

TS
si.matamalaikat
Bikin China Marah, Jepang Berencana Hibahkan Kapal Destroyer ke Filipina
Quote:
Pertikaian China dan Jepang masuk babak baru, setelah sebelumnya pesawat dan kapal perang milik keduanya saling membayangi di kawasan Pasifik, kini sebuah langkah berani dari Jepang telah membuat tetangganya itu meradang. Pasalnya Jepang akan menghibahkan kapal destroyer bekas ke Filpina.
Laporan mengenai hibah kapal perang itu dilaporkan salah satu media Jepang, yakni The Japan Times, menurut media tersebut kapal yang dihibahkan adalah Abukuma Class, yang merupakan kapal jenis destroyer. Pemberian hibah kapal perang ini untuk melawan kekuatan militer China di kawasan Indo-Pasifik, terutama di wilayah Asia Tenggara. Di mana beberapa negara di kawasan itu sering diteror oleh kapal perang China yang memasuki wilayah laut mereka.
Sementara Angkatan Laut Filipina mengkonfirmasi laporan media, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (06/07/2025) bahwa; para pejabat angkatan laut sedang bersiap untuk melakukan inspeksi visual bersama terhadap kapal-kapal sepanjang 109 meter tersebut. Kegiatan inspeksi akan dilakukan pada akhir musim panas ini, menyusul undangan dari Kementerian Pertahanan Jepang.
Juru bicara Angkatan Laut Filipina, Kapten John Percie Alcos, mengatakan langkah tersebut akan menjadi bagian dari diskusi awal mengenai kemungkinan transfer kapal-kapal ini, yang oleh sebagian orang disebut sebagai frigat berpeluru kendali.
Kapal Kelas Abukuma, dirancang untuk peperangan anti-kapal selam dan anti-kapal dan dikenal karena keandalan serta fleksibilitasnya. Spesifikasi kapal itu disebut selaras dengan persyaratan operasional Angkatan Laut Filipina.
Quote:
Pasukan Beladiri Maritim Jepang (JMSDF) saat ini mengoperasikan enam kapal Kelas Abukuma, yang semuanya mulai beroperasi antara tahun 1989 sampai 1993. Kapal-kapal tersebut memiliki awak sebanyak 120 orang, bobot sekitar 2.500 ton, kecepatan tertinggi 27 knots (50 kilometer per jam), dan dipersenjatai dengan torpedo, rudal anti-permukaan, meriam, dan sistem persenjataan jarak dekat.
Sejauh ini, tidak ada rincian yang diungkapkan tentang jumlah platform yang dipertimbangkan untuk dihibahkan ks Manila, jadwal pengiriman potensial atau apakah ini akan menjadi bagian dari hibah atau pembelian antara pemerintah-ke-pemerintah. Hal tersebut masih belum jelas.
Beberapa media Jepang mengatakan, negaranya mungkin akan mengubah kesepakatan ekspor tersebut menjadi proyek “pengembangan bersama” dengan merombak kapal-kapal berusia lebih dari 30 tahun serta memperbaruinya dengan sistem modern yang dibutuhkan Filipina.
Quote:
Menurut Tiga Prinsip Jepang yang direvisi tentang Transfer Peralatan dan Teknologi Pertahanan, negara itu hanya dapat mengekspor peralatan pertahanan dengan ketentuan yang ketat, seperti ketika perlengkapan tersebut ditujukan untuk penyelamatan, transportasi, pengawasan, atau penyapuan ranjau.
Namun, platform senjata yang dianggap sebagai bagian dari “proyek pengembangan dan produksi bersama internasional” dikecualikan dari aturan ini. Itu artinya, Jepang bisa menjual atau menhibahkan Abukuma kepada Filipina dan tidak melanggar prisip tersebut.
Prinsip-prinsip tersebut pertama kali diterapkan pada tahun 1967, direvisi pada tahun 2014 dan dilonggarkan lagi tahun lalu untuk memudahkan ekspor senjata, karena Tokyo ingin membantumenopang industri militer negara tersebut. Pada era pascaperang hingga tahun 1967, Jepang diketahui telah mengekspor beberapa kapal perang, termasuk kapal pendarat tank ke Indonesia.
Quote:
Ekspor atau hibah Abukuma terjadi saat Tokyo meningkatkan upaya memperkuat kemampuan pertahanan negara-negara tetangga yang sepaham, terutama Manila. Filipina berupaya menutup kesenjangan kemampuan yang signifikan dengan Angkatan Laut Tiongkok, karena kedua belah pihak masih terlibat dalam sengketa teritorial dan maritim yang semakin memanas di Laut China Selatan.
Sebagai informasi bagi Agan, Manila tidak asing lagi dalam hal menerima peralatan militer bekas dari Jepang. Sebelumnya mereka dapat hibah lima pesawat TC-90 antara tahun 2017 dan 2018 untuk digunakan dalam patroli maritim, dengan laporan sekarang menyatakan bahwa Angkatan Laut Filipina tertarik untuk memperoleh lebih banyak lagi. Negara ini juga telah membeli radar pengawasan udara dari Tokyo dan menerima hibah lebih dari selusin kapal penjaga pantai.
Kapal Abukuma Class pertama dijadwalkan untuk dipensiunkan mulai tahun 2027, dengan frigat Mogami Class baru akan menggantikannya. Potensi hubah Abukuma ke Filipina akan menguntungkan bagi kedua belah pihak, kata para ahli.
John Bradford, pendiri dan direktur eksekutif Dewan Yokosuka untuk Studi Asia-Pasifik mengatakan bahwa, kapal-kapal ini akan memberi solusi yang relatif cepat dan berbiaya murah untuk memenuhi kebutuhan Filipina yang mendesak akan kemampuan angkatan laut.
Di sisi lain, transfer ini akan menjadi preseden bagi kebijakan Jepang yang lebih terbuka terhadap ekspor senjata karena ini akan menjadi paket platform lengkap yang mampu mempertahankan diri, mengidentifikasi target, dan menembak dengan daya mematikan. Dan, jika perlu, diguanakan dalam perang.
Quote:
Jika terwujud, penjualan atau hibah kapal tersebut akan memberi industri pertahanan Jepang lebih banyak pengalaman dalam pengembangan ekspor, dan layanan pelanggan internasional, terutama jika perusahaan Jepang ditugaskan untuk meningkatkan dan memelihara kapal tersebut.
Kemungkinan Jepang akan memberi kapal itu melalui cara hibah, bukan dengan menjualnya. Meskipun hibah, Filipina masih harus membayar untuk paket modernisasi terhadap destroyer yang dimaksud. Metode hibah sendiri lebih murah bagi Filipina, dibandingkan harus membeli kapal perang tersebut. Selain keluar banyak uang untuk membeli, masih harus mengeluarkan uang lagi untuk modernisasi.
China sendiri langsung merespon tegas terhadap potensi transfer kapal-kapal bekas Jepang ini. Dalam pernyataan bernada dingin, juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Jiang Bin, pada 14 Juli mendesak Jepang untuk merenungkan dan belajar dari sejarah secara mendalam, serta berhati-hati dalam perkataan dan tindakannya di bidang militer dan keamanan.
Quote:
Sementara media pemerintah China, menarik persamaan antara ekspor peralatan Jepang ke negara-negara regional dan tindakannya selama era Perang Dunia II. Selama Perang Dunia II, militer Jepang melakukan agresi dan penjajahan terhadap negara-negara tetangga, termasuk Tiongkok dan Filipina, serta menduduki pulau-pulau di Laut China Selatan, dengan menanggung tanggung jawab historis yang berat.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah melanggar konstitusi dan kebijakan yang berorientasi pertahanan, dengan terus mengekspor senjata dan peralatan ke luar negeri dalam upaya membentuk "kelompok kecil" untuk mengganggu Laut China Selatan dan menciptakan ketidakstabilan di kawasan Asia-Pasifik. Pernyataan ini disampaikan media pemerintah China, yakni Global Times.
Meski mendapat penolakan dari China, Jepang dipastikan tidak akan mundur untuk menghibahkan kapal perang Abukuma ke Filipina. Apalagi hibah ini bisa memberi pengalaman kepada industri militer dalam negeri dalam hal transfer kapal perang ke negara asing. Di mana Jepang sendiri kurang berpengalaman di bidang tersebut, karena jarang menjual senjata akibat pembatasan ekspor ketat yang diberlakukan pemerintahnya sendiri setelah kalah di Perang Dunia II.
Referensi Tulisan: The Japan Times& Naval News
Sumber Foto: sudah tertera






xatria dan 4 lainnya memberi reputasi
5
666
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan