Kaskus

News

LordFaries4.0Avatar border
TS
LordFaries4.0
Pemukim Yahudi Serang dan Bakar Desa Mayoritas Kristen Palestina
Judul asli kepanjangan: Pemukim Yahudi Serang dan Bakar Desa Mayoritas Kristen Palestina, Setidaknya 4 Orang Tewas
Pemukim Yahudi Serang dan Bakar Desa Mayoritas Kristen Palestina

YERUSALEM – Pemukim Yahudi Israel menyerang sebuah desa mayoritas Kristen di Tepi Barat, menewaskan setidaknya tiga warga Palestina. Serangan oleh para pemukim Yahudi semakin marak terjadi memanfaatkan perang Israel yang terjadi di Gaza, dan kemudian Iran.


Sumber Otoritas Palestina melaporkan bahwa "setidaknya tiga orang" tewas, ditembak oleh tentara Israel, dan tujuh lainnya terluka kemarin sore selama serangan terhadap Kafr Malik, sebuah desa dekat Ramallah.

Dalam insiden lain hari ini, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dibunuh oleh tentara Israel di Al-Yamoun, Tepi Barat utara, di tengah gelombang kekerasan dan bentrokan hampir setiap hari antara pemukim dan warga Palestina di Desa Taybeh.


"Kami hidup di bawah tembakan terus-menerus dari para pemukim, dan di bawah baku tembak tentara pendudukan Israel," kata Fr Bashar Fawadleh, berbicara kepada AsiaNews.


Pendeta tersebut bertugas sebagai pastor paroki di Taybeh, Tepi Barat, sebuah desa berpenduduk sekitar 1.500 orang dengan tiga gereja, terletak sekira 30 km di utara Yerusalem dan timur Ramallah, yang dikenal sebagai desa Palestina terakhir yang dihuni seluruhnya oleh umat Kristen. Lebih dari 600 penduduk adalah penganut Katolik Latin, sedangkan sisanya adalah penganut Katolik Ortodoks Yunani atau Melkit Yunani.


“Kemarin malam, para pemukim menyerang rumah-rumah di bundaran Karamelo, sebuah area di pintu masuk timur desa,” kata sang pastor. Insiden tersebut “bertepatan dengan serangan oleh puluhan pemukim di desa Kafr Malik, yang dekat dengan kami, dan yang menyebabkan kematian tiga orang martir dan pembakaran banyak kendaraan dan rumah.”


Meningkatnya kekerasan “dimulai sebelum 7 Oktober (2023 ketika Hamas menyerang Israel yang memicu perang di Gaza) dan terus berlanjut selama ini,” jelas Pastor Bashar.

“Kami hidup dalam kondisi yang sangat sulit, tetapi kami tidak takut untuk tetap tinggal di tanah kami. Kami tidak takut pada mereka yang membunuh,” tambah pendeta tersebut. “Kami adalah orang-orang yang mencintai tanah kami dan tidak akan pernah meninggalkannya.”


Lebih dari seratus pemukim dikatakan telah mengambil bagian dalam serangan di Kafr Malik, menurut kelompok hak asasi manusia Israel Yesh Din, yang mengklaim bahwa insiden itu terjadi ketika tentara Israel berdiri diam.


Gambar dan video yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa rumah dan mobil dibakar oleh para pemukim, yang juga melemparkan batu ke penduduk desa dan properti mereka. Rekaman lainnya mengonfirmasi keterangan saksi mata, dengan tentara melepaskan tembakan ke warga Palestina yang tidak bersenjata di pintu masuk desa.


Dalam sebuah pernyataan, IDF mengatakan bahwa pasukan yang turun tangan menembaki "sumber api dan pelempar batu," meskipun tidak ada bukti terdokumentasi tentang penduduk di daerah tersebut yang membawa senjata.


Para prajurit dilaporkan turun tangan untuk memisahkan para pemukim dari warga Palestina dan "menghentikan" pelemparan batu. Seorang perwira dilaporkan mengalami luka ringan setelah terkena batu.


Tak lama kemudian, IDF mengatakan bahwa warga Palestina melepaskan tembakan "dari dalam desa dan yang lainnya melemparkan batu ke pasukan," sementara para prajurit membalas tembakan.


Sementara itu, setidaknya lima pemukim Yahudi yang diduga berpartisipasi dalam serangan terhadap desa tersebut telah ditangkap dan diserahkan ke polisi untuk diinterogasi lebih lanjut.

"Di bawah naungan pemerintah dan dukungan militer, kekerasan pemukim di Tepi Barat terus berlanjut dan menjadi semakin mematikan dari hari ke hari. Seperti inilah pembersihan etnis," lapor Yesh Din, sebuah LSM Israel yang beroperasi di Israel dan Tepi Barat.


Para pemukim telah menyerang warga Palestina selama beberapa dekade, tetapi kini kekerasan telah menjadi kejadian sehari-hari. Akibatnya, pemerintah Barat memberlakukan sanksi. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden membuat AS mencabut sanksinya terhadap para pemukim.


Kepala divisi kepolisian Israel di Tepi Barat saat ini sedang diselidiki karena mengabaikan kekerasan pemukim untuk menyenangkan Menteri Keamanan Nasional yang pro-pendudukan, Itamar Ben-Gvir. Meskipun ada penyelidikan, ia dipekerjakan kembali bulan ini setelah penangguhan selama enam bulan.


Serangan itu adalah hasil kerja para ekstremis agama yang menganggap Tepi Barat sebagai bagian dari tanah perjanjian Israel, yang harus diduduki dan "dimurnikan" dengan segala cara, termasuk darah dan senjata.

https://news.okezone.com/read/2025/0...-4-orang-tewas

Mungkin markas hamas??? emoticon-Traveller
nikmatulsiti319Avatar border
soelojo4503Avatar border
dragunov762mmAvatar border
dragunov762mm dan 2 lainnya memberi reputasi
3
245
16
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan