- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Sports
Chatri Sityodtong Beberkan Mengapa Mayoritas Laga ONE Championship Berakhir Fantastis


TS
ONEchampionshipid
Chatri Sityodtong Beberkan Mengapa Mayoritas Laga ONE Championship Berakhir Fantastis

BOLASPORT.COM - Bos ONE Championship, Chatri Sityodtong, membuka tabir tentang strategi organisasinya dalam menciptakan pertarungan yang bisa memukau penonton.
Sang chairman dan CEO menceritakan kriteria apa yang menjadi patokan ONE Championship dalam merekrut atlet.
Hal itu dia sampaikan dalam percakapan dengan podcaster ternama Tim Ferriss.
Menurut Sityodtong, pertarungan berkualitas tinggi yang konsisten disajikan ONE Championship bukan hasil kebetulan semata.
"Membuat pertarungan hebat bukanlah keberuntungan," kata Sityodtong.
"Kami memiliki semacam laboratorium kimia yang memotong dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif."
Di balik kesuksesan ONE terdapat tim khusus beranggotakan 13-14 orang yang bertugas menganalisis berbagai aspek untuk menata pertandingan.
Tim ini dipimpin oleh praktisi dan legenda-legenda seni bela diri yang punya pengalaman tanding profesional seperti Matt Hume dan Rich Franklin.
"Keuntungan besar kami adalah semua orang di tim penata tanding adalah praktisi seni bela diri."
"Seperti Matt Hume yang legendaris dan Rich Franklin yang juga legenda seni bela diri," jelas Chatri Sityodtong.
Aspek yang paling membedakan ONE Championship dari organisasi lain adalah fokus mereka pada kemampuan mengincar finis.
Statistik menunjukkan bahwa 70 persen pertarungan di ONE Championship berakhir dengan KO, TKO, atau kuncian, angka yang jauh melampaui standar industri.
"ONE Championship memiliki tingkat finishing 70 persen. Itu berarti dari semua pertarungan kami, 70 persen berakhir dengan knockout atau tap out," kata Sityodtong.
Sebagai perbandingan, organisasi besar di Barat hanya mencatatkan tingkat finishing 38 persen.
Sityodtong menjelaskan perbedaan ini disebabkan oleh latar belakang atlet yang berbeda khususnya dominasi pegulat Amerika di sana.
"Gulat Amerika memang seni bela diri yang luar biasa untuk mengontrol."
"Anda bisa menjatuhkan lawan, menjepit mereka ke cage, menahan mereka, tetapi tidak selalu berujung pada penyelesaian," jelasnya.
Hal ini berbeda dari petarung Asia yang menjadi kekuatan utama ONE Championship.
Mereka memiliki mentalitas dan pendekatan yang berbeda dalam bertarung.
Chatri menyebut contoh seperti Rodtang dan saudara kembar Ruotolo sebagai petarung dengan kemampuan finishing luar biasa.
Filosofi ONE Championship dalam merekrut atlet terbilang unik.
Mereka tidak hanya mencari yang terbaik tetapi juga yang memiliki mentalitas untuk menghabisi lawan.
"Kami mencari yang terbaik dari yang terbaik, kami berusaha menemukan atlet yang datang untuk menghabisi lawan."
"Sekali lagi, saya tidak bermaksud menghabisi dalam arti buruk," tegas Chatri Sityodtong.
Konsep menghabisi lawan yang dimaksud Sityodtong merujuk pada esensi sejati seni bela diri sebagai alat pertahanan diri.
"Asal muasal seni bela diri adalah membela diri."
"Membela diri bukan tentang menari-nari demi meraih poin, bukan tentang menjatuhkan seseorang lalu menunggu dan membiarkan juri menilai," paparnya.
"Ini tentang menghabisi perampok yang datang ke rumah Anda, seseorang yang datang untuk menyakiti keluarga Anda."
"Seni bela diri adalah tentang menyelesaikan situasi berbahaya agar Anda bisa hidup untuk hari esok."
Chatri Sityodtong menekankan bahwa semangat bushido dan jiwa prajurit samurai inilah yang menjadi roh setiap atlet ONE Championship.
"Semangat itu, bushido itu, semangat prajurit samurai hidup di ONE dan hidup dalam atlet-atlet kami."
"Itulah mengapa kami memiliki tingkat finishing 70 persen," pungkasnya.

Sumber: Bolasport.com
Diubah oleh ONEchampionshipid 19-06-2025 11:09
0
14
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan