- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Band Hindia Dituduh Satanic, Ditolak di Tasik, Diky Chandra: Ini Jadi Pelik


TS
dononexter763
Band Hindia Dituduh Satanic, Ditolak di Tasik, Diky Chandra: Ini Jadi Pelik
TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Rencana konser musik bertajuk "Ruang Bermusik 2025" yang akan digelar di Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya, pada Sabtu (19/7/2025) hingga Minggu (20/7/2025), menuai penolakan dari sejumlah elemen masyarakat.
Salah satu band yang dijadwalkan tampil, Hindia, mendapat protes dari sejumlah ormas Islam. Mereka menilai Hindia tidak pantas tampil karena dianggap membawa simbol dan pemahaman yang tidak sejalan dengan syariat.
"Yang dipermasalahkan band ini ada indikasi band satanic, band yang memang nyerempet pada norma-norma melanggar syariat, dengan pemahaman, simbol-simbol dajal, baphomet itu saja yang jadi permasalahan," kata Ketua Al Mumtaz Kota Tasikmalaya, Ustaz Hilmi Afwan, Minggu (13/7/2025).
Selain Hindia, konser ini juga direncanakan menampilkan Nadin Amizah, Maliq & D’Essentials, Whisnu Santika, Lomba Sihir, Adnan Veron x HBRP, Feast, dan Perunggu.
Menanggapi polemik tersebut, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, berharap ada jalan tengah yang bisa diterima semua pihak.
"Saya tidak mau berbicara kepentingan pribadi, tapi segala sesuatu hari ini saya bicara sesuai aturan yang ada," ujar Diky saat menghadiri kegiatan di Leuwidahu, Kecamatan Indihiang, Minggu.
Menurut Diky, sebenarnya pihak event organizer (EO) sudah menjalankan prosedur sesuai kesepakatan yang dibuat pasca kejadian sebelumnya. Ia menilai, EO tidak memiliki niat buruk dalam menyelenggarakan konser tersebut.
"Tapi saya yakin juga teman-teman dari EO itu tidak ada maksud buruk sama sekali, mungkin berpikirnya toh sebelumnya sudah pernah, kaya kejadian di Aceh juga yang kemungkinan menjadi pemicu utamanya," katanya.
Diky menekankan pentingnya menjaga citra Kota Tasikmalaya sambil tetap membuka ruang kreativitas yang tidak melanggar norma.
"Ini jadi pelik. Di satu sisi kita harus melindungi image kota Tasik, di sisi lain juga harus mengikuti kesepakatan atau aturan yang sudah dibuat," ucapnya.
Ia berharap hasil rapat yang melibatkan ormas dan Forkopimda Kota Tasikmalaya bisa menghasilkan keputusan terbaik pada Selasa (15/7/2025).
"Saya berharap ada keputusan yang menjadikan win win solution. Mudah-mudahan itu yang terbaik dan dijadikan pelajaran setiap kejadian," kata Diky.
Lebih lanjut, Diky juga mengajak semua pihak untuk menyelesaikan persoalan ini dengan kepala dingin dan memperbaiki pola komunikasi ke depan.
"Mohon diselesaikan dengan kepala dingin, bahwasanya tidak ada niat buruk dari dua belah pihak, tinggal menemukan solusi yang terbaik. Tapi ke depan sudah mulai diperbaiki lagi sistem pola komunikasinya, supaya tidak lagi ada hal seperti sekarang," tuturnya.
https://bandung.kompas.com/read/2025...ini-jadi-pelik
ada Baphomet
Salah satu band yang dijadwalkan tampil, Hindia, mendapat protes dari sejumlah ormas Islam. Mereka menilai Hindia tidak pantas tampil karena dianggap membawa simbol dan pemahaman yang tidak sejalan dengan syariat.
"Yang dipermasalahkan band ini ada indikasi band satanic, band yang memang nyerempet pada norma-norma melanggar syariat, dengan pemahaman, simbol-simbol dajal, baphomet itu saja yang jadi permasalahan," kata Ketua Al Mumtaz Kota Tasikmalaya, Ustaz Hilmi Afwan, Minggu (13/7/2025).
Selain Hindia, konser ini juga direncanakan menampilkan Nadin Amizah, Maliq & D’Essentials, Whisnu Santika, Lomba Sihir, Adnan Veron x HBRP, Feast, dan Perunggu.
Menanggapi polemik tersebut, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, berharap ada jalan tengah yang bisa diterima semua pihak.
"Saya tidak mau berbicara kepentingan pribadi, tapi segala sesuatu hari ini saya bicara sesuai aturan yang ada," ujar Diky saat menghadiri kegiatan di Leuwidahu, Kecamatan Indihiang, Minggu.
Menurut Diky, sebenarnya pihak event organizer (EO) sudah menjalankan prosedur sesuai kesepakatan yang dibuat pasca kejadian sebelumnya. Ia menilai, EO tidak memiliki niat buruk dalam menyelenggarakan konser tersebut.
"Tapi saya yakin juga teman-teman dari EO itu tidak ada maksud buruk sama sekali, mungkin berpikirnya toh sebelumnya sudah pernah, kaya kejadian di Aceh juga yang kemungkinan menjadi pemicu utamanya," katanya.
Diky menekankan pentingnya menjaga citra Kota Tasikmalaya sambil tetap membuka ruang kreativitas yang tidak melanggar norma.
"Ini jadi pelik. Di satu sisi kita harus melindungi image kota Tasik, di sisi lain juga harus mengikuti kesepakatan atau aturan yang sudah dibuat," ucapnya.
Ia berharap hasil rapat yang melibatkan ormas dan Forkopimda Kota Tasikmalaya bisa menghasilkan keputusan terbaik pada Selasa (15/7/2025).
"Saya berharap ada keputusan yang menjadikan win win solution. Mudah-mudahan itu yang terbaik dan dijadikan pelajaran setiap kejadian," kata Diky.
Lebih lanjut, Diky juga mengajak semua pihak untuk menyelesaikan persoalan ini dengan kepala dingin dan memperbaiki pola komunikasi ke depan.
"Mohon diselesaikan dengan kepala dingin, bahwasanya tidak ada niat buruk dari dua belah pihak, tinggal menemukan solusi yang terbaik. Tapi ke depan sudah mulai diperbaiki lagi sistem pola komunikasinya, supaya tidak lagi ada hal seperti sekarang," tuturnya.
https://bandung.kompas.com/read/2025...ini-jadi-pelik
ada Baphomet





koploplondo972 dan itkgid memberi reputasi
2
321
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan