Kaskus

Entertainment

djrahayuAvatar border
TS
djrahayu
Mitos Kesehatan yang Masih Beredar Luas: Lindungi Diri dan Keluarga Anda
Kesehatan adalah topik yang selalu menarik perhatian, tetapi sayangnya, banyak informasi yang beredar justru tidak akurat. Mitos-mitos kesehatan seringkali dianggap sebagai kebenaran, padahal bisa berbahaya jika dipraktikkan tanpa dasar ilmiah. Beberapa mitos bahkan dapat menyebabkan keracunan ringan, gangguan pencernaan, hingga infeksi serius yang mengancam nyawa.

Salah satu contoh mitos yang masih dipercaya adalah "Minum air dingin setelah makan menyebabkan kanker". Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Menurut World Health Organization (WHO), suhu air yang dikonsumsi tidak memengaruhi risiko kanker. Namun, mitos semacam ini tetap bertahan karena informasi yang salah terus disebarkan melalui pesan berantai atau media sosial.

Contoh lain adalah kepercayaan bahwa "Makan nanas saat hamil bisa menyebabkan keguguran". Padahal, nanas mengandung bromelain yang hanya berpotensi berbahaya dalam jumlah sangat besar. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada (2017) menyatakan bahwa konsumsi nanas dalam porsi normal aman bagi ibu hamil. Mitos seperti ini justru dapat menghilangkan manfaat nutrisi penting dari buah-buahan tertentu.

Lalu, bagaimana dengan mitos yang benar-benar berbahaya?

Selain mitos seputar makanan, banyak kepercayaan keliru tentang pengobatan tradisional yang justru berisiko menyebabkan infeksi serius. Salah satu contohnya adalah "Mengoleskan pasta gigi pada luka bakar dapat meredakan nyeri". Faktanya, pasta gigi mengandung bahan kimia seperti mentol dan deterjen yang dapat mengiritasi kulit terbakar. American Burn Association (2018) menegaskan bahwa luka bakar harus didinginkan dengan air mengalir, bukan bahan lain yang justru memperparah kerusakan jaringan.

Contoh kasus nyata terjadi di Indonesia, di mana seorang anak mengalami infeksi kulit parah setelah keluarganya mengoleskan kopi dan kecap pada luka bakarnya. Dokter dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya melaporkan bahwa tindakan tersebut justru memicu pertumbuhan bakteri (Kompas Health, 2021). Praktik semacam ini masih banyak dilakukan karena mitos turun-temurun, padahal dapat memperlambat penyembuhan dan meningkatkan risiko komplikasi.

Mitos lain yang berbahaya adalah "Minum air rebusan daun sirih dapat menyembuhkan infeksi saluran kemih (ISK)". Meskipun daun sirih memiliki sifat antibakteri, mengonsumsinya secara berlebihan justru dapat mengiritasi saluran pencernaan dan ginjal. Penelitian dalam Journal of Ethnopharmacology (2019) menyatakan bahwa penggunaan herbal tanpa dosis tepat berisiko menyebabkan keracunan hati. Pasien ISK sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan antibiotik yang sesuai, bukan mengandalkan pengobatan tradisional tanpa bukti medis.

Salah satu mitos kesehatan paling berbahaya yang masih beredar adalah anggapan bahwa "Vaksin menyebabkan autisme". Klaim ini berasal dari studi Andrew Wakefield (1998) yang sudah ditarik kembali oleh jurnal The Lancet karena data palsu dan konflik kepentingan. World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah melakukan banyak penelitian yang membuktikan tidak ada hubungan antara vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) dengan autisme. Namun, mitos ini tetap hidup dan menyebabkan penurunan angka vaksinasi, memicu kembalinya wabah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.

Contoh nyata terjadi di Samoa (2019), di mana penolakan vaksinasi campak akibat hoaks menyebabkan wabah besar dengan lebih dari 5.700 kasus dan 83 kematian, sebagian besar anak-anak (WHO, 2020). Kasus ini menunjukkan betapa fatalnya dampak mitos kesehatan yang tidak berdasar. Di Indonesia, gerakan "anti-vaksin" juga masih ada, terutama di komunitas tertentu yang percaya bahwa vaksin mengandung bahan haram atau berbahaya—padahal Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa bahwa vaksin halal dan wajib untuk perlindungan kesehatan masyarakat.

Mitos lain yang berbahaya adalah "Imunisasi tidak diperlukan karena penyakit seperti polio sudah punah". Faktanya, polio masih menjadi ancaman di beberapa negara, dan penurunan cakupan imunisasi bisa memicu kembalinya penyakit ini. Kemenkes RI (2023) melaporkan bahwa 3 kasus polio terdeteksi di Aceh setelah puluhan tahun Indonesia dinyatakan bebas polio, akibat rendahnya vaksinasi di daerah tersebut. Ini membuktikan bahwa imunisasi tetap penting untuk mencegah penyakit yang bisa kembali mewabah kapan saja.

