- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BERITA GONZO: Anak Itu Mati di Negeri yang Katanya Merdeka


TS
jihadabdul28
BERITA GONZO: Anak Itu Mati di Negeri yang Katanya Merdeka

Oleh:Hunter s Thompson
Garut 16 juli 2025 .Anak itu mati. Mati di tanahnya sendiri, di negeri yang katanya bebas, merdeka, beradab. Tapi di balik tembok sekolah negeri bernama SMAN 6 Garut, yang berdiri gagah dengan baliho visi-misi pendidikan luhur, seorang anak meninggal . Bukan karena tidak kuat belajar, tapi karena terlalu kuat menanggung diam orang dewasa yang terlalu sibuk menyelamatkan citra masing-masing.
Sekolah menyebut: “Tidak ada bullying.”
Tentu saja tidak ada. Mana mungkin perundungan tercatat rapi dalam absensi? Mana ada catatan "murid ini dijadikan kambing hitam karena jujur"? Mana ada laporan resmi tentang kawan-kawan sekelas yang diam-diam menikam lewat tatapan sinis dan kata-kata licik?
Yang ada hanya angka.
Nilai tidak tuntas: 7 mata pelajaran.
Solusi: tinggal kelas.
Penanganan: dijadwalkan 17 Juli.
Fakta: anak itu sudah mati 14 Juli. Terlambat 3 h
Pemerintah Bicara Setelah Terlambat
Wakil Bupati datang. Kamera hidup. Semua orang mendadak peduli. Tim pendamping turun, semua seolah bergerak. Tapi kita tahu: sistem ini tidak bergerak karena cinta pada anak-anak. Ia hanya bergerak kalau ada skandal.
Dan para pejabat kita, seperti biasa, menjual simpati yang murah. Tangan mereka terlalu bersih untuk menyentuh luka. Terlalu steril dari rasa bersalah. Mereka bicara seolah anak ini bagian dari statistik, bukan manusia.
Ini Bukan Kasus Pertama — dan Bukan yang Terakhir
Setiap tahun ada anak-anak yang pergi, bukan karena gagal, tapi karena ditinggalkan. Mereka dihukum karena tidak sesuai cetakan. Mereka tumbuh di antara guru yang lelah dan birokrat pendidikan yang sibuk rapat.
Mereka belajar di negeri yang lupa bahwa pendidikan adalah tentang kemanusiaan, bukan hanya kelulusan.
Sekolah atau Mesin?
Kita mencetak generasi seperti pabrik mencetak kaleng. Siapa yang penyok, buang. Siapa yang berbeda, sisihkan. Siswa bukan manusia — mereka angka, target kurikulum, dan objek lomba. Yang jujur, bisa dihukum. Yang cerdas, bisa tenggelam oleh sistem yang tumpul. Yang terluka? Tidak penting — selama tidak viral.
Guru jadi robot. Sekolah jadi mesin.
Sistem jadi Tuhan kecil yang tak bisa digugat.
Lalu ketika ada yang mati, kita tanya: “Kenapa?”
"Satu anak mati yang katanya hidup dinegara merdeka . Sekolah menyangkal, pemerintah terlambat, dan masyarakat diam. Generasi kita sedang tidak sehat. Pendidik kita sedang tidak sehat. Sistem kita sakit parah—karena tidak ada satu pun yang benar-benar memikirkan generasi, kecuali saat semuanya sudah jadi berita kematian."
Dan ingat ini narasi jiwa bukan tujuan untuk memeras pendidik yang selama ini mencoreng nama jurnalis ,inilah yang tersisa dari berita gonzo
Diubah oleh jihadabdul28 Hari ini 12:03
0
61
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan