- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jejak 4 Komisaris PT Gag Nikel: Anak Buah Bahlil, Pensiunan Perwira TNI, Ketua PBNU


TS
matt.gaper
Jejak 4 Komisaris PT Gag Nikel: Anak Buah Bahlil, Pensiunan Perwira TNI, Ketua PBNU
Berikut ini rekam jejak empat Komisaris PT Gag Nikel, anak perusahaan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.

PT Gag Nikel adalah perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Baru-baru ini, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengungkapkan PT Gag Nikel bersama tiga perusahaan tambang lainnya, melakukan pelanggaran dalam aktivitas pertambangan.
Berikut rincian empat perusahaan dan pelanggarannya:
Mereka adalah anak buah Bahlil Lahadalia di Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), Hermansyah dan Lana Saria; pensiunan perwira TNI, Brigjen (Purn) Saptono Adji; serta Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Rozi.
Artinya, pendidikan terakhir Hermansyah adalah S2 atau bergelar Magister Sains di bidang sains dan ilmu terapan.
Di Kementerian ESDM, Hermansyah pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan Strategis.
Jabatan itu diembannya sampai tahun 2017, hingga akhirnya ia dimutasi menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) Balitbang ESDM.
Sebagai Kepala Puslitbang, Hermansyah pernah meneken proyek tes aglomerasi bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai Rp3,4 miliar, pada 2019.
PT Vale Indonesia adalah perusahaan pertambangan yang mengoperasikan tambang nikel open nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi Selatan.
Proyek ini berfokus pada tes aglomerasi pada sampel debu dan ore di perusahaan tambang di Sorowako.
Dari Puslitbang tekMIRA, Hermansyah dipindah ke Badan Geologi sebagai Kepala Pusat Survei Geologi.
Ia bertanggung jawab atas kegiatan survei geologi yang dilakukan oleh Badan Geologi.
Survei ini meliputi pemetaan geologi, penelitian sumber daya geologi, dan pemantauan bencana geologi.
2. Lana Saria
Lana Saria adalah perempuan kelahiran Kota Solo, Jawa Tengah, pada 13 Oktober 1968.
Meski demikian, ia menghabiskan masa remajanya di ibu kota dengan bersekolah di SMAN 70 Bulungan, Jakarta.
Dari SMAN 70 Jakarta, Lana melanjutkan pendidikan tinggi ke Universitas Nasional Jakarta dan berhasil meraih gelar Sarjana Biologi.
Ia kemudian berhasil meraih gelar Magister Ilmu Lingkungan dari Universitas Indonesia (UI).
Pada 2006, Lana berhasil lulus dari Kyushu University di Jepang dan meraih gelar Doktor di bidang Urban and Environmental Engineering.
Lana diketahui bergabung Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) sejak 1998.
Ia mengawali kariernya sebagai Inspektur Tambang.
Sejak saat itu, Lana terhitung sudah menduduki sejumlah jabatan strategis, seperti Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Plt. Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, hingga Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA).
Pada 2022, ia pernah diperiksa Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatra Selatan terkait pidana pertambangan senilai triliunan yang melibatkan puluhan perusahaan di Muara Enim dan Lahat.
3. Ahmad Fahrur Rozi
Lahir di Malang, Jawa Timur, pada 20 November 1971, Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Rozi adalah Ketua Tanfidziyah PBNU Pusat 2022-2027.
Dikutip dari laman pps.alqolam.ac.id, ia juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang.
Namanya juga tercatat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat 2020-2025 dan Ketua Yayasan Al-Qolam Malang.
Fahrur diketahui merupakan lulusan S1 Universitas Islam Raden Ahmat tahun 2000.
Pada 2004, ia lulus dari Universitas Islam Malang dan meraih gelar S2.
Di tahun 2016, ia lulus S3 dari Universitas Merdeka Malang.
4. Brigjen (Purn) Saptono Adji
Dikutip dari laman TNI AD, Brigjen (Purn) Saptono Adji adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1987 cabang Artileri.
Ia sebelumnya menjabat sebagai Asisten Khusus 1 Wakil Menteri Pertahanan Bidang Hubungan Internasional, dilansir kemhan.go.id.
Selama berkarier sebagai prajurit TNI, sejumlah jabatan pernah diemban Saptono.
Saat masih berpangkat Kolonel Arm, ia pernah menjadi Paban Utama B-6 Dit B Bais TNI.
Pada April 2015, Saptono dimutasi menjadi Dir B Bais TNI.
Saptono juga pernah menjadi Atase Pertahanan RI untuk Laos dan Staf Kabais TNI.
Setelah pensiun dari TNI, Saptono sempat dipercaya menjadi Staf Khusus Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
https://tribunnews.com/nasional/2025...-pbnu?page=all
Hilirisasi sesuai program kampanye kan.. Tambang terus dah

PT Gag Nikel adalah perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Baru-baru ini, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengungkapkan PT Gag Nikel bersama tiga perusahaan tambang lainnya, melakukan pelanggaran dalam aktivitas pertambangan.
Berikut rincian empat perusahaan dan pelanggarannya:
Mereka adalah anak buah Bahlil Lahadalia di Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), Hermansyah dan Lana Saria; pensiunan perwira TNI, Brigjen (Purn) Saptono Adji; serta Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Rozi.
Artinya, pendidikan terakhir Hermansyah adalah S2 atau bergelar Magister Sains di bidang sains dan ilmu terapan.
Di Kementerian ESDM, Hermansyah pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan Strategis.
Jabatan itu diembannya sampai tahun 2017, hingga akhirnya ia dimutasi menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) Balitbang ESDM.
Sebagai Kepala Puslitbang, Hermansyah pernah meneken proyek tes aglomerasi bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai Rp3,4 miliar, pada 2019.
PT Vale Indonesia adalah perusahaan pertambangan yang mengoperasikan tambang nikel open nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi Selatan.
Proyek ini berfokus pada tes aglomerasi pada sampel debu dan ore di perusahaan tambang di Sorowako.
Dari Puslitbang tekMIRA, Hermansyah dipindah ke Badan Geologi sebagai Kepala Pusat Survei Geologi.
Ia bertanggung jawab atas kegiatan survei geologi yang dilakukan oleh Badan Geologi.
Survei ini meliputi pemetaan geologi, penelitian sumber daya geologi, dan pemantauan bencana geologi.
2. Lana Saria
Lana Saria adalah perempuan kelahiran Kota Solo, Jawa Tengah, pada 13 Oktober 1968.
Meski demikian, ia menghabiskan masa remajanya di ibu kota dengan bersekolah di SMAN 70 Bulungan, Jakarta.
Dari SMAN 70 Jakarta, Lana melanjutkan pendidikan tinggi ke Universitas Nasional Jakarta dan berhasil meraih gelar Sarjana Biologi.
Ia kemudian berhasil meraih gelar Magister Ilmu Lingkungan dari Universitas Indonesia (UI).
Pada 2006, Lana berhasil lulus dari Kyushu University di Jepang dan meraih gelar Doktor di bidang Urban and Environmental Engineering.
Lana diketahui bergabung Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) sejak 1998.
Ia mengawali kariernya sebagai Inspektur Tambang.
Sejak saat itu, Lana terhitung sudah menduduki sejumlah jabatan strategis, seperti Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba, Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Plt. Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, hingga Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA).
Pada 2022, ia pernah diperiksa Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatra Selatan terkait pidana pertambangan senilai triliunan yang melibatkan puluhan perusahaan di Muara Enim dan Lahat.
3. Ahmad Fahrur Rozi
Lahir di Malang, Jawa Timur, pada 20 November 1971, Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Rozi adalah Ketua Tanfidziyah PBNU Pusat 2022-2027.
Dikutip dari laman pps.alqolam.ac.id, ia juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur 1 Bululawang, Kabupaten Malang.
Namanya juga tercatat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat 2020-2025 dan Ketua Yayasan Al-Qolam Malang.
Fahrur diketahui merupakan lulusan S1 Universitas Islam Raden Ahmat tahun 2000.
Pada 2004, ia lulus dari Universitas Islam Malang dan meraih gelar S2.
Di tahun 2016, ia lulus S3 dari Universitas Merdeka Malang.
4. Brigjen (Purn) Saptono Adji
Dikutip dari laman TNI AD, Brigjen (Purn) Saptono Adji adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1987 cabang Artileri.
Ia sebelumnya menjabat sebagai Asisten Khusus 1 Wakil Menteri Pertahanan Bidang Hubungan Internasional, dilansir kemhan.go.id.
Selama berkarier sebagai prajurit TNI, sejumlah jabatan pernah diemban Saptono.
Saat masih berpangkat Kolonel Arm, ia pernah menjadi Paban Utama B-6 Dit B Bais TNI.
Pada April 2015, Saptono dimutasi menjadi Dir B Bais TNI.
Saptono juga pernah menjadi Atase Pertahanan RI untuk Laos dan Staf Kabais TNI.
Setelah pensiun dari TNI, Saptono sempat dipercaya menjadi Staf Khusus Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
https://tribunnews.com/nasional/2025...-pbnu?page=all
Hilirisasi sesuai program kampanye kan.. Tambang terus dah






nunuahmad dan 4 lainnya memberi reputasi
5
439
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan