Ketika Raras menerima warisan misterius dari pamannya yang hilang—berupa peta tua menuju jantung Alas Roban—ia tidak mengira bahwa dirinya akan terjebak dalam hutan yang menyimpan lebih dari sekadar pepohonan dan akar. Ia membawa serta tiga sahabat: Surip yang takut setengah mati tapi tak pernah diam, Andin sang vlogger sok berani, dan Damar si logis yang ternyata mudah kerasukan emosi.
Namun mereka segera sadar: hutan itu bicara. Mayat-mayat bersuara. Pohon-pohon mengingat nama. Dan suara dari dalam tanah memanggil mereka satu per satu.
Ini bukan sekadar perjalanan mencari jawaban—ini perjalanan menuju sejarah kelam, di mana suara-suara korban masa lalu belum sempat diam, dan tawa adalah satu-satunya cara bertahan sebelum rasa takut mengunyah akal sehat.
Apakah mereka akan keluar hidup-hidup?
Ataukah mereka akan menjadi bagian dari pohon yang sedang menunggu korban berikutnya?

⚠️ DISCLAIMER
Cerita ini adalah karya fiksi.
Segala nama, tempat, organisasi, dan peristiwa yang memiliki kemiripan dengan tokoh atau kejadian nyata hanyalah kebetulan semata.
Cerita ini mengandung unsur horor, humor gelap, satire sosial-politik, dan kritik sejarah, yang ditulis semata-mata untuk kebutuhan naratif dan hiburan.
Tidak ada niatan untuk menyudutkan pihak mana pun secara langsung.