- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi RI 8% Sulit Tercapai, Ini Penyebabnya


TS
jaguarxj220
Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi RI 8% Sulit Tercapai, Ini Penyebabnya
Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik Rachbini menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 8% berpotensi sulit tercapai.
Menurut dia, hal ini disebabkan karena saat ini pertumbuhan industri manufaktur Indonesia hanya berkisar di level 3% hingga 4%. Padahal ini menjadi salah satu penopang produk domestik bruto (PDB) nasional.
"Untuk nilai tambah bagaimana pertumbuhan ekonomi, janjinya 8%, bisa atau tidak? Saya tidak bisa menjawab. Kalau sekarang, industrinya tumbuh 3%, 4%, mana bisa mau tumbuh 7%, 8%? Tidak bisa," kata Didik dalam Simposium Nasional Sumitronomic dan Arah Ekonomi Indonesia, Selasa (3/6/2025).
Menurut dia, jika menginginkan pertumbuhan ekonomi setidaknya 7%, maka hal itu harus bisa disertai dengan pertumbuhan industri di angka 10%, dengan pertumbuhan ekspor harus berada di angka 20%. Meskipun kredit dengan suku bunga yang tinggi mencapai 20%.
Kata dia, melihat dari kacamata prinsip ekonom kawakan Sumitro Djodjohadikusumo, industri seharusnya menjadi panglima dalam proyeksi menumbuhkan ekonomi suatu bangsa.
"Jadi industri seperti yang disebut oleh Pak Sumitro, menjadi panglima untuk bisa menumbuhkan ekonomi. Bahwa Pak Mitro betul selalu menjelaskan pentingnya industrialisasi itu dalam kaitan untuk menciptakan full employment (padat karya)," jelas dia.
Diketahui, perekonomian Indonesia pada kuartal II-2025 diperkirakan akan makin melambat dengan pertumbuhan hanya sebesar 4,80% year-on-year, menurut hasil survei terbaru yang dihelat oleh Bloomberg terhadap 31 ekonom yang dilansir pada hari ini, Jumat (30/5/2025).
Bila prediksi itu terealisasi, maka akan menjadi pelemahan dalam dua kuartal beruntun, mengingat pada kuartal pertama lalu laju PDB Indonesia juga telah melemah, hanya tumbuh 4,87% year-on-year, dari capaian 5,02% pada kuartal sebelumnya.
Sehingga secara kuartalan, pada triwulan pertama lalu, PDB Indonesia terkontraksi sebesar 0,98% dibanding kuartal IV-2024. Apabila pada kuartal kedua tahun ini terjadi kontraksi lagi, maka perekonomian Indonesia akan masuk ke zona resesi teknikal, karena terjadi kontraksi kuartalan dua periode beruntun.
Capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua yang diramal makin lesu tidak bisa dilepaskan dari minimnya faktor pengungkit laju mengingat puncak konsumsi rumah tangga, yang menjadi motor utama pertumbuhan, sudah berlalu pada ketika ada perayaan lebaran pada Maret lalu.
Pada saat yang sama, kinerja perdagangan juga terbebani oleh situasi perang dagang yang memantik tren restriksi. Sokongan belanja pemerintah juga agaknya sulit diharapkan terbatasi komitmen menjaga defisit fiskal di angka aman ketika laju penerimaan negara masih menunjukkan tren pelemahan.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...i-penyebabnya/
Sulit tercapai bukan berarti tidak mungkin.
Perlu usaha yang keras, mungkin perlu REVOLUSI juga..
Menurut dia, hal ini disebabkan karena saat ini pertumbuhan industri manufaktur Indonesia hanya berkisar di level 3% hingga 4%. Padahal ini menjadi salah satu penopang produk domestik bruto (PDB) nasional.
"Untuk nilai tambah bagaimana pertumbuhan ekonomi, janjinya 8%, bisa atau tidak? Saya tidak bisa menjawab. Kalau sekarang, industrinya tumbuh 3%, 4%, mana bisa mau tumbuh 7%, 8%? Tidak bisa," kata Didik dalam Simposium Nasional Sumitronomic dan Arah Ekonomi Indonesia, Selasa (3/6/2025).
Menurut dia, jika menginginkan pertumbuhan ekonomi setidaknya 7%, maka hal itu harus bisa disertai dengan pertumbuhan industri di angka 10%, dengan pertumbuhan ekspor harus berada di angka 20%. Meskipun kredit dengan suku bunga yang tinggi mencapai 20%.
Kata dia, melihat dari kacamata prinsip ekonom kawakan Sumitro Djodjohadikusumo, industri seharusnya menjadi panglima dalam proyeksi menumbuhkan ekonomi suatu bangsa.
"Jadi industri seperti yang disebut oleh Pak Sumitro, menjadi panglima untuk bisa menumbuhkan ekonomi. Bahwa Pak Mitro betul selalu menjelaskan pentingnya industrialisasi itu dalam kaitan untuk menciptakan full employment (padat karya)," jelas dia.
Diketahui, perekonomian Indonesia pada kuartal II-2025 diperkirakan akan makin melambat dengan pertumbuhan hanya sebesar 4,80% year-on-year, menurut hasil survei terbaru yang dihelat oleh Bloomberg terhadap 31 ekonom yang dilansir pada hari ini, Jumat (30/5/2025).
Bila prediksi itu terealisasi, maka akan menjadi pelemahan dalam dua kuartal beruntun, mengingat pada kuartal pertama lalu laju PDB Indonesia juga telah melemah, hanya tumbuh 4,87% year-on-year, dari capaian 5,02% pada kuartal sebelumnya.
Sehingga secara kuartalan, pada triwulan pertama lalu, PDB Indonesia terkontraksi sebesar 0,98% dibanding kuartal IV-2024. Apabila pada kuartal kedua tahun ini terjadi kontraksi lagi, maka perekonomian Indonesia akan masuk ke zona resesi teknikal, karena terjadi kontraksi kuartalan dua periode beruntun.
Capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua yang diramal makin lesu tidak bisa dilepaskan dari minimnya faktor pengungkit laju mengingat puncak konsumsi rumah tangga, yang menjadi motor utama pertumbuhan, sudah berlalu pada ketika ada perayaan lebaran pada Maret lalu.
Pada saat yang sama, kinerja perdagangan juga terbebani oleh situasi perang dagang yang memantik tren restriksi. Sokongan belanja pemerintah juga agaknya sulit diharapkan terbatasi komitmen menjaga defisit fiskal di angka aman ketika laju penerimaan negara masih menunjukkan tren pelemahan.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...i-penyebabnya/
Sulit tercapai bukan berarti tidak mungkin.
Perlu usaha yang keras, mungkin perlu REVOLUSI juga..







aldonistic dan 4 lainnya memberi reputasi
5
277
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan