayang-bayang masa lalu yang belum selesai.
Apakah ini awal dari perseteruan baru, atau hanya percikan kecil yang tak sempat jadi api?
Semua tergantung pada siapa yang memilih diam, siapa yang memilih menjawab, dan siapa yang memilih menyalakan api.
https://fusilatnews.com/orang-besar-...er-adalah-sby/
Ini pertarungan jawa vs jawa
Silvester Matutina, salah seorang aktifis Pembela Jokowi, mencoba membaca lebih dalam maksud dari pernyataan tersebut. Menurutnya, sosok “orang besar” yang dimaksud Jokowi tak lain adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tafsir ini tidak lahir dari ruang hampa. Silvester menunjukkan bahwa pernyataan Jokowi yang menyebut “demi anaknya” sebagai motivasi dari sang “orang besar” adalah sinyal kuat yang mengarah kepada SBY dan AHY.
Publik tentu belum lupa tentang peristiwa kelam dalam tubuh Partai Demokrat saat Moeldoko, yang saat itu berada di lingkar kekuasaan Jokowi, mencoba mengambil alih partai tersebut melalui Kongres Luar Biasa. Roy Suryo, eks kader Demokrat, ikut terlibat dalam dinamika tersebut. Meski pada akhirnya KLB itu ditolak secara hukum, luka politiknya tetap membekas. Kini, ketika Jokowi melempar frasa penuh teka-teki itu, luka lama seperti digores kembali.
Potret siluet ini menjadi menarik karena bisa memicu babak baru dalam dinamika politik nasional—terutama hubungan antara Jokowi dan SBY. Hubungan keduanya selama ini memang tidak bisa dikatakan harmonis. Jokowi tampak tidak ingin SBY terlalu dominan dalam kontestasi kekuasaan ke depan. Sementara itu, SBY ingin memastikan bahwa putranya, AHY, tetap memiliki ruang yang layak dalam panggung politik nasional, khususnya di lingkar pemerintahan Prabowo yang akan datang.
Di sinilah titik krusial bagi Prabowo. Ia kini berada dalam posisi dilematis: antara menjaga kedekatannya dengan Jokowi yang selama ini mendukungnya, atau merawat aliansi dengan SBY dan Partai Demokrat yang turut mengamankan jalannya menuju kursi kekuasaan. Jika konflik ini berkembang, Prabowo akan diuji apakah mampu menjadi penengah yang bijak atau justru membiarkan hubungan itu merenggang, bahkan pecah.
Pernyataan Jokowi, meskipun tidak menyebut nama, sesungguhnya membuka banyak pintu tafsir. Tapi jika benar bahwa “orang besar” yang dimaksud adalah SBY, maka ini bukan lagi sekadar sindiran—melainkan ajakan duel politik dalam bayang-bayang masa lalu yang belum selesai.
Apakah ini awal dari perseteruan baru, atau hanya percikan kecil yang tak sempat jadi api?
Semua tergantung pada siapa yang memilih diam, siapa yang memilih menjawab, dan siapa yang memilih menyalakan api.
https://fusilatnews.com/orang-besar-...er-adalah-sby/
Ini pertarungan jawa vs jawa







lubizers dan 2 lainnya memberi reputasi
3
927
67


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan