Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Tabungan Masyarakat Kian Terkuras, Prospek Penghasilan Suram
Bloomberg Technoz, Jakarta - Keyakinan konsumen di Indonesia masih rapuh di tengah ketersediaan lapangan pekerjaan yang dinilai belum membaik dan mengikis harapan akan perbaikan penghasilan ke depan.

Kondisi keuangan konsumen juga masih menunjukkan penurunan alokasi tabungan ketika beban utang masih besar dan pengeluaran untuk konsumsi meningkat.

Hal itu terungkap dalam laporan terbaru Survei Konsumen bulan Juni yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Selasa (7/7/2025), memperpanjang sinyal kelesuan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian situasi global yang terbebani perang dagang.

Persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini di kalangan konsumen menengah masih terjerembab di zona pesimistis, di bawah 100, untuk empat bulan berturut-turut.

Sementara daya beli konsumen yang salah satunya terindikasi dari indeks pembelian barang tahan lama (durable goods) di kalangan konsumen dengan nilai pengeluaran terbawah untuk pertama kalinya jatuh ke zona kontraksi, menyusul kelas menengah di atasnya.

Kelesuan daya beli konsumen sulit dilepaskan dari tantangan kondisi penghasilan yang masih terancam oleh masih sempitnya ketersediaan lapangan kerja di Indonesia saat ini, ketika gelombang pemutusan hubungan kerja terus terjadi dan aktivitas manufaktur telah terkontraksi tiga bulan beruntun.

Pengucuran stimulus senilai Rp24,4 triliun, termasuk di antaranya adalah program subsidi upah yang digeber oleh Pemerintah RI, mulai Juni lalu, terlihat belum mampu membantu perbaikan keyakinan konsumen dalam level yang signifikan.

Konsumen terlihat masih berjuang mengatasi situasi kenaikan kebutuhan konsumsi dengan mengurangi alokasi pendapatan mereka untuk ditabung, di kala beban utang masih tetap besar.

Tabungan Masyarakat Kian Terkuras, Prospek Penghasilan Suram

Berikut ini penjelasan lebih terperinci dari data Survei Konsumen edisi Juni yang penting digarisbawahi:

Kondisi Ekonomi Saat Ini

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) pada Juni stagnan dengan kenaikan tipis 0,3 poin. Indeks ini mengukur pandangan konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini dibandingkan enam bulan lalu.

Kalangan konsumen dengan besar pengeluaran teratas yaitu lebih dari Rp5 juta per kepala per bulan, mencatat penurunan indeks terbesar hingga 4,2 poin di posisi 106,1.

Hal serupa juga terlihat di kalangan konsumen berpengeluaran terkecil di bawah Rp2 juta per kepala per bulan, di mana indeksnya juga turun 3,2 poin ke zona pesimistis di 96,2, terburuk sejak April 2022. Hal itu juga merupakan kontraksi dalam dua bulan beruntun.

IKE terdiri atas tiga komponen indeks, yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini, lalu Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama.

Dari tiga komponen tersebut, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang mengukur pandangan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini tercatat turun 1,6 poin hingga angkanya terjatuh ke zona pesimistis untuk dua bulan berturut-turut.

Kondisi Penghasilan dan Ekspektasi

Hasil survei terbaru mendapati, mayoritas konsumen terutama kelas pendapatan menengah atas dan kelas atas, menilai kondisi penghasilan mereka saat ini lebih buruk ketimbang enam bulan lalu.

Sementara kelas konsumen terbawah dan kelas menengah masih mencatat kenaikan kondisi penghasilan.

Hanya saja, ke depan optimisme konsumen terlihat lebih rendah bila menyoal kondisi penghasilan enam bulan ke depan.

Indeks Ekspektasi Penghasilan di semua kelompok konsumen, mengalami penurunan pada Juni. Hal itu mengindikasikan, konsumen di Indonesia memperkirakan kondisi penghasilan mereka memburuk dalam enam bulan ke depan.

Penurunan keyakinan terkait penghasilan terutama diperlihatkan oleh konsumen kelas terbawah, kelas menengah atas dan kelas atas.

Penurunan persepsi akan kondisi penghasilan ke depan akan berdampak pada pengereman belanja konsumen. Belanja konsumen yang makin seret akan berdampak pada laju roda ekonomi keseluruhan.