Salah satu mitos paling berbahaya dalam dunia kesehatan adalah keyakinan bahwa "Pengobatan alternatif seperti herbal atau terapi non-medis bisa menyembuhkan kanker". Banyak pasien yang menunda atau menolak pengobatan medis seperti kemoterapi karena percaya pada klaim-klaim tidak berdasar ini. American Cancer Society (2022) menegaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan pengobatan alternatif dapat menggantikan terapi medis untuk kanker. Justru, penundaan pengobatan dapat memperburuk kondisi dan mengurangi peluang kesembuhan.

Kasus tragis terjadi pada seorang pasien kanker payudara di Bogor yang memilih terapi urine dan rebusan daun sirsak selama dua tahun, alih-alih menjalani mastektomi yang direkomendasikan dokter. Ketika akhirnya memeriksakan diri, kanker sudah menyebar ke stadium IV (Kompas Health, 2022). Dokter dari RS Dharmais Jakarta menjelaskan bahwa meskipun beberapa bahan herbal mungkin memiliki efek antikanker dalam penelitian laboratorium, dosis dan efektivitasnya pada manusia belum teruji secara klinis.

Mitos lain yang berisiko tinggi adalah "Operasi kanker justru membuat sel kanker menyebar". Anggapan ini sama sekali tidak benar. Journal of Clinical Oncology (2021) menyatakan bahwa pembedahan oleh ahli onkologi tetap menjadi salah satu metode paling efektif untuk mengangkat tumor ganas sebelum menyebar. Ketakutan akan operasi sering dimanfaatkan oleh pihak yang menawarkan "pengobatan ajaib" dengan biaya mahal, tetapi justru membahayakan nyawa pasien.

Di era media sosial, banyak mitos kesehatan seputar diet ekstrem dan detoksifikasi yang dianggap sebagai solusi cepat untuk menurunkan berat badan atau "membersihkan racun" dari tubuh. Salah satu yang populer adalah "Diet air putih selama seminggu bisa membuang semua racun dalam tubuh". Faktanya, Journal of the American Medical Association (JAMA, 2021) menyatakan bahwa tubuh manusia sudah memiliki sistem detoks alami melalui hati dan ginjal. Diet ekstrem seperti ini justru berisiko menyebabkan kekurangan gizi, dehidrasi parah, dan gangguan elektrolit yang bisa berakibat fatal.

Contoh kasus nyata dialami oleh seorang wanita di Jakarta yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo setelah menjalani "diet detox" hanya dengan mengonsumsi jus lemon dan air selama 10 hari. Hasil pemeriksaan menunjukkan hipokalemia (kekurangan kalium) dan gangguan fungsi ginjal (Kemenkes RI, 2023). Kasus ini membuktikan bahwa metode detoks tanpa pengawasan medis justru membahayakan kesehatan. Mitos lain yang tak kalah berisiko adalah "Menghindari karbohidrat sepenuhnya lebih sehat", padahal karbohidrat kompleks dari biji-bijian utuh justru penting untuk energi dan fungsi otak (British Nutrition Foundation, 2022).

Mitos kesehatan yang tidak berdasar tidak hanya menyebabkan efek samping ringan, tetapi juga kematian. Sebelum mempercayai informasi kesehatan yang beredar, selalu verifikasi kebenarannya melalui sumber medis terpercaya seperti dokter, jurnal ilmiah, atau institusi kesehatan resmi. Jangan sampai mitos yang tampak "alami" atau "tradisional" justru merenggut nyawa Anda atau orang terdekat. Kesehatan adalah investasi berharga—jangan pertaruhkan dengan percaya pada informasi yang belum terbukti!


Referensi:

American Burn Association (2018). First Aid for Burns: Myths vs. Facts.

American Cancer Society (2022). Dangerous Myths About Alternative Cancer Treatments.

British Nutrition Foundation (2022). The Importance of Carbohydrates in a Balanced Diet.

Journal of Clinical Oncology (2021). The Role of Surgery in Modern Cancer Treatment.

Journal of Ethnopharmacology (2019). Risiko Konsumsi Herbal Berlebihan.

Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada (2017). Dietary Myths in Pregnancy.

Journal of the American Medical Association (JAMA, 2021). The Myth of Detox Diets.

Kemenkes RI (2023). Laporan Kasus Gangguan Ginjal Akibat Diet Ekstrem.

Kemenkes RI (2023). Laporan Kasus Polio di Aceh dan Pentingnya Imunisasi.

Kompas Health (2021). Kasus Infeksi Akibat Pengobatan Tradisional Luka Bakar.

Kompas Health (2022). Kasus Kanker Stadium Lanjut Akibat Penolakan Pengobatan Medis.

The Lancet (2010). Retraction of Wakefield's Fraudulent MMR-Autism Study.

WHO (2020). Measles Outbreak in Samoa: The Cost of Vaccine Hesitancy.

WHO (2020). Water, Sanitation, Hygiene, and Health.



0
21
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan