- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
KTT UE: Sanksi Rusia Mandek, Gaza Buntu dan Tarif Mengintai


TS
nadaramadhan20
KTT UE: Sanksi Rusia Mandek, Gaza Buntu dan Tarif Mengintai

KTT Uni Eropa dengan kepala pemerintahan dari delapan negara - Kanselir Jerman Friedrich Merz, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda, Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, Perdana Menteri Estonia Kristen Michal bertemu di Brussels, Foto: Christian Hartmann/REUTERS
Di tengah langit mendung Brussels yang diselimuti ketegangan global, di ruang tertutup, para pemimpin Uni Eropa menyuarakan satu tekad: Memperkuat dukungan bagi Ukraina menghadapi gempuran Rusia.
Dalam pertemuan puncak yang dipenuhi nada waspada, para pemimpin Uni Eropa, menyerukan pengiriman sistem pertahanan udara, antidrone, dan amunisi berkaliber besar. Semua demi membantu Ukraina mempertahankan tanah air dan rakyatnya dari gempuran Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, hadir dalam pertemuan secara virtual. Bayangannya di layar menjadi simbol bahwa perang tak menghapus semangat perlawanan.
Namun, di balik kata-kata solidaritas, kenyataan politik tetaplah rumit. Dilansir dari Associated Press, upaya menerapkan sanksi tambahan terhadap Rusia—terutama menargetkan "armada bayangan” kapal tanker minyak yang masih memberi pemasukan pada Kremlin—berjalan lambat. Satu negara, seperti biasa, memilih tak seiring jalan: Hungaria. Perdana Menteri Viktor Orbán dengan tegas menolak, dan menyatakan, "NATO tak punya urusan di Ukraina.”
Alhasil, tak ada sanksi baru terhadap Rusia yang bisa disahkan. Meski begitu, negara-negara lain tetap memuji kemajuan reformasi Ukraina dalam proses menuju keanggotaan Uni Eropa. Namun bagi Kyiv, pujian tanpa aksi tetaplah kenyataan pahit. Demikian dikutip dari dpa.
Sementara itu, garis depan yang membentang lebih dari 1.000 kilometer terus menjadi medan berdarah. Rusia memperoleh keuntungan geografis, tetapi harus membayarnya dengan harga mahal: Banyak korban jiwa berguguran dan kerugian dari segi peralatan.
Di lain pihak, Ukraina, meski kalah jumlah dalam hal pasukan militer atau persenjataan dibanding Rusia, meski kalah dalam segi jumlah, masih melawan—berkat strategi dan armada drone yang nyaris menjadi legenda perang modern. Demikian dikutip dari Associated Press.
Di luar medan tempur: Perang tarif dan perdagangan menghantui
Tak hanya perang bersenjata yang jadi perhatian. Di balik pintu-pintu kaca gedung Dewan Eropa, ada isu lain yang tak kalah panas: Perang dagang.
Dikutip dari dpa, bayangan Donald Trump kembali menghantui pertemuan. Dengan tenggat 9 Juli mendekat, Uni Eropa dikejar waktu menyelesaikan sengketa dagang dengan Amerika Serikat. Presiden AS mengancam akan memberlakukan tarif tambahan besar—hingga 50% untuk mobil, baja, dan aluminium.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melaporkan bahwa negosiasi dengan Amerika Serikat, khususnya dengan Presiden AS Donald Trump, berada di ambang waktu. Ancaman tarif 50% terhadap mobil dan baja dari Eropa menghantui industri dan pertumbuhan ekonomi.
"Kami siap untuk membuat kesepakatan,” ujarnya di konferensi pers. "Tapi kami juga siap untuk skenario terburuk. Semua opsi masih di atas meja.” Eropa pun telah menyiapkan daftar produk AS yang akan dikenai tarif balasan jika jalan damai gagal ditempuh.
Dilansir dari Associated Press, Presiden Prancis Emmanuel Macron menambahkan nada keras: "Kami tak akan membuat kesepakatan dengan harga yang terlalu mahal. Jika mereka mengenakan tarif, kami akan membalas.”
Namun Kanselir Jerman, Friedrich Merz, sadar dampaknya bagi industri Jerman, dan berkata tegas: "Lebih baik cepat dan sederhana, daripada lambat dan rumit.” Ia tak ingin sektor otomotif, farmasi, dan teknik Jerman menjadi korban tarik-ulur politik internasional. Demikian dikutip dari dpa.
Di Gaza, luka dunia menganga
Di akhir hari yang sarat diplomasi, para pemimpin Eropa juga menoleh ke selatan, ke Gaza. Pernyataan bersama KTT mencerminkan kekhawatiran mendalam: Jumlah korban sipil yang tak terhitung, kelaparan meluas, sementara blokade mencengkram rakyat Palestina.
Uni Eropa menyerukan agar Israel membuka sepenuhnya blokade bantuan. Namun, perpecahan dalam tubuh UE sendiri membuat langkah konkret sulit dilakukan.
Beberapa negara masih kokoh mendukung Israel. Sementara itu, suara-suara kritis di Parlemen Eropa memperingatkan: "Eropa kehilangan kredibilitas jika terus bungkam terhadap penderitaan ini."
Dilansir dari dpa, meski penuh energi, pertemuan tingkat tinggi itu gagal mencapai kesepakatan konkret dalam banyak hal. Isu kerja sama dengan Israel terhenti di tengah jalan. Hanya ada satu kalimat di akhir pernyataan: Para pemimpin "mengakui” laporan internal yang menyatakan bahwa tindakan Israel di Gaza melanggar prinsip kerja sama Uni Eropa.
Cahaya di tengah kebuntuan: Bulgaria menyambut Euro
Meski banyak ketegangan, satu titik terang muncul bagi Bulgaria yang diizinkan menggunakan mata uang euro mulai 1 Januari 2026. Negara Balkan itu akan menjadi anggota ke-21 zona euro. Langkah ini membawa harapan baru bagi salah satu negara termiskin di Eropa.
Sumber DW
Diubah oleh nadaramadhan20 05-07-2025 15:35
0
116
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan