Kaskus

News

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Siap Lanjutkan Uji Tembak, Jepang Pasang Railgun di Kapal JS Asuka
Quote:



Proyek pengembangan railgun yang dilakukan oleh Jepang telah memasuki babak baru Gan, di mana pada 30 Juni 2025 lalu foto terbaru memperlihatkan railgun telah dipasang pada kapal khusus yang dipakai menguji senjata bernama JS Asuka. Foto-foto tersebut diunggah oleh akun @HNlEHupY4Nr6hRM di X.

Foto yang diunggah memperlihatkan railgun terpasang pada bagian buritan JS Asuka, lebih tepatnya railgun ditempatkan pada bagian dek penerbangan. Selain railgun, peralatan pendukung yang kemungkinan adalah generator, ditempatkan pada kontainer juga terlihat di dek penerbangan.

Beberapa sumber media di Jepang mengatakan bahwa rentang waktu pengujian akan berlangsung dari tanggal 9 Juni hingga 25 Juli 2025. Kapal uji telah terlihat meninggalkan Yokosuka pada tanggal 9 Juni, tetapi tidak jelas apakah pengujian dengan tembakan langsung telah dilakukan atau belum.

Berbicara melalui seorang penerjemah pada diskusi panel di DSEI Jepang 2025 (21-22 Mei), Kazumi Ito, direktur utama divisi kebijakan peralatan di ATLA, mengatakan program railgun Jepang berkembang tetapi mengakui berbagai tantangan. Sebagai pengingat bagi Agan, untuk uji tembak railgun pertama kali dilakukan oleh Jepang pada Oktober 2023. Waktu itu railgun ditempatkan di kapal dan diuji tembak di laut.

ATLA (Acquisition, Technology & Logistics Agency) sebagai pelaksana program railgun telah memberi rincian kemampuan railgun untuk menembakkan proyektil dengan kecepatan sekitar 2.230 meter per detik atau setara dengan Mach 6,5 saat menggunakan lima megajoule (MJ), atau 5 juta joule (J), energi pengisian. Hingga April 2025, kecepatan proyektil yang dilontarkan railgun menembus kecepatan 2.000 meter per detik dan masa pakai laras maksimal untuk menembakkan 120 proyektil.

Quote:


Konsep railgun jika berhasil diwujudkan, maka akan sangat bermanfaat Gan dalam peran pertahanan bagi kapal perang di era modern. Jika dipasang pada kapal perang, Jepang berharap railgun bisa mencegat rudal anti-kapal, terutama rudal jelajah hipersonik yang sulit dicegat karena kecepatannya terlalu tinggi. Memanfaatkan kecepatan tinggi dan jangkauan yang luas dari proyektil railgun, jaringan pertahanan udara berlapis dapat dibangun bersama dengan rudal permukaan-ke-udara yang dibawa kapal.

Selain dipasang pada kapal, Jepang juga berencana membuat sistem rail gun berbasis darat, yang dipakai untuk memberi tembakan balasan terhadap unit artileri musuh yang terletak jauh di belakang garis depan; hal ini mirip dengan peran howitzer tradisional. Berkat keunggulan railgun berupa waktu yang lebih singkat untuk mencapai target dan jangkauan yang lebih jauh, memungkinkan untuk melakukan serangan jarak jauh terhadap unit artileri musuh.

Selain itu, ATLA juga menggambarkan konsep penggunaan railgun sebagai artileri pantai, untuk menyerang kapal musuh yang beroperasi di laut terbuka. Harapannya proyektil hipersonik yang diluncurkan railgun, bisa menembus kapal perang musuh dan menghancurkan kompartemen penting.

Untuk proyektil yang dipakai kedepannya tidak hanya versi armor-piercing, tapi juga munisi airburst. Airburst adalah munisi yang meledak di udara untuk menyebarkan pecahan proyektil mematikan, yang dioptimalkan untuk skenario perang anti-udara.

Quote:


Railgun buatan Jepang melontarkan proyektil 40 mm dengan bantuan aliran arus listrik, maka dari itu untuk uji coba penembakan, railgun serta generator pendukung diletakkan di bagian dek penerbangan yang luas. Jika dipasang di haluan, ruangnya terbatas serta perlu modifikasi yang memakan waktu lama.

Meski bisa melontarkan proyektil pada kecepatan hipersonik, masalah utama railgun adalah laras senjata yang cepat aus Gan. Dalam kasus senjata/meriam konvensional, kerusakan laras disebabkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh ledakan bubuk mesiu, tetapi ini tidak terjadi pada laras railgun.

Kerusakan pada laras railgun disebabkan oleh panas dari arus tinggi yang mengalir, ditambah tembakan proyektil yang berkelanjutan pada kecepatan sangat tinggi akan menyebkan gesekan ekstrim dan berakibat pada keausan laras railgun. Hal tersebut menyebabkan penurunan kinerja, seperti pengurangan kecepatan luncur proyektil.

Oleh karena itu, tembaga awalnya digunakan sebagai bahan untuk laras railgun, tetapi diubah menjadi campuran logam dan bahan lain yang berbeda selama penelitian. Hasilnya, dipastikan bahwa tidak ada kerusakan signifikan yang terjadi pada laras railgun bahkan setelah 120 peluru ditembakkan. Ini masih harus dibuktikan Gan, karena baru sebatas teori saja.

Quote:


Pada fase pertama, Jepang fokus agar railgun bisa menembakkan proyektil satu per satu. Tapi, kini pengembangannya mencakup tiga hal yang terdiri dari penembakan proyektil terus menerus, penambahan sistem pengendali tembakan serta stabilitas proyektil setelah peluncuran.

Sebagai gambaran bagi Agan, untuk mencegat rudal yang masuk atau melepaskan beberapa tembakan ke kapal musuh atau target darat, railgun harus bisa melepaskan proyektil dengan cepat secara terus menerus atau berkelanjutan. Hal tersebut sedang dikerjakan.

Yang kedua, sistem kendali tembakan sangat penting untuk mengendalikan peluncuran proyektil, memperoleh target berdasarkan data sensor eksternal, memprediksi jalur penerbangan dan titik tumbukan, serta memastikan tembakan tepat sasaran. Karena itu, penelitian sedang dilakukan pada sistem kendali tembakan khusus yang disesuaikan dengan railgun. Sistem ini memiliki karakteristi yang berbeda dari sistem kendali tembakan artileri konvensional.

Terakhir adalah stabilitas proyektil. Jika peluncuran proyektil di kecepatan hipersonik tercapai, proyektil akan cepat melambat karena hambatan udara jika stabilitas terbangnya buruk. Meningkatkan stabilitas proyektil dan mengurangi hambatan udara tidak hanya akan memperluas jangkauan efektiv tetapi juga meningkatkan daya mematikan secara keseluruhan.

Quote:


Pada akhir tahun 2024 lalu, ATLA juga telah menjalin kerja sama dengan Institute Saint-Louis, lembaga penelitian milik Jerman dan Prancis; dalam upaya pengembangan railgun. Selama acara DSEI 2025, Jepang juga membuka peluang kerja sama dengan Amerika dalam program railgun. Amerika mengembangkan railgun untuk US Army dan US Navy mulai 2005 sampai 2022. Mereka menghentikan porgram railgun karena terus mengalami masalah teknis.

Selama DSEI 2025, Jepang juga memperlihatkan konsep railgun yang lebih ramping dari desain yang ada saat ini. Menunjukkan jika desain railgun kelak bisa saja berubah. Sepertinya Jepang akan fokus pada railgun versi angkatan laut. Karena mereka sudah menyiapkan desain railgun di kapal destroyer Kelas Maya (27DDG) serta kapal destroyer baru untuk misi pertahanan udara dengan kode 13DDX.

Dan tentunya menarik melihat perkembangan proyek railgun Jepang di masa mendatang. Apakah Negeri Sakura mampu membuat railgun sesuai harapan ? Waktu yang akan menjawab pertanyaan tersebut.



Referensi Tulisan: Naval News& The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera
itkgidAvatar border
dragunov762mmAvatar border
dragunov762mm dan itkgid memberi reputasi
2
106
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan