- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gelar Karnaval Sound Horeg, Kades di Malang Keluarkan SE agar Warganya Mengungsi


TS
mabdulkarim
Gelar Karnaval Sound Horeg, Kades di Malang Keluarkan SE agar Warganya Mengungsi
Gelar Karnaval Sound Horeg, Kades di Malang Keluarkan SE agar Warganya Mengungsi

Kompas.com - 23/07/2025, 21:49 WIB Imron Hakiki, Andi Hartik Tim Redaksi Lihat Foto Kegiatan battle sound system di Banyuwangi, sound horeg((Kompas.com/Rizki Alfian Restiawan)) MALANG, KOMPAS.com - Kepala Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengeluarkan surat edaran terkait karnaval yang menghadirkan sound horeg pada Kamis (24/6/2025) besok.
Warga Desa Donowarih yang memiliki bayi, anak kecil, lansia dan warga yang sedang sakit diminta mengungsi sementara untuk menghindari suara keras sound horeg. Karnaval yang menghadirkan sound horeg itu yakni Karnaval Pesta Rakyat Karangjuwet Vol. 5.
"Agar dapat menjaga jarak atau mengamankan sementara dari lokasi kegiatan demi kenyamanan bersama dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat sound system yang akan digunakan cukup keras (sound horeg)," demikian bunyi salah satu potongan surat edaran tersebut.
Sekretaris Desa Donowarih, Ary Widya Hartono, membenarkan adanya surat edaran itu. Ia menyebut, kegiatan karnaval itu sudah menjadi tradisi yang rutin digelar dua tahun sekali dalam rangka bersih desa.
Rencananya akan ada 11 sound horeg yang akan meramaikan kegiatan tersebut.
“Koordinasi dengan Polres Malang sudah kami lakukan. Dan pembiayaan kegiatan ini sepenuhnya dibiayai secara swadaya oleh masyarakat, bukan dari dana pemerintah,” kata Ary melalui sambungan telepon, Rabu (23/7/2025).
Ary memastikan bahwa surat edaran itu dikeluarkan bukan karena ada konflik, melainkan sebagai tindakan preventif.
“Saat kami presentasi ke kepolisian, kami tegaskan bahwa surat edaran ini bentuk antisipasi dari desa. Masyarakat pun mendukung penuh kegiatan ini,” tegas Ary.
“Malahan di RT 28 itu ada yang mengeluarkan kontingen pakai mobil hias. Itu sebagai bukti bahwa panitia tidak memaksa warga harus menggunakan sound horeg,” sambungnya.
Sementara itu, merespon surat edaran itu, Ary menyebut beberapa warga bersedia untuk mengungsi secara sukarela demi mendukung kelancaran kegiatan, terutama warga yang bertempat tinggal di tepi jalan raya yang akan dilewati oleh karnaval tersebut. “Dari warga yang riskan, sudah mengungsi ke tempat saudara atau ke tetangga yang rumahnya tidak di tepi jalan,” pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/202...dium=facebook.
masyarakat mengungsi.
semoga nggak ada itu di daerah ibu kota...

Kompas.com - 23/07/2025, 21:49 WIB Imron Hakiki, Andi Hartik Tim Redaksi Lihat Foto Kegiatan battle sound system di Banyuwangi, sound horeg((Kompas.com/Rizki Alfian Restiawan)) MALANG, KOMPAS.com - Kepala Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengeluarkan surat edaran terkait karnaval yang menghadirkan sound horeg pada Kamis (24/6/2025) besok.
Warga Desa Donowarih yang memiliki bayi, anak kecil, lansia dan warga yang sedang sakit diminta mengungsi sementara untuk menghindari suara keras sound horeg. Karnaval yang menghadirkan sound horeg itu yakni Karnaval Pesta Rakyat Karangjuwet Vol. 5.
"Agar dapat menjaga jarak atau mengamankan sementara dari lokasi kegiatan demi kenyamanan bersama dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat sound system yang akan digunakan cukup keras (sound horeg)," demikian bunyi salah satu potongan surat edaran tersebut.
Sekretaris Desa Donowarih, Ary Widya Hartono, membenarkan adanya surat edaran itu. Ia menyebut, kegiatan karnaval itu sudah menjadi tradisi yang rutin digelar dua tahun sekali dalam rangka bersih desa.
Rencananya akan ada 11 sound horeg yang akan meramaikan kegiatan tersebut.
“Koordinasi dengan Polres Malang sudah kami lakukan. Dan pembiayaan kegiatan ini sepenuhnya dibiayai secara swadaya oleh masyarakat, bukan dari dana pemerintah,” kata Ary melalui sambungan telepon, Rabu (23/7/2025).
Ary memastikan bahwa surat edaran itu dikeluarkan bukan karena ada konflik, melainkan sebagai tindakan preventif.
“Saat kami presentasi ke kepolisian, kami tegaskan bahwa surat edaran ini bentuk antisipasi dari desa. Masyarakat pun mendukung penuh kegiatan ini,” tegas Ary.
“Malahan di RT 28 itu ada yang mengeluarkan kontingen pakai mobil hias. Itu sebagai bukti bahwa panitia tidak memaksa warga harus menggunakan sound horeg,” sambungnya.
Sementara itu, merespon surat edaran itu, Ary menyebut beberapa warga bersedia untuk mengungsi secara sukarela demi mendukung kelancaran kegiatan, terutama warga yang bertempat tinggal di tepi jalan raya yang akan dilewati oleh karnaval tersebut. “Dari warga yang riskan, sudah mengungsi ke tempat saudara atau ke tetangga yang rumahnya tidak di tepi jalan,” pungkasnya.
https://surabaya.kompas.com/read/202...dium=facebook.
masyarakat mengungsi.
semoga nggak ada itu di daerah ibu kota...






db84x4 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
759
47


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan