- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Siapa LSM yang mengancam guru Madin Zuhdi ?


TS
priakuta
Siapa LSM yang mengancam guru Madin Zuhdi ?
JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Zuhdi (63), seorang guru Madrasah Diniyah Roudhotul Mutaalimin di Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mengaku diteror oleh sekelompok aktivis LSM setelah terlibat dalam insiden penamparan terhadap salah seorang siswanya,
Insiden tersebut terjadi pada April 2025. Setelah kasus ini mencuat, rombongan yang mengaku sebagai perwakilan siswa yang ditampar Zuhdi mendatangi rumahnya.
Tiga bulan sebelum insiden tersebut, Zuhdi telah membayar uang denda sebesar Rp 12,5 juta kepada orang tua D, dan kedua belah pihak sudah sepakat untuk berdamai.
Salah satu oknum LSM yang berinisial K menjanjikan kepada Zuhdi untuk mengurus kasus ini agar tidak diproses hukum.
Dalam keadaan ketakutan, Zuhdi memberikan imbalan berupa uang Rp 300.000 dan empat bungkus rokok.
“Saya kasih uang Rp 300 ribu dan 4 pelat rokok katanya mau nyelesaikan semua masalah saya, tapi saat dihubungi sampai sekarang tidak ada kabar,” ujar Zuhdi, seperti yang dikutip dari Tribunbanyumas.com, Sabtu (19/7/2025).
[url=][/url]
[url=][/url]
[url=][img]https://dl.kaskus.id/assets.msn.com/staticsb/statics/latest/views/icons/ChevronRightWhiteBold.svg[/img][/url]
Kedatangan oknum LSM tersebut membuat Zuhdi merasa cemas berlebihan.
“Saya sempat kepikiran kalau sampai masuk penjara, nanti keluarnya katanya sampai Rp 20 juta,” tuturnya.
Namun, kini semua permasalahan antara Zuhdi dan orang tua murid telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Zuhdi menjelaskan bahwa penamparan tersebut dilakukan sebagai bentuk teguran setelah merasa dilempar sandal oleh siswa lain dari kelas yang berbeda.
Ia menegaskan bahwa tamparan itu bukan untuk menyakiti.
Uang denda dikembalikan
Uang denda yang diserahkan kepada SM, orang tua D, juga ditawarkan untuk dikembalikan, namun Zuhdi menolak. “Saya sudah mengikhlaskannya,” ungkapnya.
Sutopo, yang mengaku sebagai paman dari siswa D, bertindak sebagai juru bicara pihak D.
Ia menyampaikan permohonan maaf dari keluarga D kepada Zuhdi. "Bu SM meminta maaf kepada Bapak Zuhdi, kalau ada langkah salah, perkataan salah, ya ke depannya biar untuk istilahnya kebaikan, pembelajaran ke depannya," kata Sutopo.
[url=][/url]
[url=][/url]
[url=][img]https://dl.kaskus.id/assets.msn.com/staticsb/statics/latest/views/icons/ChevronRightWhiteBold.svg[/img][/url]
Ia juga menyampaikan niat untuk mengembalikan uang yang telah diterima.
Pertemuan tersebut ditutup dengan salaman antara siswa D dan SM kepada Zuhdi sebagai bentuk permintaan maaf dan rekonsiliasi.
Ketua Umum PBNU soroti kasus ini
Kasus ini menarik perhatian Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, yang menilai bahwa insiden ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
"Saya kira pelajaran dari sini adalah bahwa mari kita sebagai orang tua yang menitipkan anak-anaknya kepada guru, untuk mendapat pendidikan dari guru, kita harus punya apresiasi yang lebih," ungkap Gus Yahya di Jakarta, dilansir Antara, Senin (21/7/2025).
Ia menambahkan bahwa fenomena kurangnya apresiasi terhadap guru, terutama di kalangan siswa dan orang tua, cukup meluas di masyarakat Indonesia.
Gus Yahya juga mengajak para guru untuk terus meningkatkan kecakapan dalam mengajar dan mendidik anak guna mencegah terulangnya insiden serupa.
Insiden tersebut terjadi pada April 2025. Setelah kasus ini mencuat, rombongan yang mengaku sebagai perwakilan siswa yang ditampar Zuhdi mendatangi rumahnya.
Tiga bulan sebelum insiden tersebut, Zuhdi telah membayar uang denda sebesar Rp 12,5 juta kepada orang tua D, dan kedua belah pihak sudah sepakat untuk berdamai.
Salah satu oknum LSM yang berinisial K menjanjikan kepada Zuhdi untuk mengurus kasus ini agar tidak diproses hukum.
Dalam keadaan ketakutan, Zuhdi memberikan imbalan berupa uang Rp 300.000 dan empat bungkus rokok.
“Saya kasih uang Rp 300 ribu dan 4 pelat rokok katanya mau nyelesaikan semua masalah saya, tapi saat dihubungi sampai sekarang tidak ada kabar,” ujar Zuhdi, seperti yang dikutip dari Tribunbanyumas.com, Sabtu (19/7/2025).
[url=][/url]
[url=][/url]
[url=][img]https://dl.kaskus.id/assets.msn.com/staticsb/statics/latest/views/icons/ChevronRightWhiteBold.svg[/img][/url]
Kedatangan oknum LSM tersebut membuat Zuhdi merasa cemas berlebihan.
“Saya sempat kepikiran kalau sampai masuk penjara, nanti keluarnya katanya sampai Rp 20 juta,” tuturnya.
Namun, kini semua permasalahan antara Zuhdi dan orang tua murid telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Zuhdi menjelaskan bahwa penamparan tersebut dilakukan sebagai bentuk teguran setelah merasa dilempar sandal oleh siswa lain dari kelas yang berbeda.
Ia menegaskan bahwa tamparan itu bukan untuk menyakiti.
Uang denda dikembalikan
Uang denda yang diserahkan kepada SM, orang tua D, juga ditawarkan untuk dikembalikan, namun Zuhdi menolak. “Saya sudah mengikhlaskannya,” ungkapnya.
Sutopo, yang mengaku sebagai paman dari siswa D, bertindak sebagai juru bicara pihak D.
Ia menyampaikan permohonan maaf dari keluarga D kepada Zuhdi. "Bu SM meminta maaf kepada Bapak Zuhdi, kalau ada langkah salah, perkataan salah, ya ke depannya biar untuk istilahnya kebaikan, pembelajaran ke depannya," kata Sutopo.
[url=][/url]
[url=][/url]
[url=][img]https://dl.kaskus.id/assets.msn.com/staticsb/statics/latest/views/icons/ChevronRightWhiteBold.svg[/img][/url]
Ia juga menyampaikan niat untuk mengembalikan uang yang telah diterima.
Pertemuan tersebut ditutup dengan salaman antara siswa D dan SM kepada Zuhdi sebagai bentuk permintaan maaf dan rekonsiliasi.
Ketua Umum PBNU soroti kasus ini
Kasus ini menarik perhatian Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, yang menilai bahwa insiden ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
"Saya kira pelajaran dari sini adalah bahwa mari kita sebagai orang tua yang menitipkan anak-anaknya kepada guru, untuk mendapat pendidikan dari guru, kita harus punya apresiasi yang lebih," ungkap Gus Yahya di Jakarta, dilansir Antara, Senin (21/7/2025).
Ia menambahkan bahwa fenomena kurangnya apresiasi terhadap guru, terutama di kalangan siswa dan orang tua, cukup meluas di masyarakat Indonesia.
Gus Yahya juga mengajak para guru untuk terus meningkatkan kecakapan dalam mengajar dan mendidik anak guna mencegah terulangnya insiden serupa.
0
283
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan