- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Indo Defence 2025: China Tawarkan 3 Unit Kapal Selam Bekas Type 039A ke Indonesia


TS
si.matamalaikat
Indo Defence 2025: China Tawarkan 3 Unit Kapal Selam Bekas Type 039A ke Indonesia
Quote:
Acara Indo Defence 2025 yang berlangsung pada 11 - 14 Juni lalu kembali hadirkan kejutan Gan, pasalnya China dilaporkan telah menawarkan tiga unit kapal selam bekas Type 039A (Yuan Class) kepada Indonesia. Laporan mengenari tawaran kapal selam itu pertama kali diberitakan oleh Janes.com.
Berdasarkan laporan media tersebut, penawaran tersebut pertama kali disampaikan oleh pejabat Poly Technologies Inc saat berkunjung ke markas Angkatan Laut Indonesia di Wisma Elang Laut di Jakarta Pusat pada tanggal 26 Mei, menjelang pameran Indo Defence 2025 yang diadakan di Jakarta dari tanggal 11 hingga 14 Juni.
Poly Technologies adalah perusahaan milik negara China yang diberi wewenang untuk melakukan impor dan ekspor sistem pertahanan di China. Dan selama acara Indo Defence, diketahui jika yang ditawarkan adalah kapal selam bekas pakai Type 039A sebanyak 3 unit; yang merupakan bekas pakai Angkatan Laut China.
Poly Technologoies menawarkan kapal selam Type 039A untuk memenuhi program Interim Readiness Submarine Class (IRSC). Sebuah program untuk mengisi kekosongan kemampuan perang bawah laut TNI AL dengan membeli kapal selam bekas, sembari menanti kapal selam baru. Untuk kapal selam yang dicari memiliki bobot 1.800 sampai 2.800 ton.
Quote:
Yuan class memiliki bobot 1.850 ton di permukaan dan 2.300 ton di bawah air, kapal selam memakai sistem propulsi udara independen (AIP) yang dikembangkan oleh 711 Institute. Kapal selam punya enam tabung untuk meluncurkan torpedo kaliber 533 mm serta rudal jelajah anti-kapal seri YJ. Ini merupakan kapal selam pertama China yang memakai sistem AIP.
Meski awalnya dirancang untuk beroperasi di kawasan pesisir, tetapi Yuan Class juga bisa melakukan tugas patroli di perairan biru. Kapal selam ini dianggap sebagai salah satu kapal selam non-nuklir paling senyap yang dimiliki Angkatan Laut China.
Dikembangkan pada awal tahun 2000-an, Yuan telah hadir melalui varian A, B, dan C yang menampilkan susunan sayap, layar yang dibentuk ulang, dan material pelapis yang ditingkatkan. Peningkatan itu membuat China akhirnya menghadirkan versi ekspor yang disebut S26T, dan ditawarkan ke Thailand dan Pakistan.
Quote:
Sebenarnya ini adalah kedua kalinya China menawarkan Yuan Class ke Indonesia Gan, pada 28 Juni 2024 lalu, galangan kapal CSSC (China State Shipbuilding Corporation) mengunjungi kantor Kementerian Pertahanan RI pada untuk melakukan presentasi kapal selam S26T. Ini adalah varian ekspor dari Yuan Class yang sebenarnya akan dijual ke Thailand. Tapi, negara tersebut masih menunda pembelian kapal karena China gagal memasang mesin buatan Jerman sesuai kesepakatan awal.
Pada 2017, Thailand memesan satu Yuan Class dari China dengan mesin diesel MTU-396 buatan Jerman. Kapal ini kemudian disebut sebagai S26T, yang dikembangkan dari basis Yuan Class. Namun, perusahaan pemasok mesin MTU membatalkan kesepakatan, karena pemerintah Jerman melarang mesin itu dipasang ke dalam peralatan militer China.
Berlanjut di Oktober 2023, Kementerian Pertahanan Thailand mengumumkan penundaan pembelian Yuan Class untuk jangka waktu tertentu. China kemudian menawarkan mesin buatan lokal, penawaran itu langsung ditolak oleh Thailand. Di sisi lain, Indonesia pun sepertinya juga enggan menerima kapal selam tersebut. Penjulan paling sukses Type 039B ke Pakistan, di mana negara ini memesan 8 unit. Empat unit akan dibuat di Pakistan.
Sejauh ini belum diketahui secara pasti, apakah tawaran yang diberikan China kepada Indonesia berupa hibah atau pembelian ? Seandainya hibah pun, Indonesia harus mengeluarkan biaya mahal untuk modernisasi Yuan Class.
Quote:
Di sisi lain, meski telah menandatangani kesepakatan untuk akuisisi dua kapal selam Scorpene Evolved dari Prancis, sejauh ini kontrak efektiv belum berjalan. Artinya kapal selam Scorpene saat ini belum bisa diproduksi. Jika, kontrak efektiv ditandatangani sekarang, maka paling cepat unit pertama dari Scorpene akan dikirim pada 2030.
Scorpene pesanan Indonesia akan memakai sistem propulsi lithium-Ion battery, yang digadang akan lebih efisien dari segi perawatan dibanding kapal selam dengan teknologi AIP. Namun, jika Indonesia menerima tawaran China, maka akan tidak sesuai dengan perencanaan awal. Tapi, jika tidak diterima, Indonesia menghadapi dilema dengan sedikitnya kapal selam yang ada. Di mana salah satunya sudah berusia lebih dari 40 tahun.
Membeli kapal selam kompleks dan rumit, suatu negara harus melihat beberapa aspek penting sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Aspek penting itu terdiri fasilitas dermaga, logostik, pelatihan kru, serta yang paling utama adalah pemeliharaan berkelanjutan. Di luar hal tersebut, pasti selalu ada aspek geopolitik yang menyertai pilihan suatu jenis kapal selam.
Jangan lupa berkomentar, sampai jumpa 

Referensi Tulisan: Janes.com
Sumber Foto: sudah tertera






MemoryExpress dan 9 lainnya memberi reputasi
10
593
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan