Pernikahan seharusnya menjadi tempat pulang yang nyaman. Tapi bagi seorang suami yang menikahi wanita broken home, perjalanan rumah tangga bisa terasa seperti roller coaster—penuh kejutan, kadang manis, kadang menyakitkan.

Wanita broken home memang kompleks. Mereka tidak tumbuh dengan cinta yang utuh, sehingga ada luka batin yang terbawa hingga dewasa. Luka inilah yang sering kali membuat hubungan rumah tangga mereka penuh tantangan.

1. Trauma Masa Kecil yang Selalu Menghantui
Wanita broken home sering membawa bayang-bayang masa lalu ke dalam pernikahan. Mereka pernah melihat pengkhianatan, pertengkaran orang tua, atau bahkan penelantaran. Semua itu membuat mereka sulit percaya pada cinta yang tulus.

Saran untuk suami:Bersabarlah jika dia sering overthinking atau curiga tanpa alasan. Tunjukkan konsistensi bahwa kamu berbeda dari figur ayah yang pernah menyakitinya.

Saran untuk istri: Sadari bahwa suamimu bukan bagian dari masa lalu yang menyakitkan. Belajar untuk membuka hati dan percaya perlahan-lahan.

2. Ujian Kesabaran untuk Suami
Wanita broken home kadang menguji cinta pasangannya. Mereka takut dikecewakan lagi, sehingga tanpa sadar membuat drama kecil untuk memastikan apakah suaminya akan tetap bertahan.

Saran untuk suami: Jangan terpancing emosi. Pahami bahwa ini cara dia melindungi dirinya dari rasa sakit.

Saran untuk istri: Hentikan kebiasaan menguji pasanganmu. Suamimu juga manusia yang bisa lelah.

3. Pelampiasan Emosi Tak Sehat

Karena tidak pernah diajari cara mengelola emosi, wanita broken home kadang meledak pada suaminya. Bagi mereka, suami adalah orang paling aman untuk mencurahkan semua rasa marah dan kecewa.

Saran untuk suami: Jangan jadikan emosimu bahan bakar konflik. Jadi tempat aman dan arahkan dia untuk mencari cara lebih sehat mengekspresikan diri.

Saran untuk istri: Belajarlah menyampaikan perasaan tanpa menyakiti orang yang paling tulus mencintaimu.

Suami Kuat, Istri Sadar

Menikahi wanita broken home memang butuh mental baja. Tapi para istri juga harus sadar, suamimu bukan tempat sampah emosimu. Kalau tidak mau kehilangan orang yang tulus, belajarlah sembuh.

Dan untuk para suami: Jika kamu sanggup bertahan, kamu bisa jadi lelaki yang memutus rantai luka generasi sebelumnya. Kamu adalah alasan dia percaya, bahwa cinta itu nyata.

Butuh panduan menghadapi pasangan broken home? Pelajari di eBook “Panduan Menikahi Anak dari Keluarga Broken Home" dapakan melalui link disini

Semoga bermanfaat..