Ketersediaan Lapangan Kerja

Hasil survei juga mendapati, mayoritas konsumen di Indonesia menilai kondisi ketersediaan lapangan kerja di Tanah Air saat ini masih buruk, bahkan lebih buruk dibanding situasi enam bulan lalu.

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja pada Juni turun 1,6 poin ke zona pesimistis di 94,1, terburuk sejak Maret 2022, memperpanjang tren kontraksi dua bulan beruntun.

Penurunan persepsi paling dalam terkait ketersediaan lapangan kerja ditunjukkan oleh konsumen dengan pengeluaran terbesar di atas Rp5 juta per kepala per bulan. Dalam dua bulan berturut-turut, indeks pekerjaan kelompok ini berada di zona pesimistis. Pada Juni, angkanya ada di posisi 90,1, terburuk sejak Maret 2022 silam.

Sementara konsumen kelas terbawah, malah sudah empat bulan beruntun berada di zona pesimistis di bawah 100. Pada Juni, indeks kelas ini untuk pekerjaan ambles hingga 5,7 poin di level 87,3, terburuk sejak April 2022.

Kelas konsumen menengah atas dengan pengeluaran antara Rp4,1 juta hingga Rp5 juta per bulan per kepala, indeks pekerjaan menyentuh level di bawah 100, paling pesimistis sejak Maret tiga tahun silam.

Situasi lapangan kerja yang dinilai masih suram di Indonesia saat ini, tak mampu mengangkat keyakinan untuk perbaikan kondisi pekerjaan ke depan. Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja stagnan pada Juni, hanya naik 0,3 poin.

Penurunan terbesar indeks ini dicatat oleh konsumen kelas terbawah dan menengah bawah, serta kelas konsumen teratas.

Pembelian Barang Tahan Lama

Salah satu indikator daya beli adalah pembelian barang konsumsi nonmakanan atau barang tahan lama (durable goods). Ketika pembelian barang tahan lama melemah, kemungkinan besar menunjukkan kelesuan daya beli konsumen.

Pada Juni, indeksnya naik 1,8 poin terutama disokong oleh konsumen kelas menengah yang mencatat kenaikan positif bulan lalu. Namun, untuk konsumen kelas terbawah, untuk pertama kalinya indeks durable goods pada Juni ambruk ke zona pesimistis di 95,9, terburuk sejak Oktober 2023.

Penurunan juga dicatat oleh konsumen teratas sebesar 2,1 poin, masih di zona optimistis namun di level terendah sejak Februari 2023.

Ekspektasi Kegiatan Usaha

Laporan survei mendapati, pandangan akan kondisi kegiatan usaha enam bulan ke depan masih memiliki harapan perbaikan dengan kenaikan indeks sebesar 1,5 poin.

Namun, kenaikan optimisme tidak terjadi di semua konsumen. Konsumen kelas menengah dan kelas atas justru menurun keyakinannya akan kondisi kegiatan usaha ke depan meski masih berada di zona optimistis di atas 100.

Rasio Utang dan Tabungan

Melihat perkembangan kondisi keuangan konsumen pada Juni, terlihat bahwa rasio tabungan masyarakat Indonesia pada bulan lalu menurun ke level terendah sejak Maret.

Penurunan rasio tabungan dicatat oleh hampir semua kelompok konsumen kecuali konsumen menengah dengan pengeluaran Rp3,1-Rp4 juta per bulan per kapita.

Penurunan rasio tabungan terjadi ketika alokasi pendapatan untuk konsumsi meningkat di tengah kedatangan musim libur anak sekolah dan perayaan Hari Raya Idul Adha.

Kenaikan alokasi konsumsi terjadi di semua kelas kecuali konsumen terbawah dan teratas.

Yang menarik, penurunan tabungan dan kenaikan konsumsi juga terjadi ketika rasio utang meningkat di hampir semua kelas konsumen.

Pengeluaran untuk utang terbesar terjadi di kelas terbawah, hingga 2,1 poin persentase pada Juni. Hal itu terjadi bahkan ketika konsumsi kelas ini turun ketika tabungannya juga menurun persentasenya.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...hasilan-suram/

kelas pendapatan menengah atas dan kelas atas udah terdampak, ngeri juga ini data Bank Indonesia... emoticon-Takut (S)

soelojo4503Avatar border
koploplondo972Avatar border
wintersldierzAvatar border
wintersldierz dan 3 lainnya memberi reputasi
4
449
36
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan