Bagaimana Kondisi Mental Anak yang Mengalami Broken Home?

Banyak orang mengira anak broken home akan baik-baik saja seiring waktu berjalan.
Padahal luka yang mereka bawa tidak selalu terlihat. Luka itu bersembunyi di balik senyum, sikap cuek, atau bahkan tawa mereka yang terdengar keras.

Bagaimana kondisi mental anak yang mengalami broken home?* Berikut adalah beberapa fakta yang jarang disadari orang-orang di sekitarnya:

1. Merasa Tidak Layak Dicintai

Anak broken home sering tumbuh dengan perasaan bersalah. Mereka menyalahkan diri sendiri atas keretakan rumah tangga orang tuanya, meski itu bukan salah mereka. Perasaan ini membuat mereka percaya bahwa mereka tidak layak dicintai dan sulit menerima cinta dari orang lain.

2. Trauma dan Takut Ditinggalkan

Kehilangan figur ayah atau ibu dalam hidup mereka membuat anak broken home sering dihantui rasa takut kehilangan orang yang mereka sayangi. Mereka bisa jadi terlalu lengket atau justru menarik diri karena takut ditinggalkan lagi.

3. Sulit Mempercayai Orang Lain

Kekecewaan pada orang tua yang seharusnya menjadi pelindung membuat anak broken home sulit percaya pada siapa pun. Mereka selalu ragu apakah orang lain benar-benar tulus atau hanya akan melukai lagi.

4. Rentan Depresi & Overthinking

Tanpa dukungan yang tepat, kondisi mental anak broken home bisa semakin rapuh. Mereka cenderung overthinking, merasa tidak berharga, hingga mengalami kecemasan berlebih yang terbawa sampai dewasa.

Bagaimana kondisi mental anak yang mengalami broken home?* Luka batin itu nyata, meski tidak selalu terlihat. Namun, luka ini bisa dipulihkan jika ada orang yang mau hadir untuk mereka, memberi rasa aman, dan menunjukkan bahwa cinta itu masih ada.

“Mereka tidak butuh belas kasihan. Mereka hanya butuh keyakinan bahwa mereka layak bahagia.”

Menurutmu, apa yang paling berat dialami anak broken home?
Tulis pendapatmu di komentar, siapa tahu ceritamu bisa jadi penguat untuk mereka yang sedang berjuang.  Sudah punya panduan menikah dengan anak broken home belum? cek disini