- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kotak Kayu di Loteng Tua


TS
yantosau
Kotak Kayu di Loteng Tua

Hari itu langit tampak abu-abu. Hujan mengguyur sejak pagi, membuat udara dingin menyusup ke sela-sela dinding rumah peninggalan kakek. Raka baru dua hari tinggal di sana, setelah memutuskan meninggalkan hiruk-pikuk kota demi mencari ketenangan di desa kecil bernama Sentika. Rumah kayu tua itu kosong selama bertahun-tahun sejak kematian kakeknya, dan Raka merasa ada yang memanggilnya kembali, entah apa.
Hari ketiga, ia memutuskan membersihkan loteng. Tangga kayu tua berderit pelan ketika ia naik. Bau debu dan kayu lapuk menyambutnya. Di sana hanya ada barang-barang lama: koper berdebu, lukisan usang, dan sebuah **kotak kayu kecil yang terkunci rapat**.
Kotak itu aneh. Berukirkan simbol seperti matahari dengan huruf-huruf tua yang tak dikenalnya. Raka merasa kotak itu menatapnya, seolah menyimpan sesuatu lebih dari sekadar isi.
Malamnya, ia mencari kunci. Dan anehnya, saat membuka laci lemari tua di ruang tamu, ia menemukan kunci kecil berbentuk persis seperti ukiran di kotak. Tanpa ragu, ia membuka kotak itu di bawah cahaya lampu meja.
Isinya hanya **sehelai surat dan foto lama**.
Foto itu memperlihatkan seorang anak kecil berdiri di depan rumah yang sama. Di belakangnya berdiri seorang pria tua dengan wajah sangat mirip Raka. Tapi yang membuat bulu kuduknya berdiri adalah: **anak kecil itu juga mirip dirinya. Terlalu mirip.**
Suratnya bertanggal tahun 1954. Ditulis oleh seseorang bernama “Rakanda Wiratama”.
> *“Jika kau menemukan ini, berarti sejarah telah terulang. Rumah ini bukan hanya tempat tinggal, tapi penjaga waktu. Kau bukan hanya cucu dari seorang kakek biasa. Kau adalah kelanjutan dari lingkaran yang belum selesai. Kunci berikutnya ada di bawah papan lantai yang ketiga dari kanan di ruang makan. Beranilah membuka semuanya, atau kau akan hidup dalam siklus yang sama seperti aku.”*
Raka merinding. Namanya adalah **Raka Wiratama**. Ia mulai curiga: apakah hidupnya bukan miliknya sendiri?
Hari berikutnya, ia mengangkat papan lantai sesuai petunjuk. Di sana ia menemukan **sebuah buku harian tua** yang mencatat peristiwa-peristiwa aneh—pengulangan hari, mimpi yang selalu sama, orang-orang yang tak menua.
Malam itu, saat tertidur, ia bermimpi berdiri di stasiun tua, disambut kereta yang tak punya penumpang. Dari dalam kereta, seorang pria tua melambaikan tangan padanya.
Saat bangun, Raka mendapati jam tangannya **berhenti di pukul 02.17**—waktu yang sama seperti dalam mimpinya.
Dan hari-hari berikutnya, segalanya mulai berulang: hujan yang turun pada jam yang sama, burung yang selalu terbang ke arah barat, dan suara derit tangga yang terdengar meski tak ada siapa-siapa di loteng.
Raka sadar: **dia telah membuka sesuatu yang seharusnya tetap terkunci.**
---






intanasara dan 2 lainnya memberi reputasi
3
102
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan