- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Wali Kota Sebut Orang Gunung di Jayapura Biasa Demo dan Palang, Ini Tanggapan Wagub


TS
mabdulkarim
Wali Kota Sebut Orang Gunung di Jayapura Biasa Demo dan Palang, Ini Tanggapan Wagub
Viral Video Wali Kota Sebut Orang Gunung di Jayapura Biasa Demo dan Palang, Ini Tanggapan Wagub Papua Pegunungan

Kompas.com - 20/06/2025, 06:30 WIB Roberthus Yewen, Aloysius Gonsaga AE Tim Redaksi Lihat Foto Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, saat memberikan keterangan di ruang kerjanya belum lama ini di Provinsi Papua Pegunungan. Ia ikut menanggapi video viral dari Wali Kota Jayapura, terkait demo dan palang yang disebut Wali Kota Jayapura biasa dilakukan oleh orang gunung di Jayapura.(KOMPAS.COM/ARSIP HUMAS PEMPROV PAPUA PEGUNUNGAN)
JAYAPURA, KOMPAS.com - Video pernyataan Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, menjadi viral di media sosial setelah ia menyebut bahwa pelaku demonstrasi dan pemalangan di Kota Jayapura adalah orang dari pegunungan, bukan dari pantai.
Pernyataan tersebut disampaikan saat acara Expose 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jayapura di Aula Sian Sor, Senin (16/6/2025).
Dalam video yang beredar, Abisai Rollo menegaskan, “Tidak ada demo, tidak ada palang kota ini, karena yang biasa palang dan demo saya pikir bukan orang Port Numbay, bukan orang Pantai, ini orang-orang gunung.”
Ia menambahkan bahwa pernyataan itu penting agar masyarakat mengetahui bahwa persoalan yang terjadi di kota ini bukan berasal dari orang-orang Port Numbay.
Lebih lanjut, Wali Kota menekankan perlunya perjanjian agar masyarakat dari sepuluh kampung adat di Port Numbay tidak melakukan demonstrasi lagi.
“Siapa yang demo di kota ini, pak Kapolres, pak Dandim, kita semua untuk kembalikan ke kampung masing-masing supaya jangan perusak kota ini,” ujarnya. Tanggapan wakil gubernur Papua Pegunungan
Menanggapi pernyataan Wali Kota Jayapura, Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, menyatakan pentingnya menjaga keutuhan masyarakat asli Papua di tengah perubahan administrasi wilayah.
“Saya bicara dari kesatuan tubuh orang Papua. Papua boleh pecah menjadi enam provinsi, tetapi orang Papua jangan sampai terpecah. Kita satu budaya, satu DNA, satu rumah,” tegasnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (20/6/2025).
Ones, yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Yahukimo, menyayangkan pernyataan Wali Kota yang menyebutkan bahwa pelaku demo bukan berasal dari masyarakat Port Numbay atau masyarakat pantai, melainkan “orang gunung”.
Ia menilai pernyataan tersebut menunjukkan kurangnya narasi kepemimpinan yang bijak.
“Seorang pemimpin harus bijak dan berhikmat. Tidak boleh membangun narasi yang menyakiti dan memecah belah orang Papua yang satu kultur (budaya)."
"Ini pernyataan yang tidak layak keluar dari seorang kepala daerah, apalagi tokoh adat,” tegasnya. Ones juga menjelaskan bahwa ada dua dasar utama yang harus menjadi fondasi setiap pemimpin Papua, yakni budaya dan spiritualitas.
Ia menekankan bahwa orang Papua adalah satu kesatuan Melanesia yang membentang dari Sorong hingga Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
“Kami manusia Papua satu ras Melanesia. Dari Sorong sampai Merauke, dari gunung hingga pantai, kita adalah satu,” ujarnya. Ia mengajak semua elemen masyarakat dan para pemimpin melihat Jayapura sebagai rumah bersama bagi seluruh orang Papua.
“Papua boleh terbagi, tapi orang Papua jangan sampai pecah. Kalau kita utuh, kita kuat untuk membangun tanah Papua. Jangan rusak dengan narasi sempit dan sektarian,” ujarnya.
https://regional.kompas.com/read/202...mo-dan-palang.
Abisai Rollo: Saya Tidak Punya Niat Mengusir Orang Gunung dari Kota Jayapura

Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo saat foto bersama dengan para tokoh Papua Pegunungan, Herry Asso (Baju hitam) usai pertemuan di Kampung Kayo Pulau, Rabu (18/6/2026). (CEPOSONLINE.COM/HANS PALEN)
CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA- Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo akhirnya memberikan klarifikasi terkait potongan video yang ramai beredar di media sosial.
"Jadi, saya tidak punya niat atau bermaksud mengusir orang gunung dari Kota Jayapura,"ungkap Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo.
Menurutnya, video yang beredar itu hanya potongan dan tidak secara keseluruhan dari isi penyampainnya saat rilis 100 hari kerja yang dilakukan di Aula Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (16/6/2025).
"Ini hanya dipolitisir saja, seakan-akan saya mau mengusir orang gunung. Mungkin kalimat saya menyebut orang gunung sehingga muncul reaksi seperti yang terjadi sekarang ini,"ujarnya.
Abisai Rollo menyampaikan bahwa banyak masyarakat dari pegunungan yang tinggal dengannya.
Bahkan dirinya telah memberikan lahan untuk mereka berkebun, membangun rumah tinggal dan membangun gereja di Koya, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
"Kalau sekarang saya mau usir orang gunung dari kota ini sangat tidak mungkin sekali," ucapnya.
Abisai Rollo menyampaikan jika dirinya adalah seorang ondoafi yang tentunya tidak punya pikiran untuk mengusir siapapun di Kota Jayapura ini termasuk masyarakat dari pegunungan.
"Pada saat kampanye Pilkada saya datang ketemu mereka di Koya dan kita gelar bakar batu di sana dengan 30 ekor babi dan hampir 3000 ribuan orang yang datang,"bebernya.
Abisai Rollo mengaku, jika masyarakat dari pegunungan sudah ikut memilih dirinya sebagai Wali Kota Jayapura.
"Masa mereka sudah pilih saya lalu saya mengusir mereka pulang dan itu tidak mungkin. Jadi ini ada orang yang mengiring seakan-akan kalimat yang sampaikan itu mau mengusir orang gunung,"pintanya.
Tambah Abisai Rollo bahwa kalimat yang dia sampaikan sama sekali tidak menyingung untuk mengusir masyarakat dari pegunungan.
Tetapi diperuntukkan bagi oknum-oknum yang suka demo lalu berbuat anarkis di Kota Jayapura.
"Lagi saya sampaikan bahwa saya ini ondoafi yang punya hati untuk menyanyangi masyarakat dan bukan tipe saya untuk berbicara rasis kepada suku manapun,"tegasnya.
Abisai Rollo mengatakan bahwa pernyataanya berdasarkan aspirasi dari masyarakat adat di kampung-kampung.
"Saya sampaikan itu karena itu ada aspirasi dari masyarakat adat di kampung-kampung pada saat saya jalani Turun Kampung (Turkam),"terang Abisai Rollo.
Kata Abisai Rollo, masyarakat adat di kampung telah membuat kesepakatan dan pernyataan sikap bahwa mereka tidak akan palang dan demo di Kota Jayapura ini.
Masyarakat adat mereka juga ingin bahwa siapapun yang tinggal di Kota Jayapura ini tidak boleh lakukan palang dan demo.
Menurutnya, masyarakat adat di kampung telah sepakat untuk menciptakan kedamaian dan aman di Kota Jayapura selama kepemimpinannya 5 tahun ke depan
"Masyarakat adat di kampung mereka berkeinginan menjaga kedamaian di Kota Jayapura ini, sehingga mereka juga meminta semua orang yang tinggal di Kota ini tidak boleh demo di kota ini,"jelas Abisai Rollo.
Abisai Rollo kembali menegaskan bahwa ini adalah aspirasi masyarakat adat dari kampung-kampung yang ia sudah kunjungi selama Turkam.
Sehingga kalau masalah atau mereka mau menyampaikan aspirasi bisa datang lapor ke pemerintah lebih dulu dan tidak boleh demo atau palang.
"Lagi saya tekankan bahwa masyarakat adat sudah bikin pernyataan sikap bahwa mereka tidak akan demo dan palang di kota ini,"tegas Abisai Rollo.
Namun dalam pernyataan sikap itu juga masyarakat adat juga meminta agar masyarakat yang tinggal di Kota Jayapura ini tidak berdemo.
ABR menambahkan bahwa, Kota Jayapura harus aman dan tidak boleh lagi ada masalah.
"Jika ada masalah diselesaikn mari selesaikan secara musyawarah dengan pihak terkait agar masalah itu dapat diselesaikan dengan baik,"cetusnya.
ABR menyampaikan bahwa pemerintah siap untuk membuka ruang dialog bersama masyarakat dengan demikian Kota Jayapura ini bisa aman dan kondusif agar semua orang yg tinggal di kota ini dapat hidup bakerja dengan rasa aman dan nyaman
"Kalau ada masalah atau aspirasi datang lapor kesaya tidak perlu palang atau demo, pasti saya akan bantu selesaikan,"kata Abisai Rollo.
Sementara itu pada kesempatan ini pula Abisai Rollo telah bertemu dengan salah tokoh intelektual dari Papua Pegunungan, Hery Asso.
Dalam pertemuan di Kampung Kayo Pulau, Rabu (18/6/2026) malam tersebut dimana Abisai Rollo memberikan klarifikasi.
"Saya berterima kasih karena bisa bertemu langsung dengan salah satu tokoh dari Papua Pegunungan, sehingga saya bisa berikan klarifikasi, harapannya setelah pertemuan ini bisa memberikan pemahaman yang baik kepada semua saudara-saudara saya dari pegunungan bahwa saya mencintai mereka dan tidak punya niat mengusir mereka dari kota ini,"kata Abisai Rollo.
Tokoh Intelektual Papua Pegunungan, Hery Asso menyampaikan kedatanganya bertemu dengan bapak Wali Kota untuk meminta klarifikasi terkait video yang beredar.
"Setelah kita berdiskusi ternyata ada kesalah pahaman saja disini, mungkin kalimat orang gunung itu yang kita sedikit kecewa,"jelas Hery Asso.
Kata Hery Asso, selama ini masyarakat dari pegunungan mereka menganggap bapa Abisai Rollo adalah sosok bapa dan sebagai orang tua bagi semua masyarakat dari pegunungan.
Apalagi selama ini Abisai Rollo yang selalu memberikan perhatian dan merangkul masyarakat dari pegunungan.
Bahkan ia juga memberikan kesempatan bagi masyarakat pegunungan untuk tinggal di tanah yang sudah dia berikan di Koya.
"Kami punya harapan hanya satu-satunya kepada Abisai Rollo. Tetapi ketika ada video ini beredar, kami juga kaget dan akhirnya timbul reaksi,"ujarnya.
Sementara itu pada kesempatan ini Herry Asso berharap agar bapak Abisai Rollo punya kesempatan untuk berkumpul langsung dengan semua tokoh-tokoh dari Papua Pegunungan, baik itu tokoh masyarakat, tokoh pemuda, perempuan dan tokoh gereja.
Hal ini penting agar jangan sampai ada pikiran-pikiran lain lagi, namun kepada pemberian pemahaman kepada semuanya.
"Ini mungkin tahap pertama bapak Wali Kota Jayapura berikan klarifikasi, mudah-mudahan ada pertemuan bersama lagi dengan semua tokoh agar masalah ini tidak membias lagi,"tutup Herry Asso. (*).
https://www.ceposonline.com/jopalala...ayapura?page=3
masalah orang gunung dan orang pantai

Kompas.com - 20/06/2025, 06:30 WIB Roberthus Yewen, Aloysius Gonsaga AE Tim Redaksi Lihat Foto Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, saat memberikan keterangan di ruang kerjanya belum lama ini di Provinsi Papua Pegunungan. Ia ikut menanggapi video viral dari Wali Kota Jayapura, terkait demo dan palang yang disebut Wali Kota Jayapura biasa dilakukan oleh orang gunung di Jayapura.(KOMPAS.COM/ARSIP HUMAS PEMPROV PAPUA PEGUNUNGAN)
JAYAPURA, KOMPAS.com - Video pernyataan Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, menjadi viral di media sosial setelah ia menyebut bahwa pelaku demonstrasi dan pemalangan di Kota Jayapura adalah orang dari pegunungan, bukan dari pantai.
Pernyataan tersebut disampaikan saat acara Expose 100 Hari Kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jayapura di Aula Sian Sor, Senin (16/6/2025).
Dalam video yang beredar, Abisai Rollo menegaskan, “Tidak ada demo, tidak ada palang kota ini, karena yang biasa palang dan demo saya pikir bukan orang Port Numbay, bukan orang Pantai, ini orang-orang gunung.”
Ia menambahkan bahwa pernyataan itu penting agar masyarakat mengetahui bahwa persoalan yang terjadi di kota ini bukan berasal dari orang-orang Port Numbay.
Lebih lanjut, Wali Kota menekankan perlunya perjanjian agar masyarakat dari sepuluh kampung adat di Port Numbay tidak melakukan demonstrasi lagi.
“Siapa yang demo di kota ini, pak Kapolres, pak Dandim, kita semua untuk kembalikan ke kampung masing-masing supaya jangan perusak kota ini,” ujarnya. Tanggapan wakil gubernur Papua Pegunungan
Menanggapi pernyataan Wali Kota Jayapura, Wakil Gubernur Papua Pegunungan, Ones Pahabol, menyatakan pentingnya menjaga keutuhan masyarakat asli Papua di tengah perubahan administrasi wilayah.
“Saya bicara dari kesatuan tubuh orang Papua. Papua boleh pecah menjadi enam provinsi, tetapi orang Papua jangan sampai terpecah. Kita satu budaya, satu DNA, satu rumah,” tegasnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (20/6/2025).
Ones, yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Yahukimo, menyayangkan pernyataan Wali Kota yang menyebutkan bahwa pelaku demo bukan berasal dari masyarakat Port Numbay atau masyarakat pantai, melainkan “orang gunung”.
Ia menilai pernyataan tersebut menunjukkan kurangnya narasi kepemimpinan yang bijak.
“Seorang pemimpin harus bijak dan berhikmat. Tidak boleh membangun narasi yang menyakiti dan memecah belah orang Papua yang satu kultur (budaya)."
"Ini pernyataan yang tidak layak keluar dari seorang kepala daerah, apalagi tokoh adat,” tegasnya. Ones juga menjelaskan bahwa ada dua dasar utama yang harus menjadi fondasi setiap pemimpin Papua, yakni budaya dan spiritualitas.
Ia menekankan bahwa orang Papua adalah satu kesatuan Melanesia yang membentang dari Sorong hingga Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.
“Kami manusia Papua satu ras Melanesia. Dari Sorong sampai Merauke, dari gunung hingga pantai, kita adalah satu,” ujarnya. Ia mengajak semua elemen masyarakat dan para pemimpin melihat Jayapura sebagai rumah bersama bagi seluruh orang Papua.
“Papua boleh terbagi, tapi orang Papua jangan sampai pecah. Kalau kita utuh, kita kuat untuk membangun tanah Papua. Jangan rusak dengan narasi sempit dan sektarian,” ujarnya.
https://regional.kompas.com/read/202...mo-dan-palang.
Abisai Rollo: Saya Tidak Punya Niat Mengusir Orang Gunung dari Kota Jayapura

Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo saat foto bersama dengan para tokoh Papua Pegunungan, Herry Asso (Baju hitam) usai pertemuan di Kampung Kayo Pulau, Rabu (18/6/2026). (CEPOSONLINE.COM/HANS PALEN)
CEPOSONLINE.COM, JAYAPURA- Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo akhirnya memberikan klarifikasi terkait potongan video yang ramai beredar di media sosial.
"Jadi, saya tidak punya niat atau bermaksud mengusir orang gunung dari Kota Jayapura,"ungkap Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo.
Menurutnya, video yang beredar itu hanya potongan dan tidak secara keseluruhan dari isi penyampainnya saat rilis 100 hari kerja yang dilakukan di Aula Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (16/6/2025).
"Ini hanya dipolitisir saja, seakan-akan saya mau mengusir orang gunung. Mungkin kalimat saya menyebut orang gunung sehingga muncul reaksi seperti yang terjadi sekarang ini,"ujarnya.
Abisai Rollo menyampaikan bahwa banyak masyarakat dari pegunungan yang tinggal dengannya.
Bahkan dirinya telah memberikan lahan untuk mereka berkebun, membangun rumah tinggal dan membangun gereja di Koya, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
"Kalau sekarang saya mau usir orang gunung dari kota ini sangat tidak mungkin sekali," ucapnya.
Abisai Rollo menyampaikan jika dirinya adalah seorang ondoafi yang tentunya tidak punya pikiran untuk mengusir siapapun di Kota Jayapura ini termasuk masyarakat dari pegunungan.
"Pada saat kampanye Pilkada saya datang ketemu mereka di Koya dan kita gelar bakar batu di sana dengan 30 ekor babi dan hampir 3000 ribuan orang yang datang,"bebernya.
Abisai Rollo mengaku, jika masyarakat dari pegunungan sudah ikut memilih dirinya sebagai Wali Kota Jayapura.
"Masa mereka sudah pilih saya lalu saya mengusir mereka pulang dan itu tidak mungkin. Jadi ini ada orang yang mengiring seakan-akan kalimat yang sampaikan itu mau mengusir orang gunung,"pintanya.
Tambah Abisai Rollo bahwa kalimat yang dia sampaikan sama sekali tidak menyingung untuk mengusir masyarakat dari pegunungan.
Tetapi diperuntukkan bagi oknum-oknum yang suka demo lalu berbuat anarkis di Kota Jayapura.
"Lagi saya sampaikan bahwa saya ini ondoafi yang punya hati untuk menyanyangi masyarakat dan bukan tipe saya untuk berbicara rasis kepada suku manapun,"tegasnya.
Abisai Rollo mengatakan bahwa pernyataanya berdasarkan aspirasi dari masyarakat adat di kampung-kampung.
"Saya sampaikan itu karena itu ada aspirasi dari masyarakat adat di kampung-kampung pada saat saya jalani Turun Kampung (Turkam),"terang Abisai Rollo.
Kata Abisai Rollo, masyarakat adat di kampung telah membuat kesepakatan dan pernyataan sikap bahwa mereka tidak akan palang dan demo di Kota Jayapura ini.
Masyarakat adat mereka juga ingin bahwa siapapun yang tinggal di Kota Jayapura ini tidak boleh lakukan palang dan demo.
Menurutnya, masyarakat adat di kampung telah sepakat untuk menciptakan kedamaian dan aman di Kota Jayapura selama kepemimpinannya 5 tahun ke depan
"Masyarakat adat di kampung mereka berkeinginan menjaga kedamaian di Kota Jayapura ini, sehingga mereka juga meminta semua orang yang tinggal di Kota ini tidak boleh demo di kota ini,"jelas Abisai Rollo.
Abisai Rollo kembali menegaskan bahwa ini adalah aspirasi masyarakat adat dari kampung-kampung yang ia sudah kunjungi selama Turkam.
Sehingga kalau masalah atau mereka mau menyampaikan aspirasi bisa datang lapor ke pemerintah lebih dulu dan tidak boleh demo atau palang.
"Lagi saya tekankan bahwa masyarakat adat sudah bikin pernyataan sikap bahwa mereka tidak akan demo dan palang di kota ini,"tegas Abisai Rollo.
Namun dalam pernyataan sikap itu juga masyarakat adat juga meminta agar masyarakat yang tinggal di Kota Jayapura ini tidak berdemo.
ABR menambahkan bahwa, Kota Jayapura harus aman dan tidak boleh lagi ada masalah.
"Jika ada masalah diselesaikn mari selesaikan secara musyawarah dengan pihak terkait agar masalah itu dapat diselesaikan dengan baik,"cetusnya.
ABR menyampaikan bahwa pemerintah siap untuk membuka ruang dialog bersama masyarakat dengan demikian Kota Jayapura ini bisa aman dan kondusif agar semua orang yg tinggal di kota ini dapat hidup bakerja dengan rasa aman dan nyaman
"Kalau ada masalah atau aspirasi datang lapor kesaya tidak perlu palang atau demo, pasti saya akan bantu selesaikan,"kata Abisai Rollo.
Sementara itu pada kesempatan ini pula Abisai Rollo telah bertemu dengan salah tokoh intelektual dari Papua Pegunungan, Hery Asso.
Dalam pertemuan di Kampung Kayo Pulau, Rabu (18/6/2026) malam tersebut dimana Abisai Rollo memberikan klarifikasi.
"Saya berterima kasih karena bisa bertemu langsung dengan salah satu tokoh dari Papua Pegunungan, sehingga saya bisa berikan klarifikasi, harapannya setelah pertemuan ini bisa memberikan pemahaman yang baik kepada semua saudara-saudara saya dari pegunungan bahwa saya mencintai mereka dan tidak punya niat mengusir mereka dari kota ini,"kata Abisai Rollo.
Tokoh Intelektual Papua Pegunungan, Hery Asso menyampaikan kedatanganya bertemu dengan bapak Wali Kota untuk meminta klarifikasi terkait video yang beredar.
"Setelah kita berdiskusi ternyata ada kesalah pahaman saja disini, mungkin kalimat orang gunung itu yang kita sedikit kecewa,"jelas Hery Asso.
Kata Hery Asso, selama ini masyarakat dari pegunungan mereka menganggap bapa Abisai Rollo adalah sosok bapa dan sebagai orang tua bagi semua masyarakat dari pegunungan.
Apalagi selama ini Abisai Rollo yang selalu memberikan perhatian dan merangkul masyarakat dari pegunungan.
Bahkan ia juga memberikan kesempatan bagi masyarakat pegunungan untuk tinggal di tanah yang sudah dia berikan di Koya.
"Kami punya harapan hanya satu-satunya kepada Abisai Rollo. Tetapi ketika ada video ini beredar, kami juga kaget dan akhirnya timbul reaksi,"ujarnya.
Sementara itu pada kesempatan ini Herry Asso berharap agar bapak Abisai Rollo punya kesempatan untuk berkumpul langsung dengan semua tokoh-tokoh dari Papua Pegunungan, baik itu tokoh masyarakat, tokoh pemuda, perempuan dan tokoh gereja.
Hal ini penting agar jangan sampai ada pikiran-pikiran lain lagi, namun kepada pemberian pemahaman kepada semuanya.
"Ini mungkin tahap pertama bapak Wali Kota Jayapura berikan klarifikasi, mudah-mudahan ada pertemuan bersama lagi dengan semua tokoh agar masalah ini tidak membias lagi,"tutup Herry Asso. (*).
https://www.ceposonline.com/jopalala...ayapura?page=3
masalah orang gunung dan orang pantai


itkgid memberi reputasi
1
137
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan